Malam itu aku terisak. Tersedu, meraung, berada dalam kondisi memerahkan mata, hidung, pipi, hingga seluruh wajah. Dua jam, dan selama itu kamu disana, tanpa peduli telinga yang mungkin telah panas juga berdenging, mendengarkan kumpulan nada sumbang. Di tengah gerimis, di sela lautan ramai dan berangin, kamu tak bergeming.
"Ingin menghilang..." |
"Sabar ya, sebentar lagi, gak akan jauh-jauh." |
"Bukan itu." |
"Hmmm. Jangan. Nanti aku sama siapa?"
Lalu kamu kirimkan seorang berbaju biru.
Sedang tersenyum manis, dengan satu mata mengedip menggoda. Genit.
"Ganteng sekali, ..."
Aku tertawa sengau, dan berhenti menangis.
Dangkal.
0 komentar:
Post a Comment