Monday, October 29, 2012

Hidupku yang Sengsara


Senin pagi di penghujung Oktober. Di sela lautan Neptunus yang (akhirnya) hujan. Menjadi biru gelap, dengan awan sempurna mendung. Pelayaran Jawa-Kalimantan ini sungguhan sempurna sentimentil.

Kau tahu. Pekerjaan menjadi satu-satunya pelaut junior perempuan, dimana perbedaan minimum terpaut 3 tahun, bukanlah suatu yang begitu menyenangkan. Saat semua bercampur-aduk menjadi satu, melalui proses adaptasi yang rumit.

"Vid, ketek gua bau banget lah. Dua hari doang padahal gak mandi. Coba deh." *secara licik diam-diam dengan cepat mengoleskan sesuatu yang basah + asam telak di lubang hidung, berakibat aromanha langsung menusuk ubun-ubun

"Vid.. Vid.." *memasukkan baju ke kepala, you know what i mean, iya.. daki-daki itu, keringat lengket itu, iakh!

"Rambut lu bagus deh!" *menarik-narik seperti tali kekang kuda

"Eh iya ya, enakeun!" *yang ini ditarik ke belakang sempurna

"Entar yak, gw bikin kunciran lu lebih menarik!" *melingkarkan selotip karet merah-kuning-merah pada rambut terkuncir, si objek penderita pasrah karena sibuk cuci piring alat gali tanah

"Vid, tau gak? Produk penghalus wajah di salon itu ada yang dibuat dari lumpur kaya gini!" *secepat kinton meraih lumpur sisa coring, lalu mengoleskannya di wajah

"Vid, habis waladholin apa? Apa? Amiiiiiiinnnn.." *mengusap kedua tangan penuh hitam-bau besi karat-bercampur grease-lengket ke muka

"Elu, kalau mau.. Nanti gua anterin, ke bec, itu gak diupgrade-upgrade ram otaknya.." *sehabis ringan menjeplak jidat setelah sebelumnya beralasan klasik itu poninya benerin

Sialan. Andai saja itu bukan kalian. Kakak seperguruan yang saya sayangi. Entah sudah semuntab apa saya.

Ah. Dengan kalian. Saya secara alami hanya menjadi gadis manja yang berteriak spontan lalu balas mencubit atau memukul bahkan menyemprot air. Hanya itu, tiada sakit hati atau merasa dibully-bully. Hanya hangat, karena mungkin sebagai ungkapan care.

"Kangen adek gua si Uneng, Vid. Makanya lu harusnya bangga, oranglain belum tentu gua mau jailin. Belum tentu.."

Katanya lagi deket sama cowok ya? Awa doain lah, semoga kriterianya kaya yang lu aminin waktu itu. Hehe..

Crit, kalau lagi kangen Bapak. Itu artinya Bapak minta didoain. Ayo sholat, mumpung bawa mukena kan?

Friday, October 26, 2012

Cecoro


Ketika waktu yang dihabiskan bersama orang-orang ini, lebih banyak dari siapapun juga dalam berbulan terakhir..
Ketika medan memang mengisolasikan diri dari dunia luat tanpa ampun sama sekali.
Ketika yang dipandangi hanya biru, biru, dan biru. Hanya mereka yang itu saja. Ketika mereka membentukmu yang sejati, tentang penerimaan, tentang pembaharuan, tentang pendewasaan, tentang dunia.

Percayalah, lautan sungguh tepat bagi orang yang dinamis. Yang membenci stagnansi, yang benci hiruk-pikuk kota. Yang benci, mereka yang manipulatif. Karena lautan sungguh seapa-adanya. Tiada tempat bagi topeng-topengan, lumuran terigu, apalagi barang imitasi.

Absolut, saya tidak akan pernah mau. Terkhusus bertemu Anda. Mereka pun akan kamu sontek kah?

Gaya? Kecil. Penampilan? Apalah. Kesukaan? Monggo. Selera? Jug. Hobi? Apa aja boleh. Asalkan jangan lautan, lautan tempat saya berkelana. Dimana saya terhindar jauh sekali dari lakumu yang membuat alergi.

Bukan sombong, hanya iritasi.
Bukan memaki, hanya menjengit.
Bukan dengki, juga iri, atau benci, apalagi kheki..
Hanya alergi. Hanya alergi.

Alergi. Dengan imitasi.

"Ah Vid, jadi hare-hare maneh mah. Tara sigap nyieun kopi deui.." /
"Gara-gara si Umar Bakri nih. Eh siapa, Aa Gepeng ya? Apa si Tatang? Gyahaha Tatang mah udah ke laut kali yee~"

Gak Oom. Lain ka laut si eta mah.
Jangankan ke laut, maju satu meter aja susah. Wkwk.
 
