Tuesday, August 30, 2011

Jika baik & manis


"Oke, sudah sampai mana tadi kita?Hmm.."
"Eh, kalau kamu nanya gitu tuh emang bener nanya apa basa-basi sih?"

Kali pertama, saat saya belajar.
Bahwa tak ada yg selamanya, lagi, kamu menilai seseorang begitu tinggi.
Itu berlebihan, dan tidak baik.

Berkali2 seorang berkata,
— yep kamu bebas tertawa mencemooh atau menertawakan saya hei kamu disana yang bangga; atau satu lagi kamu, persetan! kalau kamu lagi berteriak geram 'Anjes, kayak Nabi aja sih dia, semua yang dikatain dianggap penting?'; Well, MASA BODOH —

Ya kalau itu baik untuk dia, tapi bagaimana denganmu?
Apa yang sebenarnya kamu rasakan sekarang? Apa yang kamu harapkan?

Yang selalu berhasil membuat saya bagai mesin luar angkasa yang rusak ditabrak meteor, memutar ulang rekaman usang*, yang hanya bisa membalikkan kata2 itu sengau : "Apa? A-P-A??!"

Ah lama sekali rasanya.
Yang semula kecil lalu menjadi besar menjulang. Yang semula hanya bisa meliuk menjadi bisa dipeluk. Yang semula berbisik parau menjadi selantang meteor.
Menjadi jagoan.
Tapi sebagaimana kita tahu, bahwa Bumi selalu berotasi juga berevolusi,.. dan sudah saya pelajari namun terlupa sekian lama (tentu saja Vidia, apa sih yang kamu ingat?
-_______-), bahwa tak ada yang begitu 'tinggi'.

Sesuatu yang berlebihan akan tumbuh ke atas menjadi pongah. Akan melesat jauh dan takkan bisa teraih. Yang lama2, mencekikmu.
Tanpa disadari, sedikitpun. Bahwa si pongah menjadi juaranya yang entah mengapa bisa membuat kamu bertahan, hingga detik ini.

Tak usah kau ulang tak ada yang selamanya, juga tak ada yang begitu 'tinggi'.

Biarlah disimpan rapi, dalam kotak2 basi. Mau kecil atau besar, suka2.
Untuk tersenyum saat berjumpa. Untuk buta saat teringat. Tak peduli saat tak mendengar. Dan hidup berbahagia.

Mungkin, ini saatnya. :)

"Kalau memang baik,dan manis. Dia akan datang lebih dahulu.. Segera..
Karena manis tak bisa menunggu, iya gak sih?"
[ROLEXBEAR di menit ke 51]

*Rekaman usang cuplikan sinetron :
Katakanlah, aku sudah gak punya apa2 lagi sekarang.
Apalagi yang kamu minta dari aku?
Saturday, August 20, 2011

Berhenti


katakan lah jejak terakhir,
atau kabar terakhir,
dengan alasan seakan hanya ada satu jalan untuk memberi kabar.
klasik!

kamu pasti bisa
melewati semua ini
ulangi sejuta kali

kamu
pasti
bisa

(diberikan oleh seseorang, tapi rasanya kata2 nya familiar, pernah saya temukan dimana ya? hem.)

"dijaga biar tetap jadi keluarga.."
"kalau mau narik omongan silahkan.."

OKE. >:D<
Wednesday, August 17, 2011

Puzzle


Potongan 1 :
Mendapatkan rangkaian kata cantik, milik The Founding Father, Soekarno..
"Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung elang terbang sendirian." 
Haha,mana yang lebih sepi?Bebek,atau elang?

Potongan 2 :
Musik sendu mengalun enggan, kukecilkan suara, hingga terbenam oleh malam..
Siyet,kenapa lagu ini?!! Cukup, hanya lagu biasa. yang dibawa band legendaris dengan lirik yang apik. hanya itu, Vidia~
(Gatal utk mengirimkan pesan singkat, atau mengganggu melihat akun yang aktif..)

Potongan 3 :
Klik tombol run, menunggu,..
Tuhan, mana lagi yang perlu diubah??
Kulirik layar handphone, nihil pesan singkat yang masuk.
Menghela nafas, meneliti. Namun kemudian menyerah dan melanjutkan membaca fiksi.

Potongan 4 :
Kali ini musik yang menghentak2, penuh harapan, dahulu pada masanya.
kembali kulamatkan sang juara lagu dusta. atau kalau bisa kujadikan bantal untuk meredam suaranya.
Ah,kapan kamu merasa cukup dan berhenti? Hanya lagu kenangan, tentang cahaya yang tak pernah padam. tak perlu kau ingat suasana tempat yang katanya paling tidak nyaman sedunia itu, dgn posisi kau dan beberapa kawan mendiskusikan sesuatu, tapi di tengah-tengahnya kau dapatkan rangkaian tulisan tak rapi, ... dengar, itu hanya bagian liriknya yg tak berarti apa-apa.
(Mengetik beberapa kata, tapi kuhapus lagi dgn cepat. Tidak untuk sekarang.)

