Monday, April 23, 2012

Firasat


Pertanda.
Entah mengapa saya selalu percaya pertanda.
Seperti pagi ini, ketika tanpa sengaja saya bisa tersadar tepat pada pukul 07.30, yang langka sekali saya dapatkan.. semenjak pulang dari Pulau Jawa.

Berkali saya pejamkan mata yang perih karena baru terpejam tiga jam saja, tapi pikiran ini terus bekerja entah untuk apa. Bahkan, lengkingan tinggi bertitle 'kerja kerjaaa, orang sukses ialah yg gak rela rejekinya dipatok sama ayam!!! :D' pun, yang rutin ter'snooze'kan berkali-kali.. belum berbunyi nyaring. Jangan tanya mengapa, saya pun tak mengerti.

Tiga pesan singkat. Satu dari sesosok manusia zaman es yang miskin emosi, yang bangun sangat pagi. Dua lainnya, membawa memori ke setiap percakapan singkat yang menjelaskan, untuk itulah senyum bangga itu saat menyebut status saya dalam keluarga. Yang menggantung jauh di bibir langit, menggema di seluruh penjuru lidah.

Sepekan terakhir ini, saya dilanda bosan. Jemu yang akut. Obsesi saya untuk menggoyangkan beam yang bebal, berubah menjadi jeritan tertahan. Pasalnya, siapa yang tidak gila hanya menjalani aktifitas yang itu-itu saja.. tidur untuk ke kantor, makan untuk ke kantor, lalu tidur untuk ke kantor lagi?

But I never crack under pressure, really. Mungkin Abang-abang disana mengerti. Ketika momen penjahilan itu sukses membuat saya berkeringat dingin memikul tanggung jawab yang, katakanlah, diada-adakan. Well, mungkin mata saya hanya terlihat yakin saat berkata "Saya tidak akan. Apapun yang terjadi, saya tidak akan resign.."

Bukan karena saya tidak punya pilihan. Tapi, karena.. mungkin inilah jalan yang Dia berikan pada saya, untuk menyebut status itu dengan bangga. Bukan getir. Ya, saya anak pertama. :)

"Karokean nyok.." |
"Nyok.. Tapi bayarin gue yak, lg kismin nih boi.." |
"Yaelah masa orang offshore gak punya duit, kemana gaji lu yang belas juta sebulan itu? Lu mah enak, gue kan punya cewek. Kudu jajanin juga.." |
"Ya kann. Dikirim.." |
"Masa semua sih? Gak percaya gw.."

Hell to the O. Iya, saya sulung. Dua adik masih bersekolah, semua perempuan.
Ayah saya sakit, adik saya dalam perawatan. Dua-duanya. Apalagi yang bisa saya bantu untuk Ibu selain itu? -___________-

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com