Bahwa berapa kali pun kukatakan dan kujelaskan sejujurnya, rupanya tak mampu menghilangkan prasangka tentang siapa yang memindahkan cahaya itu, atau tentangku yang membebani berbongkah batu. Yang kemudian dibisikkan pada setiap daun yang jatuh dihembus angin, yang setiap bergesek di kulit terasa pedih.
Namun bukan masalah bagiku bila dengan itu dapat sedikit membantu untuk terbiasa kehilangan cahaya, atau meringankan beban yang begitu berat kuserahkan. Ya demi itu aku rela. Rela mendengar setiap daun tajam yang bergesek di telinga. yang asalnya bersahabat menjadi begitu menyakitkan. Untuk menjalani masa yang katanya bakal ngangenin tapi rupanya hanya menjadi sepi luarbiasa dalam sebuah keluarga yang memang sudah carut marut dari dulu tapi tetap menenangkan.
Bahwa takpapa bila harus kehilangan dia-dia yang kusayang dan kujaga sampai akhir masa. Bila dengan itulah kau kini mampu berjalan di duniamu yang sendiri.
Benar,Vidia. Kamu kuat, bisa menghadapi situasi apapun. Pejamkanlah matamu, dan lihatlah dengan hati. Karena banyak hal2 tak terlihat yang rupanya lebih indah. :)
*Kangen ;-*
Vidia, kamu kenapa?
0 komentar:
Post a Comment