Monday, October 15, 2012

Belief


Karena, terkadang kita harus keluar dari zona nyaman untuk menjadi besar.
Karena orang besar ialah orang yang mau mencoba mendaki puncak tertinggi juga palung yang terdalam..


Bulan ini bulan paling gabut sedunia. Di kantor ongkang-ongkang kaki, masuk sesiang-siangnya, cabut semaunya.

Ketika waktu luang terbentang sangat luas hingga salah satu teman pun bisa mencetuskan tanya status kepegawaian saya disana: Ente dipecat, Ngil?.. Shit man! Mungkin karena saking seringnya saya terlihat leluasa bersantai di Bandung. Saya sudah kelamaan di darat tanpa ada kerjaan yang jadi hambatan melaut memang, tolong!? ╰( ̄﹏ ̄)╯

Beberapa hari kemarin, keberangkatan saya dibatalkan dengan alasan konyol, kamar penuh. Karena wanita dispesialkan, satu kabin untuk dia seorang. Ini lah kan, minusnya kapal di negara kita, tidak one man one room. Jadinya perhitungan kalau kaum hawa naik.

Dan di tengah nesu-nesu saya untuk mangkir karena sepertinya ke depan akan sering terpentok masalah seperti ini.. tapi bingung entah kemana, tawaran itu pun bermunculan seperti turun dari langit begitu saja. Ajakan mengelilingi dunia, begitu MENGGIURKAN.

Tapi, tapi, dan tapi...

Hingga di Senin sore ini saya menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan di balkon pengasingan, mencoba merangkum tumpukan tapi menjadi sebuah keputusan. Mencoba atau tidak.

"Ah kau, kan belum tentu diterima juga? Kenapa segalau itu buat nyoba aja?"|

"Men, bagi urang galau itu ketika memutuskan buat coba apa nggak, bukan waktu tau hasilnya. Itu mah resiko karena udah nyoba, justru tahap awal ini yang menentukan seberapa niat kita untuk bekerja disana.."

See?

So, why so serious, Vidia~

Friday, October 12, 2012

UsangAsingAsong


Seperti deja vu,

Ingat momen empat tahun silam.. Jauh sebelum orang itu menikah tepat dua hari sebelum Ayah pergi sehingga janji saya untuk datang harus diabaikan; jauh sebelum orang tersebut meminta bertemu, berkali-kali sebelumnya, setelah masa dua tahun perang dingin, yang terserang penyakit akut: grogi; jauh sebelum manusia bodoh ini beralih karena anomali; jauh-jauh, sebelum Ayah & Ibu bertanya mengenai seorang yang berkuliah sama dengan Tante Dewi, di jurusan yang Ayah ingini dan lolos tapi terpentok biaya.

Sore hari. Di gerbang Salman. Mang-mang jual majalah. Bercanda tentang satu orang yang mencari-cari sedari tadi. Perawakan itu, mata itu, dan kata-kata: "Kayanya beda sama yang di foto ya? Yang ini chubby.."

Atau mari merangkak ke satu tahun sebelumnya.. Lebih jauh lagi sebelum jengah melihat mereka yang lebih bebal dari cangkang penyu; sebelum konferensi konyol bersama orang-orang kepala batu; sebelum perjalanan halus tapi menyakitkan; sebelum permusuhan para wanita; sebelum merasa menemukan partner terbaik; jauhhhhh.. sebelum menyaksikan metamorfosa seorang penunduk dan penakut menjadi yang selalu menegakkan kepala dan berhati besi.

Lagi-lagi sore hari. Di bangku-bangku koridor depan perpustakaan besar. Mahasiswa pikuk berlalu-lalang. Seseorang memanggil dengan minim percaya diri. Sorot itu, mata itu, dan kata-kata: "Halo..."

Bagian mana? Ialah ketika menemukan seorang asing yang menunggu di tengah keramaian. Saat menerka, menilai ini-itu, lalu memilih. Saat orang ini menjelma menjadi image, menjadi figure, memiliki peranan, dan memiliki porsi hingga bertahun kemudian. Orang-orang asing di ujung jalan.

Seperti orang asing yang empat bulan lalu minta dibuatkan teh hangat di pagi hari. Atau orang asing yang sebulan lalu di warung mie pertigaan lampu merah yang habis berkendara jauh dan tiba terlalu malam. Atau yang baru saja, sekitar dua pekan lalu, menanti di pinggir jalan membawa ransel besar, dengan kalimat pertama: "Pantesan lama, kok naik bus yang ini?"

Orang-orang asing yang saya persilahkan masuk di ruang tamu,

yang beruntung bisa mendapat kunci rumah.

