Lelaguan khas Betawi itu mengalun di kejauhan. Di tengah bingarnya kota padat Jakarta, terdengar gundah.
Aku yang tadi pagi terbangun dengan kesal, untuk kemudian makan dan menyendiri di tempat jemuran yang tersinari mentari pagi. Entah kesal untuk apa, kah untuk merasa dibohongi? Pengendalian diriku memang buruk, bahkan untuk merusak rencana hari ini ke kantor. Dua tahun melaut tapi dengan cicilan yang membengkak karena hutang menumpuk. Terasa sama saja apabila bekerja di darat. Oh impian, mengapa engkau kian terasa jauh sekali?
Teringat lelaki yang tertidur sepanjang hari di jauh sana. Iya, terasa sangat jauh. Yang menyita perhatian sepanjang waktu. Bisakah? Akankah ini bekerja dengan baik?
Tidak tahu. Manusia mana yang bisa mendahului takdir?
0 komentar:
Post a Comment