Kemarin, saya diramal. Bersama angka-angka dan simbol berjumlah empat untuk menjustifikasi kehidupan. Ada yang bermakna jumlah rasa sayang, jumlah kesuksesan, juga jumlah dukung-tidak dukung.
Kemarin, logika & hati saya berhasil dicampur-adukan dengan mudah. Hanya karena sebuah permainan menggunakan sekotak kartu remi. Sial.
Dan hari ini hujan turun menderas di Jakarta. Membawa memori hari-hari terakhir sebagai belia yang kasmaran. Tersedot dalam status 'bagai dunia milik berdua', melempar realita, sembunyi-sembunyi, untuk menjadi diri sendiri yang lain daripada banyak orang tahu. Untuk menjadi, aku.
Iya kah, aku harus menjadi aku dengan pilihan jalan yang rumit? Aku yang tak lagi insomnia, tak lagi kalap menjerit di kala tidur, yang bangun lebih pagi demi membuat kopi, yang rajin berdandan-wangi.. ialah aku?
Aku. Seperti menemukan, momen menunggu ia yang terlambat pulang.. Untuk berkata selamat datang lalu mengambilkan air putih, untuk kemudian uleng-uleng & mendengar: "Ayah kangen sama Kakak~" :')
*
...memilihlah. Jangan sampai merasa tidak memiliki pilihan.
Lakukan karena kau memilih. Jangan karena orang lain atau keadaan.
Dan di tengah tidur mu. Kubisikkan lewat cahaya mentari dihadapku...
"Pagi Cinta..Permaisuri Ratu Hatiku"
Sampailkan lah agar menjadi kehangatan di pipi mu.
♪ I call baby up. Leave me alone.
I'm in pain but I won't let you band-aid the wound
I'm mad at a stage where I can't even handle my own
Give me a quiet mind and I...
I love you
You give me a quiet mind and I...
I love you
Until the end ♪
[Blue October: Quiet Mind]