Ada khawatir disana, dan juga cemas.
melihat wajahmu, melihat kita.
Ada gelisah, dan takut.
Melihat apa yang akan kupilih, apa yang akan kubawa masuk, apa yang akan kulibatkan.
Bahwa aku,
takut kau melihat yang salah, yang tak tepat, yang akan selalu membuatmu berkeluh kesah sepanjang waktu.
Kutelusuri nasihatmu, harapanmu, impianmu, itu bukan hal yang mudah.
Tentang yang baik atau yang tidak, yang bisa atau tidak, yang tepat dan sempurna.
Tentang dia padamu, pada kita, pada masa depan.
Bukankah itu terlalu berat utk dibahas berlarut-larut, eh?
Yakinlah, bahwa cukup lama ku pilah dan pilih, ku masuk dan keluar, ku bawa dan pergi.
untuk sekedar mengamati raut wajahmu, wajah kita, tentang apa apa yang kuterima.
Apakah ada yang berkenan di hatimu?
Kuharap, suatu saat nanti kita akan bertemu,
antara rasa dan harapan, bahwa itu satu dan tak terganti.
Insya Allah..
Akan kuberikan bintang yang paling terang untukmu.
Bukan bintang sembarangan, bukan kembang api, sekedar lilin, apalagi korek api murahan.
Tapi bintang yang akan melengkapi kita, menjadi penunjuk arah kita,
bersamaku..untukmu..,
hai rumah melankolisku.. :)
0 komentar:
Post a Comment