Kemarin, Jumat, kita lagi bertengkar hebat. Lucu rasanya, mengingat aku bisa bersikap kekanakan seperti itu. Sudah sifat bawaan, aku tak mau dianggap remeh. Maaf.. ;p
Diawali pesan singkat yang tak kauinginkan, hehe. Bahwa memang sesekali aku masih bertukar kabar, berbagi kepedulian, bersama orang-orang penting yang sangat berjasa dalam mengejar impian saat kau tak ada. Bagaimanapun, aku memang belum sanggup bersikap tak acuh bagaikan mereka itu sampah. Habis manis sepah dibuang, aku tak bisa. Maafkan sayang.. aku tak bermaksud memberi udara pada api, ingin api itu berhembus dan membuat makin besar. Tidak, aku hanya tak tega membuatnya padam sia-sia, tak berguna. Lalu kau diam mengerutkan kening dan bertanya, "Kamu serius gak sih sama aku?"
Wow. Refleks, speechless karena tak ingin terdengar omong kosong. Kubilang iya pun, takkan kau percaya karena pesan singkat tak penting itu bukan? Maka aku hanya membalikkan badan. Dan saat kau bangkit, aku pun bangkit, melengos pergi. Saat itu, aku hanya emosi, mungkin?.. Karena lagi kau tanyakan retorika, bahwa kau tak cukup mengenalku hingga detik itu. Aku tahu itu wajar. Hanya saja, itu menyebalkan, kau tahu..
Maka itu bohong besar, saat ku bilang tidak. Waktu kubilang yang kita lakukan hanya buang-buang waktu, hanya percuma. Hingga kau banting dan lempar mereka.. entahlah, aku hanya tahu, aku harus kembali untuk menenangkan kamu, untuk berkata jujur akan yang menyakitkan tadi. Entah mengapa kali itu kuputuskan untuk meminta, memeluk kamu hangat, dan berkata bahwa aku bodoh dan salah karena tak berubah dan menuruti pahammu tentang komitmen. Aku hanya, ingin kamu baik-baik saja. Kita, baik-baik saja.
Dan, entah apa yang terjadi. Tapi aku kembali temukan kehangatan. Bahwa memelukmu, selalu menjadi tempat terbaik untuk pulang.. :)
Hei, i do love you. Ever and forever.. Amin.
"Ndut.. kalau memang iya.." |
"Aku bunuh diri.." |
"Jangan!..Kalau memang iya.. lanjutkan ya?"
Kukecup kamu hangat, dan merasa telah menemukan yang lama kucari.
Semoga, Allah selalu membawaku ke tempat yang benar. Termasuk menyadarkanmu untuk shalat Jumat, sedikitnya..:D
Aku senang menikmati dunia bersamamu..
Memutar Bumi bersamamu..
Pandangan yang lembut,
bicara yang manis,
nafas yang cepat,
juga jiwa yang hangat..
Aku tahu,kau bukan imam keluarga yg baik.
Bukan sosok idaman yg selalu kubayangkan.
Kau tahu, ambisius..pekerja keras dan tak pernah meragu.
Namun kau memiliki hal-hal yang membuatku merasa nyaman.
Merasa.. aku benar-benar berada di rumah.
Bersamamu,
tak peduli aku jika kelak tak kemana-mana.
Malas untuk bergerak,
tak ada teman berolahraga,
atau tak punya ajudan yang bisa kupanggil sesuka hati.
Tapi selalu, kusadari.
Bahwa kamu yg disamping yg mengajakku berjalan seiring.
Tak menarikku bergerak cepat.
Tidak pula mengekor.
Kamu, yang berjalan berdampingan.
Hei Wirantono.. :)
SUNSUN SEJUTA MILYAR KALI KECUP
P.S.: I LOVE YOU~