Aku masih ingat dengan tepat kala aku membelinya.Diantar seorang peneman hidup,di pojok kota.
Ya,malam itu gerimis,dan perjalanan sungguh jauh.Dengan kondisi sedikit dipaksakan.Kupilih yang baik dari yang terbaik.Satu akan kuberikan melalui Ayah,dan satu lagi sebagai kesatuan anak-anaknya.
Kucium wanginya lekat2,dan kukecup dgn doa kebahagiaan.Biar tak ada yg mendengar.Karna bagiku,cukup Mawar ini yg berbicara.
Dan pagi itu datang.Pagi dgn penat yg biasa.Kondisi sehari2 rumah melankolisku.Kuambil bunga2 yg disembunyikan sejak malam.Kulirik Beliau yg sedang asyik di dapur.Aku menghela nafas.
Lamat2 kuserahkan setangkai pada Ayah,yg terperangah lalu bertanya : 'Ini buat Ayah yg kasih?'
Aku mengangguk pelan,tersenyum.Lalu kulihat air mata haru itu turun.Demi Tuhan!Ini tangis yg baru pertama kali kulihat.Menangis karna kehidupan.
Aku menaikkan alis,bertanya kenapa.
'Ayah udah gak bisa ngasih apa2.'
Ah,hatiku mencelos,runtuh.Kupalingkan tatapanku dari wajah Ayah yg lelah dan biru.Aku tak kuat.Kah karna Ayah sudah tak bisa mengantarku membeli bunga lagi seperti tahun lalu?
Semerta2 kelabu itu pecah dgn cepat.Meledak2,seperti gempa.Kusentuh beliau pelan,berusaha menyampaikan apa yg tk pernah terucap.Lalu bergegas kembali ke duniaku,karna rupanya aku pun basah.Menutup mataku rapat,dari rumah melankolis milikku yg bertambah pekat.
Dua Mawar merah,yg dibeli di tengah hujan gerimis.
Tapi malah membuat hari mu kelabu.Maaf.:(
Selamat ulang tahun.Berbahagialah.
0 komentar:
Post a Comment