Tuesday, May 7, 2013

Another Paradise: Kep. Raja Ampat


Siang itu, saya dan empat orang Abang-abang geje yang hampir semuanya bujang *****, memutuskan mengambil kesempatan curi-curi dan sedikit tipu-tipu untuk bertualang ke salah satu destinasi impian yang.. katakanlah, bahkan menyangka harapan saya akan terkabul pun sedikit sekali. Hihi.

Pasalnya, kebetulan sekali, proyek kali ini berlokasi di Salawati, Papua Barat. Yang hanya berjarak sejengkal saja dari Blok Raja Ampat (Fyi, Pulau Salawati dibagi menjadi dua, yang mengandung minyak ditarik menjadi bagian Kota Sorong, sementara sisanya dimasukkan dalam gugusan Kabupaten Raja Ampat). Yang hanya berjarak dua jam perjalanan Sorong-Waisai menggunakan kapal penumpang seharga Rp 120.000,-

Pertama kali menginjakkan kaki disana, di Waisai (Ibu Kabupaten Kep. Raja Ampat), saya sungguhan speechless. Kondisi lokal disana sungguh jauh dari kemegahan dan kemewahan yang ditayangkan di televisi maupun liputan travelling. Resort, Cottage, maupun pelayanan boat mewah hanyalah segelintir yang diletakkan di beberapa penjuru yang bisa dinikmati dalam bentuk paket bagi turis yang berdompet tebal. Pfffft. Selamat datang di Bumi Cendrawasih.

Dari segi fasilitas yang bisa dirasakan umum masih jauh dari terkoordinir, masih jauh dari pengelolaan ideal bagi kekayaan alam secantik itu. Sangat disayangkan. Pemilik salah satu rumah hotel yang kami inapi (yang Ibu-ibu penjaganya mata duitan, nasi telor kecap sama harganya seperti ayam bakar porsi jumbo + nasi mentung + tahu + sambal mantap + es jeruk --"), mengaku kewalahan mengejar berita mengenai kepulauan mereka yang dipublikasikan ke publik. "Terlalu tinggi, di ulangtahun yang ke-10 ini, kami merasa jatuh-bangun mengejar image yang digemborkan televisi", ungkapnya.

Kepulauan Raja Ampat, yang dari ratusan pulau hanya beberapa pulau yang berpenghuni, yang jarak antara satu dengan yang lainnya hanya bisa dijangkau dengan boat bermuatan solar yang berharga sangat mahal (kalau tidak salah 1 drum solar isi 200 liter bisa mencapai angka 3juta~). See, itulah mengapa wisata disana sangat menguras lembaran rupiah. :((

Dan dengan pengetahuan lokasi-lokasi tujuan yang minim, dan budget yang seadanya, akhirnya paket yang kami ambil hanyalah paket 7 spot snorkeling satu hari penuh (3,5juta/boat) di hari pertama dan paket Wayag (Ikon Raja Ampat) di hari kedua (5,4juta, seri paling murah karena pakai perahu abal-abal dari dinas pariwisata).

Bagi saya pribadi, perjalanan kali ini seperti menemukan keindahan yang tak terduga bisa ditemukan di kawasan pesisir dan perairan. Distraksi rupanya tidak hanya bisa ditemukan di puncak-puncak gunung, tapi juga di lembah-lembah lautan. Kawan, dunia bawah laut sana sungguh begitu mendebarkan hati.

Meski setelahnya saya harus mengirit menghemat sebulan penuh, dan sepulang darisana mendapat kabar mengejutkan bahwa selama saya berlibur kakak lelaki kehitaman manis nyebelin saya rupanya sedang sakit parah, tapi.. ribuan imaji yang terekam jauh menembus otak, ribuan keindahan memesona yang meresap jauh ke dalam hati, sungguh menjadi suatu harta yang bisa saya rasakan hingga detik ini. Terimakasih, atas kesempatan yang Kau berikan, mengecap besarnya semesta-Mu. :)


Waiwo
Pasir Timbul Bianci

Mangkur Kodong

Sail to Wayag


Wayag

 

  
Pasukan Sakit Jiwa

BROCHURES:





 PS:
Siapa yang takkan iri? Hihi~
*edisi sombong & congkak :))

Dokumentasi:
https://www.facebook.com/vidiachandradewi/media_set?set=a.10200908652506005.1073741828.1456038140&type=3

Situs:
http://www.gorajaampat.com/
http://www.xray-mag.com/pdfs/xray06/X-Ray6_Adobe6.pdf

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com