Monday, July 25, 2011

Nano - nano


Tidak tahu tapi mau tahu beda dengan tidak tahu tapi tidak mau tahu..

Saya benci SENIN!
Bukan lemah, sih, hanya saja Senin kemarin terasa begitu berat.
Senin yang padam, dan terhalang. Apapun. Yang hebatnya terakumulasi dan menggumpal di satu hari yang bersahaja.

Masih ingat kata2 penuh emosi saya sama kamu?
Ketika saya merasa ditinggalkan dunia, dikhianati kampus yang (masih) saya percayai, dijatuhkan mahaguru karena saya begitu bodoh, bahkan dibuat kecil karena kurang tinggi. Ditambah datang berita buruk yang membuat saya kalang kabut cari bantuan dari siapa yang saya anggap bisa tanpa merepotkan banyak orang. Ahaha.

Satu pernyataan siap sedia..
Satu cemas, lalu pernyataan siap sedia..
Satu mega turbo peduli..

Maaf Tuhan, saya bukan tak bersyukur.
Tapi, saya masih skeptis dengan kata2 kamu memberi apa yang saya butuhkan dan bukan yang saya inginkan. Maaf. -_________-

Sungguh cuma minta satu tepukan, atau tanda tanya.

Karena bukan itu,
hanya ada permasalahan 'siapa', bukan 'bagaimana'.
Ah. Apakah ego lebih penting daripada nyawa, eh?

Kah karena kini hatimu yang halus sudah tak lagi ada. Ada yang hilang disana, benar?

Saya mengerti.
Tapi, saya mencoba masih percaya.
Masih ada disana, sesuatu yang entah namanya apa.
Yang lebih besar dari nyata, tanya, cemas, bahkan peduli.
Mungkin hanya tertutupi, sebentar, sementara ini.

Oleh kecewa yang berbuah kecewa.

Sunday, July 24, 2011

Jeda

Cukup sudah sebuah jeda. Yang panjang dan tak ada ujungnya.
Cukup sebuah jeda, untuk meluluhlantakan impian, masa depan yang terencana, atau sekedar obrolan basa-basi tanpa pretensi.

Jeda, itu ada. Bagai menekan tombol pause, dan semua gambar berhenti berdetak.

Ah halo, adakah orang disana?

Ketika kau genggam jemariku. 
Tak perlu ada kata yang mengalir.
Hanya pasang mata yang menatap. 
Juga senyum yang malu-malu. 
Rasakan, hangatnya, indahnya.
Bahwa kata tak penting selama kau bisa mengalirkannya melalui itu.  
Beribu detik, atau lampu kota yang tak kau anggap indah. 
Tak penting. Tak peduli. Selama waktu bisa merekam besarnya genggamanmu.

Aku tak paham.
Mengapa jeda itu tak bisa lagi mengembalikan saat seperti itu?
Bahkan kini kau mulai setuju.

Poor you, Dear. What next? -_____________-


And if you have a minute why don't we go
Talk about it somewhere only we know?
This could be the end of everything
So why don't we go
Somewhere only we know?

[ Keane : Somewhere Only We Know]
Wednesday, July 20, 2011

Mozaik

'Kalo tahun depan aku nikah, kamu bisa datang ya Vidia?'

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
'Sek urip?
'Lulus mau kemana sist?
'Lek iso langsung kerjooo.'

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
'Boleh aku tahu perasaan kamu?
'Sesungguhnya ini tidak perlu dibicarakan, tapi sepertinya, suatu saat nanti jika memang diperlukan, aku tahu akan nitip ke siapa.'

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
'Bisa kita hentikan ini semua sekarang?..
'ini..rasanya awkward.. can we just back to normal?..
'jadi.. bisa kita lupakan ini semua dan kembali jadi (apa yang kamu sebut) normal??.. i'm sick of being awkward..'