Potongan 5 :
17 Agustus 2011, pukul 01:00.
Bangkit dari kursi malas, berjalan keluar. Ada beberapa bintang disana, bulan yang malu-malu, dan kibaran merah-putih yang diikat seadanya tapi dgn semangat yang tidak seadanya..
Kujalani gang sepi, kusebrangi jalanan lenggang. Apa yang kucari? Tenang, hanya kudapan kecil untuk menemani melanjutkan malam. Lalu berharap untuk tidur.
Ya, katanya kamu mau upacara pagi hari nanti? Jangan hanya jadi wacana seperti tahun-tahun sebelumnya, sayang~

Potongan terakhir (?) :
Yang disangka ada, lalu lenyap seketika.
FinneAuf wiedersehen..

Dirgahayu bangsaku, merdekaaaaaaaaaaa!
66 itu tidak mudah, karna berupa dua angka 6 yang berjejer rapi dengan kisah yang melejit meredup bak kembang api juga bintang kejora.. :)

Yang kuambil dan kuulangi di dalam hati,
Innallaha ma'as-sabirin, man jadda wa jada..

Sekali lagi,
SELAMAT ULANG TAHUN~!!! 

(entah mengapa suka sekali dgn gambar ini, hehe..)

 "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera
agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari.
Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli.
Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita"
— Soekarno
Monday, August 15, 2011

• • • - - - • • •


Hanya diri kamu sendiri, yang bisa membawamu ke tujuan akhir.
Hanya diri kamu sendiri, penentu mimpi - mimpi kamu menjadi besar.
Sebagai pengendali bangkit ketika jatuh.
Sebagai wujud dari doa. Sebagai haluan, juga pondasi.

Ya, bertahanlah kamu.
Seperti kata Ibu dan orang paling bawel sedunia,
'Badai pasti berlalu'.. 'The storm will get over soon'..
Bertahanlah.

Jadikan semua ini pijakan kecil untuk meraih impian.
karena kamu tidak akan pernah kalah.

Semudah membalik telapak tangan,
semudah membalik telapak tangan,
semudah membalik telapak tangan..


Mayday Captain, S.O.S.. Save me, save our self..
I am ready.. I am ready.. I will hang on, i will.. B)
Sunday, August 14, 2011

Ini ceritaku,apa ceritamu? B)

Ketika kamu dikata dibutuhkan,
tapi tidak diinginkan.. Apa rasanya?

Well,
seperti berjumpa pelangi tapi setelah itu diguyur hujan deras.
Entah bahagia atau hanya kau simpan dalam ribuan tanda tanya.

Semoga selalu baik-baik saja,
kamu.:)
Friday, August 12, 2011

Let It Be


Janji untuk terus membuat bahagia,
janji untuk menghadirkan kembali bersama,
janji untuk terus selalu disana kapan pun diperlukan..

membuat saya berpikir untuk memaafkan diri sendiri
agar Dia pun mau memaafkan (katanya)..


Seperti ada tanggungjawab,
seperti ada yang menunggu,
seperti senang untuk berkorban..

membuat saya begitu bodoh karena selalu skeptis untuk meminta,
karena dikecewakan satu atau dua kali..


Ada harapan dan pesan, juga terimakasih,
agar diberi skenario cantik. Atau cepat menemukan yang dicari..

ah, apa yang kau tahu tentang apa yang kucari? kau hanya tak paham, how come?


Selalu katakan semoga, agar masih ada..
Tapi menghindar ketika semua sudah cukup..
Lalu dialihkan pada ucapan selamat beristirahat dan akan pergi dari arah utara..

Bimbang, tapi tak bilang..
Mau, tapi tak meminta..

sebegitunyakah?daripada mengambang dan repot,katamu?repot?..


Selalu ada cara jika benar adanya,
tapi bukan hal yang sama jika dengan paksaan.
Dengan logika dan rencana agar sesuai kemauan.

Itu klise..
Itu skenario..
Itu buatan..

Karena tak perlu kau pejamkan matamu,
berpikir keluar dari labirin semu. tanpa tahu apa yang kau mau..
Jangan katakan untuk mencari jalan pulang bila tak yakin,
dan jangan marah bila kubilang kau payah..

Ambil, telan, rasakan..
Atau buang, acuhkan, pergi jauh-jauh..

Itu lebih mudah, ya itu lebih mudah..:)

Wednesday, August 10, 2011

Tak Perlu (Lagi) Menunggu Layang-layang :)

Bukan layang-layang, juga lele ..
Jadi tak perlu ada tali, atau tempat sampah, seharusnya ..

hati kamu mungkin memilihku, 
seperti juga hatiku selalu memilihmu. 
Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. 
Kadang, begitu saja sudah cukup. 
Sekarang aku pun merasa cukup."
— Dee (Perahu Kertas)

Saturday, August 6, 2011

Titik.

