Sebuah percakapan panjang dengan seorang asing kali ini berhasil menggelitik partikel-partikel halus dalam hati, membuatnya terjaga hingga fajar. Lalu mengawang jauh begitu saja, tak kembali.
"Kok sepi,emang lagi kemana gitu?" | "Istirahat" | "Oh,kirain.." | "Heu" | "Ada masalah?" | "Yah,sesungguhnya emang dua bulan terakhir sudah gak serumah" | "Eh?Maaf.." | "Iya,kangen" | "Lho,emang jauh?" | "Jauh" | "Ketemuan lah,katanya paling deket?" | "Gakbisa.." | "Hmm,sementara telepon dulu aja" | "Gakbisa juga,hehe"
Apabila dianalogikan, seperti berada pada kondisi dimana hanya memiliki provider 'indosat' ketika di tempat tersebut cuma menyediakan jaringan untuk 'telkomsel'.. Sehingga hanya perantara Tuhan yang mampu menghubungkan.
Juga seperti berada di luar angkasa, antara Bimasakti dan Andromeda, yang bertemu pun hanya mampu di alam mimpi.
Ini kondisi yang sudah terjadi dan tak bisa diapa-apakan. Yang hanya bisa dilanjutkan di masa berikutnya. Mungkin seperti peserta ujian yang gagal SPMB, yang harus menahan rindu akan bangku perkuliahan di perti impian, dan hanya bisa belajar jauh lebih giat sekuat tenaga agar bisa lolos di tahun depan. Bedanya, yang ini bisa ribuan tahun, atau bahkan esok hari, tiada yang tahu.
Biarlah menjadi misteri. Mungkin paranoid, atau tak menerima kenyataan..akan ketiadaan.
Haiii pagi, apa kabar? Salahkah aku? Aku merindumu, benar adanya.
P.S.:
Kini tiba waktunya Ibu, Ibu, Ibu..lalu Ayah. :)
Published with Blogger-droid v2.0.6
0 komentar:
Post a Comment