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Izin mendahului mendarat,
Solo-Bandung, (tapi gak pake PAMPAMPAM!!) hahaha. ;p
Wednesday, July 13, 2011

Kisah yang mulai terbawa angin~

Sometimes you fall for unexpected people..
Sometimes they're the right one.. Sometimes they're wrong..

Hujan menderu,tak dapat kabar. Atau tak ada sinyal.
Aku mendesah. Kututup telinga dengan bantal rapat, apalagi saat panggilan rutin itu menggema dalam.
Kutatap layar handphone, ah datang!
"Selamat pagi orang jelek..cepatlah pulang.."
Itu katanya? Pulang? Pulang.. Ya, aku ingin pulang.. Aku mau..

Siang hari di ruang tengah. Ramai.
Kami berpapasan,namun tatapannya lurus. Tak kenal.

Siang, sore, malam. Kosong.
Pernah haru biru. Pernah bergemeretak, atau diam. Tapi hasilnya sama. Selamat jalan,mungkin?
"Kembali dulu,baru pulang.."

"Sebagai orang yang (pernah) saya anggap penting.. Saya kecewa.."

Suatu sore pada suatu lahan. Orang kedua turun dari tangga melingkar.
Dia diam, kecut. Dia bilang jangan salahkan tampangnya karena dari asalnya sudah tidak bagus. Aku tertawa kering. Tidak biasanya,ujarku. Dia hanya tersenyum, senyum yang hambar, yang tidak kukenal.

"Kalimat kemarin,.. buat saya?"
" Ehm,mungkin.. Eh iya.."
"Kenapa?"
"..." (Menghela nafas, menahan ego, lalu diam)
"Tak mau bicara?"
"Baiklah,begini... Ini bisa terjadi pada semua orang.. Wajar rasanya,tapi harus tau kapan menahan diri.. Saya benar2 gak bermaksid sok atau terkesan menghakimi,sungguh.. Cuma.. Kamu orang yg saya anggap penting, saya gak mau kamu melakukan hal kaya gitu.. But since you realise it, and you're going to make up with this, i just can say.. CARRY ON.. Semoga hidup kamu selalu bahagia ya.. :-)"

Sunyi.
Dia masih menghela nafas dalam diam. Oh Tuhan, ada apa dengan orang2?

"Sekarang saya ngerti kenapa kamu bisa mengalami hal kaya kemarin..
You really don't understand a thing.."
"Apa?Ketetapan?Keteguhan?Konsistensi?Katakan saja.  Saya tak peduli kamu menjudge atau bukan, kamu salah atau tidak, katakan saja. 
Sejak kapan kamu menjadi terbata begitu bicara padaku?"
"Sy.. hanya ingin kamu nemu sendiri jawabannya,
agar lebih memberikan impact yg besar pada kamu.. 
Pengalaman itu guru terbaik kan..
Daaan, the true test of character is not how much we know how to do,
but how we behave when we don't know what to do, right??.. 
Kalo km nemu jawabnya sendiri.. ada hadiah buat kamu.."
"Ah sudahlah, saya lelah. Please?"
"Benar?Baiklah,begini.. Kamu sepengamatan saya.. Belum bisa mengukur,dalam banyak hal.. Saya lihat hanya ada kamu dan gravitasi kamu.. Saya khawatir,bkn.. Sy takut, kamu baru menyadari bahwa kita hidup pada suatu galaksi.. 
pada sistem tata surya.. ketika semua sudah hilang.."
"..." (Diam, terpana)
"eh?kenapa?.. salah ya?mohon dikoreksi jika iya.."
"Bukan, sebelumnya, tidak ada yg bilang sejelas ini pada saya..
Ah, kamu, baik sekali.. Terimakasih.."
"Ya, anak manis.. "
"Tapi.. Sampai kapan kamu mau memakai muka itu pada saya?"
"Ah maaf,itu.. Entahlah.. Saya tau ini harusnya tidak mempengaruhi,
tapi rasanya ada yg dikecewakan, maaf untuk hal itu."
"..." (Tersenyum, pahit.)

