Tidak tahu tapi mau tahu beda dengan tidak tahu tapi tidak mau tahu..
Saya benci SENIN!
Bukan lemah, sih, hanya saja Senin kemarin terasa begitu berat.
Senin yang padam, dan terhalang. Apapun. Yang hebatnya terakumulasi dan menggumpal di satu hari yang bersahaja.
Masih ingat kata2 penuh emosi saya sama kamu?
Ketika saya merasa ditinggalkan dunia, dikhianati kampus yang (masih) saya percayai, dijatuhkan mahaguru karena saya begitu bodoh, bahkan dibuat kecil karena kurang tinggi. Ditambah datang berita buruk yang membuat saya kalang kabut cari bantuan dari siapa yang saya anggap bisa tanpa merepotkan banyak orang. Ahaha.
Satu pernyataan siap sedia..
Satu cemas, lalu pernyataan siap sedia..
Satu mega turbo peduli..
Maaf Tuhan, saya bukan tak bersyukur.
Tapi, saya masih skeptis dengan kata2 kamu memberi apa yang saya butuhkan dan bukan yang saya inginkan. Maaf. -_________-
Sungguh cuma minta satu tepukan, atau tanda tanya.
Karena bukan itu,
hanya ada permasalahan 'siapa', bukan 'bagaimana'.
Ah. Apakah ego lebih penting daripada nyawa, eh?
Kah karena kini hatimu yang halus sudah tak lagi ada. Ada yang hilang disana, benar?
Saya mengerti.
Tapi, saya mencoba masih percaya.
Masih ada disana, sesuatu yang entah namanya apa.
Yang lebih besar dari nyata, tanya, cemas, bahkan peduli.
Mungkin hanya tertutupi, sebentar, sementara ini.
Oleh kecewa yang berbuah kecewa.
0 komentar:
Post a Comment