Ini hal yang langka, saat pesan kosong itu kembali datang tapi aku tak berdesir. Atau dari laku - laku manis tapi aku tidak terbang. Ataupun saat kulihat yang indah tapi tetap berkedip. Ntah kah namanya apa, karena aku kini kehilangan bobot gravitasi tapi tetap berputar pada poros. Seperti yang kubilang bahwa hal ini tak terdefinisi. Karna kuterka tapi semakin kabur, kuraba tapi semakin bergemuruh, kutangkap tapi terlalu halus untuk diraih.
Mungkin kagum, merekam diam dengan nada yang dibuat lancar.
Mungkin terpana, malu - malu untuk membalas lekat tatapan itu.
Mungkin membatu, dengan semua baik konsep penjagaan yang begitu lembut.
Mawar putih yang katanya menandakan sesuatu yang tak terbatas, bukan menggebu ataupun tak tahan lama. Yang selalu membuatku terkikik ketika teringat : 'Ah filosofi darimana ituu?'
Yang mungkin telah lama kusadari lalu membuncah tak terkendali. Yang memang tak dikontrol lalu berimbas pada ketidakseimbangan kehidupan sekitar galaksi. Biarlah kalau memang lebih bagus disimpan rapat dengan tanggapan menerka tapi tak bertanya. Atau tetap bertukar kabar dengan tak enak hati. Mari bicara, meski dengan itu pun tentu tidak bisa menyenangkan seluruh elemen.
Ah maaf bila aku memang tak bisa peka dengan satu urusan yang rumit itu. Yang rupanya dapat berkembang tak disangka, tak mampu diselesaikan, yang selalu berujung pada kisah - kisah tak usai.
Aku hanya menyaru dengan tanah. Aku hanya mengalir bersama air. Berkobar mengikuti api. Berhembus disepoikan angin. Atau menyendu bersama embun pagi. Berjalan mengikuti kotak - kotak yang kompleks, tapi bisa diatur bila sama - sama mengetahui caranya.
Namun memang sulit jika kau sebagai planet asing tak menggunakan kaca pembesar untuk melihat detil dari inti Bumi. Dan lebih sulit lagi karena aku tak punya alat canggih yang tak terbatas itu. Aku hanya punya beberapa bagi yang peduli untuk memahami rahasia sistem kerja disini.
Kalau kata nenek gila :
'Lo manajemen emosinya bagus sih, Ngil. Jadi keliatannya lo kayak kolektor. Padahal lo kalau galau sampai bisa terjun dari atap PAU, sayangnya gak dibagi sih jadi ya gak terlihat.'
Whatever you say, dear. Setiap orang pasti memiliki sisi yang hanya bisa dipahami oleh yang mengerti. Bukan konsumsi memang bagi umum yang tak satu frame. Yah, cukup tau aja deh lo wkwk. ;p
'Hanya tahu kulit luarnya, tapi sungguh menyayangkan ...' Hmp, sangat wajar.
Dan definitely, SAYA SETUJU. Hehe.
Maaf.