Penye(le)sa(i)lan
Seorang berkata, jangan bermain api setengah-setengah. Bermainlah hingga terbakar, atau matikan segera dengan air. Namun bagiku, bukan api namanya jika tidak menyala, jika tidak dibutuhkan. Aku memang bodoh, dan tak juga jera. Tapi aku mau belajar. Sayang, bukan kamu. Dan orang yang sama juga berkata, apa jadinya bila selamanya bukan kamu yang meluruskan jalan. Hei, bukankah galaksi ini memang luas? Bukan hanya aku dan kamu, karena memang itu lh fungsi sebuah sistem bukan?
Ah ya kuharap. Itu benar adanya.

Suka itu membebaskan tidak mengikat.. 
Bahwa saya pikir kamu bisa lebih bernilai daripada itu..
Ah, saya kira juga begitu. Maaf mengecewakan.  :(
Wednesday, July 6, 2011

Cita Cinta


#Catatan Kaki 28/06/11 06:49:00
Bandung : St.Pegaden Baru
Semoga matahari tdk terlalu terik untukmu.  Semoga angin berhembus sejuk untukmu.  Semoga harumnya rumput bs menambah semangatmu. Semoga kecupan kecil tnp balas dariku bs memberi tenaga buatmu. Semoga tmn2 disampingmu ttp membuatmu merasa bahagia, dan semoga .. kamu msh dpt melihatku ketika memejamkan mata .. :)

Kelebatan fajar, terik, senja, juga malam. Begitu cepat dan runtuh satu per satu. Membuat remuk tapi juga sebagai tamparan bahwa hidup akan terus melaju tanpa henti.
Pagi ini saya kembali menekuni rutinitas di dusun yang ramai. Menyesap kopi hangat lamat-lamat, ditemani satu dua layang-layang yang hilir mudik di kejauhan.
Hai cerah apa kabar? lama tak bertemu muka, apalagi bersenda, apa kau masih disana?

Saya terpekur menatap pada langit, berharap menghilang, kembali bertanya mengapa yang seharusnya hanya boleh ditanyakan pada Tuhan.
Helaian kertas kemarin yang dengan sengaja saya beri penanda, untuk disimpan dan berhenti menulis. Pena yang ada sengaja ditutup, agar tintanya tetap utuh untuk nanti2.
Saya mengarungi dunia kemarin sengaja tanpa kertas, tanpa buku-buku. Tanpa cerita, tanpa kisah. Agar fokus, itu rencananya, eh? Meski di dalam ransel kesayangan ada saja buku yang terbawa, yang salah satunya tak sengaja terbuka. Sebuah buku usang yang sumpah tak ingin saya sentuh bahkan sampul dekilnya sekalipun.
Tapi pena saya hanya satu bukan?Yang saya simpan rapat dengan janji akan impian masa depan yang terlalu besar. Saya biarkan lembarannya terbuka satu demi satu tertiup angin.
Ah biarlah, hanya terlihat.
Ah biarlah, hanya teringat.
Ah biarlah, hanya buku usang tak bermelodi.
Yang kelak pasti akan tertutup jua, terkubur,dan tak terbuka lagi.
Sakit? Ya pasti, tapi bukankah sudah biasa untuk menutup mengubur mengunci atau apapun itu namanya? Ya, kamu sudah biasa. Yakini itu.

Dan hari ini, akan saya tutup rapat kembali semua buku usang, termasuk buku itu yang tak sengaja terbuka. Akan saya raih kembali pena serta helaian kertas yang dulu sengaja diberi penanda. Oh hanya jeda. Akan saya tulis lagi dengan tinta pelangi, tinta emas, tinta perak, dengan pena yang saya tekadkan hanya satu untuk selamanya, sejak kita dipertemukan di sudut jalan saat itu. Masih ingatkah?

