Terkisah permulaan tugas dan risalah nabi Musa as, dideklarasikan untuk pergi ke istana Fir’aun, memberikan peringatan dan mengajaknya menuju kepada Allah swt.
Pada saat itu ketika nabi Musa as mendapati tugas sebagai sebuah hal yang berat menghadap kepada Allah swt dan berdoa:
رَبِّ اشْرَحْ لِى صَدْرِى * وَيَسِّرْ لِى أَمْرِى * وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسانِى * يَفْقَهُوا قَوْلِى * وَاجْعَلْ لِى وَزِيراً مِنْ أَهْلِى * هرُونَ أَخِى * اُشْدُدْ بِهِ أَزْرِى * وَأَشْرِكْهُ فِى أَمْرِى * كَىْ
نُسَبِّحَكَ كَثِيراً *وَنَذكُرَكَ كَثِيراً * إِنَّكَ كُنْتَ بِنا بَصِيراً
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.”[ QS. Thaha [20]: 25 – 35.]
Allah swt memberikan jawaban: “Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa.”[ QS. Thaha [20]: 36.]
Setelah itu Allah swt mengajarkan metode menghadapi Fir’aun kepada nabi Musa dan nabi Harun sebagai berikut: “Pergilah kalian berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kalian berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.”[ QS. Thaha [20]: 43 – 44.]
Nabi Musa dan nabi Harun as mengatakan:
رَبَّنا إِنَّنا نَخافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنا اَوْ أَنْ يَطْغى
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.”[QS. Thaha [20]: 45.]
Allah swt memberikan jawaban: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.”[QS. Thaha [20]: 46.]
0 komentar:
Post a Comment