Friday, June 28, 2013

Calon


Secara random menemukan sebuah halaman milik entah siapa, dan tiba-tiba saya merasa ini romantis. Menguraikan kata-kata semacam itu sebagai ungkapan hati tanpa ingin dibaca dengan orang yang dimaksud, menurut saya ini sungguhan romantis. Jika benaran tanpa dibuat-buat, sungguh terlalu.



"Till the day i start to lose my teeth...
Till the day i start growing grey hair...
Till the day i close my eyes for end..."

Ah K, kamu kenapa gak ada sinyal? :((((((((


Monday, June 24, 2013

Perapian


Jemarimu biru.
Seperti kebas, nampak beku.

Mari, kita merapat menuju perapian.
Dengan lidah api yang merah menyala.
Menjilat bunga-bunga es yang nakal mendinginkanmu.

Sudah kututup jendela hangat yang berlukiskan badai besar.
Tirai ungu besar itu, mampu menyelamatkan kita.
Dari malam-malam yang jahat, semoga.

Ah, jangan khawatir.. sayang.
Sebentar lagi pagi datang.

Lagi, mencari jari-jarimu di sela tidur.
Menepis halusinasi kau ada dalam jarak terdekat.

Sunday, June 23, 2013

Selaput



Bagiku, pulang kini cenderung lebih sederhana,
sesederhana bahagia.

Semalam dia datang, menengokku yang berhari terakhir sedang sakit-sakitan, yang digabung penyakit malarindu menjadi manja luar biasa. Dengan setelan santai yang dia senangi dan tanpa membawa perlengkapan apa-apa. Dia hadir, lebih memesona dari gambar-gambar yang rutin dia kirimkan sepanjang hari. Lebih wangi dari aroma yang teringat. Dengan kumis dan jambang yang sengaja dicukur sebelum bertemu dengan alasan karena aku suka, he looks so adorable.

Aku memang tak banyak membicarakan dia kini, meski dulu iya. Mungkin karena aku akan malas menanggapi daun-daun yang berbisik menggurui. Atau sekedar rasa ingin tahu untuk memuaskan mereka. Atau mungkin, aku hanya tidak ingin membagi tentang dia pada siapa-siapa. Aku hanya ingin dunia cukup bungkam tentang kehidupanku yang semakin terasing dengan dunia luar.

Orang bilang, ingatan itu menipu. Sehingga ketika ada orang asing yang bertanya, aku malas mengingat-ngingat siapa dia, pribadi seperti apa, informasi mana yang perlu aku pilah dan cukup mereka ketahui saja atau boleh mereka sebarkan pada yang lain melebihi kecepatan suara. Memang ada gunanya, aku mendeklarasikan tentangku sesuai perkembangan terbaru? Ah, paling kalian hanya berkata "Bentar lagi juga ganti ya?" atau "Wah mana lagi yang jadi korban?" dan pertanyaan basa-basi lainnya untuk menambah justifikasi seenak pikiran kalian. Jadi, saya merasa tidak memiliki urgensi untuk bercerita pada siapapun, terkecuali bagi mereka yang benar peduli. Toh, dewasa ini, sulit membedakan mana yang benar peduli atau hanya ingin tahu. Kepercayaan itu semu rupanya, memang rukun mengenai itu hanya boleh ada lima, dan tidak diperkenankan lebih.

Dan pagi ini keberisikan itu datang lagi. Meski tanpa makian, tanpa ancaman, tanpa kata-kata yang meresahkan hati. Wanita ini... ah aku bingung bagaimana menjelaskannya. Karena tidak terdefinisi. Wanita ini tidak terdefinisi. Lah, apa yang bisa ku paparkan, dari seorang yang sekali waktu manis, bertutur kata baik, mendoakan yang indah-indah, tapi di lain waktu bisa menyebut kau apa saja, kau dalam dunianya menjadi peran yang paling jahat sedunia, lalu berkata akan membunuh Ibuku bila tetap bersama dia? Wanita ini tak terdefinisi, itu sudah.

Lalu, Bumi bagiku kini rumit. Penuh warna abstrak. Penuh ornamen tak berbentuk yang dibayangi selaput lengket yang kusut. Aku tak bisa kemana-mana, Aku seperti, bergerilya memerangi sesuatu yang tak kunjung juga terlihat solusinya. Aku bahkan mulai merasa sedikit gila. Untuk maju, terduduk, minum, berlari, jatuh, minum, terduduk, menangis, bangun, merangkak, berguling, terbaring, minum, berdiri, lalu berputar hingga pusing. Kemudian kelaparan.

Mungkin, kenyamanan dahsyat itu, yang membuatku lemah.

Friday, June 21, 2013

Ganjen


Salah satu korban ke-gaje-an saya akibat 51 hari menganggur di darat~
Oh Tuhaaaan! :))

*Kakong Ganjen*

Friday, June 7, 2013

Patience


Beberapa lama ini memang saya sedang mengasingkan diri. Sedang sibuk mengurusi masalah sendiri, menata dan membangun hal-hal pribadi, dan secara sengaja tidak bersosialisasi. Bahkan untuk sekedar bertanya kabar dan mengajak bercengkrama pun enggan.

Ada yang berkata karena saya sudah merasa sempurna, sudah memiliki tempat pulang. Karena keberadaan kakak lelaki manis kehitaman yang penuh kontroversial sehingga memberikan sensasi kejutan listrik, wahana fantasi, dari mulai yang bahagia-bahagia nya hingga seram-seramnya. Saya entah memiliki lawan yang berwujud apa, yang pasti ialah spesies sakit jiwa yang bahkan berani membawa-bawa nyawa manusia.

Berkali saya tergugu, merenung. Mengingat Ibu, Ibu, Ibu. Untuk menegang dan waspada melihat aksi-aksi sekecil apapun. Tolong, jika memang jalannya, biarkanlah semesta yang mengambil alih. Agar tidak ada yang bisa mencampuri tangan Tuhan.

Saya, hanya sedang mencoba berdamai dengan dunia.
Please, God. Just let it be.




♪ Just hold me close
Inside your arms tonight
Don't be too hard on my emotions

'Cause I need time
My heart is numb, has no feeling
So while I'm still healing
Just try and have a little patience  ♪

[Take That: Patience]

 

Blog Template by BloggerCandy.com