Sometimes you fall for unexpected people..
Sometimes they're the right one.. Sometimes they're wrong..
Hujan menderu,tak dapat kabar. Atau tak ada sinyal.
Aku mendesah. Kututup telinga dengan bantal rapat, apalagi saat panggilan rutin itu menggema dalam.
Kutatap layar handphone, ah datang!
"Selamat pagi orang jelek..cepatlah pulang.."
Itu katanya? Pulang? Pulang.. Ya, aku ingin pulang.. Aku mau..
Siang hari di ruang tengah. Ramai.
Kami berpapasan,namun tatapannya lurus. Tak kenal.
Siang, sore, malam. Kosong.
Pernah haru biru. Pernah bergemeretak, atau diam. Tapi hasilnya sama. Selamat jalan,mungkin?
"Kembali dulu,baru pulang.."
"Sebagai orang yang (pernah) saya anggap penting.. Saya kecewa.."
Suatu sore pada suatu lahan. Orang kedua turun dari tangga melingkar.
Dia diam, kecut. Dia bilang jangan salahkan tampangnya karena dari asalnya sudah tidak bagus. Aku tertawa kering. Tidak biasanya,ujarku. Dia hanya tersenyum, senyum yang hambar, yang tidak kukenal.
"Kalimat kemarin,.. buat saya?"
" Ehm,mungkin.. Eh iya.."
"Kenapa?"
"..." (Menghela nafas, menahan ego, lalu diam)
"Tak mau bicara?"
"Baiklah,begini... Ini bisa terjadi pada semua orang.. Wajar rasanya,tapi harus tau kapan menahan diri.. Saya benar2 gak bermaksid sok atau terkesan menghakimi,sungguh.. Cuma.. Kamu orang yg saya anggap penting, saya gak mau kamu melakukan hal kaya gitu.. But since you realise it, and you're going to make up with this, i just can say.. CARRY ON.. Semoga hidup kamu selalu bahagia ya.. :-)"
Sunyi.
Dia masih menghela nafas dalam diam. Oh Tuhan, ada apa dengan orang2?
"Sekarang saya ngerti kenapa kamu bisa mengalami hal kaya kemarin..
You really don't understand a thing.."
"Apa?Ketetapan?Keteguhan?Konsistensi?Katakan saja. Saya tak peduli kamu menjudge atau bukan, kamu salah atau tidak, katakan saja.
Sejak kapan kamu menjadi terbata begitu bicara padaku?"
"Sy.. hanya ingin kamu nemu sendiri jawabannya,
agar lebih memberikan impact yg besar pada kamu..
Pengalaman itu guru terbaik kan..
Daaan, the true test of character is not how much we know how to do,
but how we behave when we don't know what to do, right??..
Kalo km nemu jawabnya sendiri.. ada hadiah buat kamu.."
"Ah sudahlah, saya lelah. Please?"
"Benar?Baiklah,begini.. Kamu sepengamatan saya.. Belum bisa mengukur,dalam banyak hal.. Saya lihat hanya ada kamu dan gravitasi kamu.. Saya khawatir,bkn.. Sy takut, kamu baru menyadari bahwa kita hidup pada suatu galaksi..
pada sistem tata surya.. ketika semua sudah hilang.."
"..." (Diam, terpana)
"eh?kenapa?.. salah ya?mohon dikoreksi jika iya.."
"Bukan, sebelumnya, tidak ada yg bilang sejelas ini pada saya..
Ah, kamu, baik sekali.. Terimakasih.."
"Ya, anak manis.. "
"Tapi.. Sampai kapan kamu mau memakai muka itu pada saya?"
"Ah maaf,itu.. Entahlah.. Saya tau ini harusnya tidak mempengaruhi,
tapi rasanya ada yg dikecewakan, maaf untuk hal itu."
"..." (Tersenyum, pahit.)
Penye(le)sa(i)lan
Seorang berkata, jangan bermain api setengah-setengah. Bermainlah hingga terbakar, atau matikan segera dengan air. Namun bagiku, bukan api namanya jika tidak menyala, jika tidak dibutuhkan. Aku memang bodoh, dan tak juga jera. Tapi aku mau belajar. Sayang, bukan kamu. Dan orang yang sama juga berkata, apa jadinya bila selamanya bukan kamu yang meluruskan jalan. Hei, bukankah galaksi ini memang luas? Bukan hanya aku dan kamu, karena memang itu lh fungsi sebuah sistem bukan?
Ah ya kuharap. Itu benar adanya.
Suka itu membebaskan tidak mengikat..
Bahwa saya pikir kamu bisa lebih bernilai daripada itu..
Ah, saya kira juga begitu. Maaf mengecewakan. :(