"Yah, kemaleman. Padahal mau minta anterin.." |
"Hah? Kemana?" |
"Ketemu Ayah.."

Ah.. Siapa bilang orang asing itu penculik, penjambret, penghiptonis, bahkan pemerkosa?

Orang-orang asing ini pernah membuat saya merasa menemukan rumah. Rumah yang juga bisa membuat saya tetap bermimpi. Tempat tiada lagi yang harus disembunyikan termasuk berkata: "Aku kangen~"



♪ So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

Cause I'm leavin' on a jet plane
Don't know when I'll be back again ♪

[John Denver: Leaving on A Jet Plane]

Thursday, October 11, 2012

Fear


Iya saya takut.
Takut dengan si Caris Hipsip entah apalah namanya itu dan alat ukur bersensor tiga yang asing bagi saya.
Takut bertemu seorang kapal yang makin gila saja akhir2 ini dan prosesi hindar-penghindaran yang nampaknya akan sulit nanti.

Takut menghadapi mcu yang kedua kali dan mendapatkan hasil bahwa rupanya saya sakit parah.

Takut terhadap angka 20x10^6 dan 2x7, terhadap rumput padung, terhadap bianglala, terhadap struk-struk dokter.

Saya takut, saya mati besok atau lusa dan melalaikan semuanya. Menjadi tidak berguna.

Dan... juga,
Saya takut kehilangan cinta kamu. #eaaa




♪ Dan ku akui tanpa kemunafikan
Ku cinta kau
Bahwasannya keakuanku bersumpah
Ku cinta kau ♪

[Iwan Fals: Yang Tersendiri]
Friday, October 5, 2012

Perasaan


Kau tahu arti perasaan "kosong"?
Saat bahagia tidak, sedih pun tidak.
Saat malam hening. Tiada suara jangkrik, maupun makhluk malam lainnya. Hanya ada suara kipas angin yang berderik di sudut kamarmu.

Itu kosong. Hampa.

Atau,
Pernah mendengar cerita si kecil Selly, yang meragu menyebrangi sungai hanya dengan pijakan batu licin di tengah derasnya aliran air?

Itu kosong. Itu hampa.

Karena itu, saya sungguh benci.
Dan sungguh menghindari.
Sesuatu yang rapuh dan malu-malu, yang datang lagi kali ini.

Membawa berjuta kecemasan juga asumsi yang dibuat-buat. Bernama perasaan.



... "Lantas?" Andi, seperti biasa tidak sabaran.
"Lantas apanya?" Pak Tua tertawa kecil, menggoda.
Andi memasang wajah sebal. "Musik dan cinta tadi, Pak Tua."

Pak Tua memperbaiki selimut di kaki.
"Ya, cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti."


(Tere Liye: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah)


Wednesday, October 3, 2012

...


Sore ini saya bermimpi, melihat Aki Imat. Tertawa berderai di tengah tamu yang melayat. Ramai sekali. Aki, lalu siapa yang akan ngahuapan saat Aki autis main game?

Aki, tabah ya. Kehilangan cinta untuk selamanya, entah bagaimana rasanya. Tapi Aki orang hebat. Yang akan selalu tersenyum. :)

Ucritz
Tuesday, October 2, 2012

Kilat


Apa rasanya, memercayakan hidup kita.. pada seorang asing yang kita kenal secara tak sengaja pada suatu liburan impulsif selama dua hari? Apa rasanya, membuka pintu lebar-lebar, bahkan mengijinkannya masuk.. pada seorang asing yang kemudian kau ketahui bobot-bebet-bibitnya, yang ternyata jauh dari mereka yang terdahulu.. yang berkilau akan lulusan universitas terbaik atau besar rupiah yang tertera di jidat mereka?

Apa rasanya, jika selanjutnya, kau bisa berhenti kebas, lalu move on karena orang asing itu? Kau bisa kembali tertawa dalam arti sesungguhnya, bahkan berhenti melirik dengki pada orang yang kau benci, karena dia?

Rasanya, murahan.
Karena percaya pada khayalan.
Seperti menganggap Bluebird itu anak Burok.
Seperti yakin Skybridge akan benar beroperasi di Bandung.
Seperti memainkan Cepot, yang bisa menganga lebar ketika ditarik benang di punggungnya.

Murahan, tapi benar adanya.
Kali ini aku memilih berkelana.
Berharap menemukan rumah.
Dengan dipandu kejora.

"Menjadikan dua hati yang manunggal dalam satu jiwa.."

Ndut, biarkan tetap disini yah! :)

N. D. U. T.
Saya membenturkan kepala di dinding keras-keras.
Berharap isinya tumpah lalu meresap ke dalam tanah.
Murudul. Gugulutukan nepi ka tungtung.
 

Blog Template by BloggerCandy.com