Ya aku melihatmu,
sisi belakangmu.
Ah lama sekali..

Utk merekam semua detik yang kupunya,
sebelum menghilang dan selamanya..

Menjadi jejak,yang serupa di sela debu malam tak beraturan,
saat kau tautkan jari kelingkingku..

Sebagai sebuah titik,
dalam sebuah buku..

Terimakasih..
(mau empat atau lima bahkan enam,itu semua hanya angka,rupanya~)
Tuesday, August 2, 2011

Teras untuk Tamu


Kamu pernah bilang, akhirnya, bahwa kamu terusik.
Dengan teras rumahku yang sempit namun ramai.
berkali kau datang, utk bersantai menikmati hari atau menyesap satu-dua kopi panas bersamaku.
Aku tahu, kamu tidak bodoh utk tak menyadari kalau kau selalu tak sendiri.

Kau temukan, ada saja,
entah kah yang hilir mudik mengantar kudapan.
Atau bermain enggrang di kebun, bahkan membaca buku di balik pepeohonan sembari mengamatimu dalam diam.

Aku masih ingat.
Pertemuan kita selalu sama, tak terencana.
Aku selalu bertemu denganmu di sudut jalan itu, dalam kondisi apapun.
Kadang kau temukan aku bersepeda, atau bermain roller-blade, berlari-lari kecil.
Tersedu atau tersedak, kecil maupun besar.
Kita selalu bertemu di tempat yang sama, sendirian.

Untuk dilanjut dgn bercengkrama di teras rumahku, yang selalu kau temukan ramai.
Yang selalu kau candakan 'kenapa aku selalu menemukanmu sendirian?',
yang kujawab cepat dengan hirupan kopi panas dan kunyahan pisang goreng.
Lalu kau hanya tersenyum.

Kau selalu komentari tamu-tamuku dgn tatapan yang kukenal benar.
Kau tertawa, mendengar, memahami.
Dan, kapan sesungguhnya kau mulai terusik?

Kau mulai tak ada, tak kutemukan kamu, entah di jalan yang sama atau rumahmu berada.
Kau bilang, kau jengah dengan semua kegaduhan itu. Kau ingin satu, tanpa pembanding.
Yang hanya kujawab dengan lenguhan panjang 'kamu tahu apa?'
Lalu diam, dan jeda panjang yang kita sama-sama tahu untuk apa.

Kini,
terasku masih ramai. Dan masih sama.
Hingga detik itu kutemukan kembali kamu disitu entah apa yang mendorongmu.
Tertawa, lalu tersedak akan kopi yang dihirup cepat-cepat untuk menghilangkan spasi kemarin sore itu.

Dan aku selalu tahu bahwa kau tidak bodoh, bahkan makin pintar.
Karna pemahamanmu tentang teras rumahku yg tak pernah bisa kubuat sepi, tentang tamu kehidupanku yang kusayang dan tak terusir.
Namun kusebut pintar karena diam2 kamu mempelajari konsep baru.

Bahwa tak perlu teras rumahku yang tak gaduh tanpa pretensi.
Cukup di balik pintu rumahku yang hanya ada satu.
Yang bisa masuk diam2, disadari atau tidak,
untuk menjadi yang pertama di pagi hari.
Yang kusuguhkan kopi panas dan pisang goreng hangat.
Berbicara tentang kita dan empat atau lima.

Semoga.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat,
janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat,
karena aku ingin seiring dan bukan digiring.
Monday, August 1, 2011

Bintang yang Paling Terang


Ada khawatir disana, dan juga cemas.
melihat wajahmu, melihat kita.

Ada gelisah, dan takut.
Melihat apa yang akan kupilih, apa yang akan kubawa masuk, apa yang akan kulibatkan.

Bahwa aku,
takut kau melihat yang salah, yang tak tepat, yang akan selalu membuatmu berkeluh kesah sepanjang waktu.
Kutelusuri nasihatmu, harapanmu, impianmu, itu bukan hal yang mudah.
Tentang yang baik atau yang tidak, yang bisa atau tidak, yang tepat dan sempurna.
Tentang dia padamu, pada kita, pada masa depan.
Bukankah itu terlalu berat utk dibahas berlarut-larut, eh?

Yakinlah, bahwa cukup lama ku pilah dan pilih, ku masuk dan keluar, ku bawa dan pergi.
untuk sekedar mengamati raut wajahmu, wajah kita, tentang apa apa yang kuterima.
Apakah ada yang berkenan di hatimu?

Kuharap, suatu saat nanti kita akan bertemu,
antara rasa dan harapan, bahwa itu satu dan tak terganti.
Insya Allah..

Akan kuberikan bintang yang paling terang untukmu.
Bukan bintang sembarangan, bukan kembang api, sekedar lilin, apalagi korek api murahan.
Tapi bintang yang akan melengkapi kita, menjadi penunjuk arah kita,
bersamaku..untukmu..,

hai rumah melankolisku.. :)
 

Blog Template by BloggerCandy.com