Tiga hari sudah. Jiwa kanak2 itu lagi hinggap di cangkang telur kita. Meretakkan bagian yang rapuh. Untuk berbagi adegan bohong-membohongi, lempar-membanting, juga mengusap-menghela nafas. Bagaimanapun, aku tak pernah bermaksud memberi udara pada api. Aku hanya ingin api itu berhembus, tak tiba2 padam lalu mati. Meski kutau, kau tak pernah setuju caraku. ;p
Aku berbalik pada retorika yang kau tanyakan. Karena masih kah perlu?
Pun aku kembali karena retorika ku pada diriku sendiri. Ya, aku masih, & sangat. Karena itu kututup tirai. Kumainkan daun beledu, dan mungkin.. aku sangat beruntung, karena kamu pun masih, & kuharap juga sangat.
Selalu kutemukan yang hangat, dan tempat terbaik untuk pulang.
Hei, i do love you! :D
Walau setiap kutemukan kau pada yang lalu dan manis2nya yang tertinggal,
ku kembali berpikir 'seandainya' dan 'jika saja'.
Namun pada akhirnya, akan kutemukan keyakinan.
Bahwa Dia memiliki alasan untuk mempertemukan kita di ujung jalan.
Meski tak masuk akal. Meski sulit & berbatu.
Tapi anehnya hingga saat ini, aku mampu kembali.
Juga, kembali. Tentang bunuh diri dan melanjutkan. I am such a fool..
Kamu, yang berjalan berdampingan.
Untuk 3 hari yang kau sia2kan: Salam sejuta milyar kali~ :p
Kiss-bye! Muahahahahahahaha..:B
"The future cannot be predicted, but futures can be invented."
- Dennis Gabor
2 komentar:
ngil, mana?
buku??
bawa dong
skrg emang blum perlu, tapi nanti pasti perlu
_detha_
masya allah det!astaga..janji ini mah minggu ini awak antar langsung ke kontrakan!:D
Post a Comment