Hem.
Saya ingin mengisahkan kejadian-kejadian. Yang nampak konyol jika masih memiliki rima hingga sekarang. Yang nampak tak bermakna diungkapkan ketika kau sendiri sudah berhenti bertanya mengapa dan menghelakannya seperti angin jahil biasa yang hanya numpang lewat untuk mengacak rambut yang tipis.
Semua ini bermula dari percakapan yang saya sebut pengecut murah, yang setelah 6 bulan saat klimaks, dan jiwa yang kecewa telah pergi untuk selamanya, tiba-tiba datang ingin bercerita, dan berucap mau meminta maaf secara benar.
Sosok itu datang, dengan kisahnya sendiri. Meracau kelam yang dilalui, kesalahan demi kesalahan yang sesekali berhias tangisan. Saya, yang sejak Beliau pergi mengalami titik balik untuk kembali jadi diru sendiri, sudah terlalu kaku untuk merasakan masa lalu. Entah apa, tapi saya tulus mendengarkan dan mengatakan solusi agar dia bisa bangkit, dan berhenti menjadi manusia tak tampak.
Hingga saat ini, saya sama sekali tidak bisa memaafkan. Namun adalah basi untuk berteriak atau murka. Lebih mudah bagi saya, berbicara dengannya, dengan menskip bagian-bagian pilu dan membangkitkan orang yang terduduk di pojok. Mungkin, jika percakapan ini ialah 1-5 bulan itu, saya akan meraung ketika menjawab apa yang bisa dilakukan. Saya akan mantap bilang 'Penuhi janji kamu, nikahi saya'. Namun, kini semua tidak sesimple itu. Jiwa dan pikiran saya sudah terlalu lelah untuk merawat buku tentang dia dalam perpustakaan. Di titik balik itu, saya membakarnya, hingga habis. Setakbersisa itu.
"Kamu gak tau seberapa kecewanya aku sama kamu.."
Saya tahu, karena itu saya berhenti bertanya kenapa. Dan menjadikannya suatu kisah, suatu sejarah, yang datang karena Tuhan ingin kita mengalaminya dengan suatu maksud. Tamat.
Dan detik itu, ketika beberapa kawan bertanya apa yang saya telah lakukan. Saya berpikir cukup, cukup sampai disitu dia diinjak, dan cukup. Namun, banyak hal yang tidak diketahui muncul di permukaan. Banyak emosi yang bertiba datang timbul tenggelam. Dan saya setuju, untuk membahas semuanya, untuk memanggil kembali sejarah yang hilang.. Yang bahkan sudah dianggap tidak ada. Untuk kebaikan bersama. Dan semoga ini yang terakhir.
Bukan.
Saya tidak pernah meminta atau bukan membentuk aliansi. Tidak ada untungnya bagi saya karena dia tidak berarti. Saya hanya, membantu menyelesaikan apa yang merambat jauh berkepanjangan.. Yang mungkin titik sumbernya ialah saya, dengan mengatakan kebenaran.
Selamat datang, lagi, ke kematian.
Saya ingin mengisahkan kejadian-kejadian. Yang nampak konyol jika masih memiliki rima hingga sekarang. Yang nampak tak bermakna diungkapkan ketika kau sendiri sudah berhenti bertanya mengapa dan menghelakannya seperti angin jahil biasa yang hanya numpang lewat untuk mengacak rambut yang tipis.
Semua ini bermula dari percakapan yang saya sebut pengecut murah, yang setelah 6 bulan saat klimaks, dan jiwa yang kecewa telah pergi untuk selamanya, tiba-tiba datang ingin bercerita, dan berucap mau meminta maaf secara benar.
Sosok itu datang, dengan kisahnya sendiri. Meracau kelam yang dilalui, kesalahan demi kesalahan yang sesekali berhias tangisan. Saya, yang sejak Beliau pergi mengalami titik balik untuk kembali jadi diru sendiri, sudah terlalu kaku untuk merasakan masa lalu. Entah apa, tapi saya tulus mendengarkan dan mengatakan solusi agar dia bisa bangkit, dan berhenti menjadi manusia tak tampak.
Hingga saat ini, saya sama sekali tidak bisa memaafkan. Namun adalah basi untuk berteriak atau murka. Lebih mudah bagi saya, berbicara dengannya, dengan menskip bagian-bagian pilu dan membangkitkan orang yang terduduk di pojok. Mungkin, jika percakapan ini ialah 1-5 bulan itu, saya akan meraung ketika menjawab apa yang bisa dilakukan. Saya akan mantap bilang 'Penuhi janji kamu, nikahi saya'. Namun, kini semua tidak sesimple itu. Jiwa dan pikiran saya sudah terlalu lelah untuk merawat buku tentang dia dalam perpustakaan. Di titik balik itu, saya membakarnya, hingga habis. Setakbersisa itu.
"Kamu gak tau seberapa kecewanya aku sama kamu.."
Saya tahu, karena itu saya berhenti bertanya kenapa. Dan menjadikannya suatu kisah, suatu sejarah, yang datang karena Tuhan ingin kita mengalaminya dengan suatu maksud. Tamat.
Dan detik itu, ketika beberapa kawan bertanya apa yang saya telah lakukan. Saya berpikir cukup, cukup sampai disitu dia diinjak, dan cukup. Namun, banyak hal yang tidak diketahui muncul di permukaan. Banyak emosi yang bertiba datang timbul tenggelam. Dan saya setuju, untuk membahas semuanya, untuk memanggil kembali sejarah yang hilang.. Yang bahkan sudah dianggap tidak ada. Untuk kebaikan bersama. Dan semoga ini yang terakhir.
Bukan.
Saya tidak pernah meminta atau bukan membentuk aliansi. Tidak ada untungnya bagi saya karena dia tidak berarti. Saya hanya, membantu menyelesaikan apa yang merambat jauh berkepanjangan.. Yang mungkin titik sumbernya ialah saya, dengan mengatakan kebenaran.
Selamat datang, lagi, ke kematian.
Published with Blogger-droid v2.0.4
2 komentar:
awak meninggalkan jejak dulu
hahaha hati2 men ada jejak yg tak bisa dihapus hihi..
Post a Comment