Saya harap cerah tak marah, tak berubah jadi kelabu atau kabut bahkan gemuruh. Ya, saya akan datang. Mengejar cita dan impian di masa depan yang besar. Rumah itu dibangun bukan dicari, seperti katamu~

Doanya, hei padang rumput yang luas atau kunang2 di penghujung malam. Atau danau kecil yang datang dan pergi. Teman kecilmu kembali berlayar. :)

P.s: I love you

I LOVE YOU.I LOVE YOU.I LOVE YOU. 
I LOVE YOU.I LOVE YOU.I LOVE YOU.
 I LOVE YOU.I LOVE YOU.I LOVE YOU.
 I LOVE YOU.I LOVE YOU.I LOVE YOU.
AKU SAYANG KAMU
SAYA KANGEN SAMA KAMU MALAM INI
Sunday, July 3, 2011

Kembali ke Bandung

Seharusnya, saya bahagia kembali ke Bandung.
Kembali ke rumah. Kepada keluarga. Kepada sahabat dan saudara yang ditinggalkan.
Tapi, ternyata Bandung sepi.

Tak ada lagi siklus rutin yang melelahkan tapi hangat.
Tidak ada passion utk beribadah seperti biasanya,
Tidak ada kebutuhan makan teratur.
Tidak ada visi misi utk lebih baik setiap harinya.

Dan,yang paling saya rindukan.
Suasana manis selama bekerja di pagi buta, kantuk-mengantuk atau sirine atau cipratan air utk pembangunan di pagi hari, peluh keringat di siang hari, secangkir kopi latte di sore hari, hiruk pikuk evaluasi juga briefing malam hari. Juga pindang dengan suasana menyenangkan ketika beristirahat.

Saya rindu, kosekan sang pemimpin yang menjengkelkan atau muka jahil yang selalu ada. Romansa wakil pemimpin bersama juruketik yang baik hati atau ndagel-nya yang khas. Muka dingin dan joged asik si perencana teknis dengan sarung yang  melingkar di kepala. Sendu galaunya tukang ngeplot personil. Keriweuhan si pemegang uang dan pengatur barang. Si pengambil alih bicara yang bulak - balik  Bandung tapi tetap komitmen pada tugas. Muka konyol dan tidur sambil bekerja si penjaga rumah. Atau yang menjengkelkan tapi menjadi sahabat terbaik dalam bekerja, sekedar mobile atau berjalan bersama disertai bertengkar kecil gak penting. Dan, Bapaknya anak2 yang setia menemani.
Last, adik-adik kecil yang riuh dan tidak pernah berhenti bekerja.

Semua itu melelahkan, tapi manis. Bahwa saya tidak pernah menyesal utk terlambat berkontribusi dan bekerja bersama kalian. Ini ialah momen yang tak akan saya lupakan. Yang seharusnya menjadi junior tapi menjadi rekan terbaik. Saya tahu dan selalu yakin bahwa kita BISA. Meski sedikit banyak pengawasan dari saudara2 saya menjemukan, eh?;p

Yak ini Bandung, dan waktunya kembali ke dunia nyata.
Utk mengejar impian, mengatur diri sendiri, juga masa  depan.
Bagaimana?

Kembali menata hati dan pikiran, realistis saja. :)
Mereka bilang: Semudah membalik telapak tangan~ :D

All hail Kobra, Kobra Buntung, Taipan 2-3-4-5, Kadal & ular2, Phyton & anak Phyton & cacing2, juga seluruh komponen yang saya sayangi. Saya pamiiiit! Tetap semangat untuk melanjutkan langkah. Selanjutnya ialah zaman kalian. :)

Teringat pesan kakek:
When you  make a bond with your partner..
then you bonding with your society, right?..
Ya, seharusnya.:)
 

Blog Template by BloggerCandy.com