Di hari-hari seperti ini yang obat terbaik hanyalah hujan-hujanan disertai memandang 'fool'-moon, saya seringkali membuka-buka milis. Apapun itu, entahkah hanya untuk mendengar kabar, tercengang-cengang memperhatikan orang-orang besar yang sudah lama mengarungi kehidupan. Yang penting diambil positifnya (teringat kata-kata seorang rekan yang saya segani meski lebih 'muda': Gak penting besar - kecilnya, yang penting itu semangatnya! *menepukkan kepalan tangan di dada).
Well, beberapa renungan bagi saya yang seharusnya sudah mulai lantang-luntung mencari pekerjaan untuk membangun negeri:
"Yg lebih penting adalah bukan 'tahu apa isi perut negeri' ini, dimana pembantu dan sepatu saya juga sudah tahu. Yang lebih penting apa yg mau kita kontribusikan untuk memperbaiki negeri ini. Yang sederhana aja deh, apa Tuan ini mau bantu, membangun dan mengembangkan KOPERASI ***, dimana sebagian dari dana yg didapat nantinya akan digunakan untuk pengembangan (SDM) anggota aktif ***, menjadi manusia unggul yg nantinya mau menyisihkan sedikit tenaga dan pikirannya, bukan hanya untuk dirinya sendiri... Saya selalu benci dan marah dengan orang-orang seperti Tuan ini yg hanya bisa berkoar-koar dan menunjukan isi perut orang. Lha wong isi perut kita kan memang isinya gak ada karuan. Coba saja minta Tuan mengeluarkan isi perutnya, pasti sama deh dengan isi perut kita,bau dan mungkin menjijikan."
Sesuatu yang, membuat saya berpikir. Apakah saya juga termasuk orang yang senang berkoar-koar dan tidak cukup berkontribusi pada orang-orang di sekitar saya?
Atau lain halnya ketika topik mulai menjurus mengenai Maria Selena, si Putri Indonesia asal SBM ITB yang dikatakan sangat cantik jelita dan menjadi buah bibir mengalahkan Ayu Tingting. Obrolan menjadi geli bagi saya ketika bola tiba-tiba dilempar menjadi ajang perjodohan. Para alumni yang tergolong muda disodor-sodorkan bahkan dibully-bully agar berani meminang Sang Putri. Sebuah dialog unik:
xxx: "Ah malesnya cewe SBM itu 70% lebih merokok semua... dan snobbish.. yah wajar dengan SPP berkali2 lipat rekannya di jurusan2 reguler... "
yyy: "Kedengarannya seperti pepatah lama 'Karena tidak bisa menari dikatakan lantai berjungkit'. :-)"
zzz: "Waduh kalau kamu mundur biar angkatan dibawahnya saja yang maju.. saya kira sampai angkatan yang sudah ditingkat paling akhiiiiiiir sekali sekarang masih bisa maju tuh..."
xxx: "Tenang aja Pak, anak yang satu itu keren koq, tinggi, eks pecinta alam SMA, eks pejabat teras *****, cewe pasti klepek klepek.."
zzz: "Fisik (lahiriah) bukan jaminan...kalau masalah beginian urusannya hati sama niat. Hati kamu saya rasa okay......Cuma niat ini yang saya masih ragu."
Satu:
Apa saya termasuk orang yang 'karena tidak bisa menari dikatakan lantai berjungkit?
Apa saya termasuk orang yang 'karena tidak bisa menari dikatakan lantai berjungkit?
Dua:
Apa saya juga hanya memakai hati tapi tidak mengacu pada niat?
Apa saya juga hanya memakai hati tapi tidak mengacu pada niat?
Dan, bagaimanapun para orang besar ini berseteru, tetapi tetap saja kekeuh selalu ditutup dengan peringatan untuk apa mereka tergabung dalam milis itu, baik secara 'Kebapakan' maupun 'Kekanakan', seperti halnya beberapa bait lagu yang kita sama-sama tahu..
♪ Indonesia tanah air beta.....
Pusaka abadi nan jaya...
Indonesia sejak dulu kala...
Selalu di puja-puja bangsa..
Disana..tempat lahir beta..
di buai dibesarkan bunda..
tempat berlindung dihari tuuua
sampai akhir menutup mata ♪
Ah. Semoga. Saya selalu diingatkan untuk menjadi dewasa. Tidak yang berego tinggi, yang individualistis, yang pengutuk diri sendiri. Semoga semua hal-hal baik yang Dia berikan pada saya tak pernah menjadi suatu yang sia-sia. Amin. Semangatlah hai Jobseeker baru! :D
Kuingin kau tersenyum kembali setelah apa yang kau alami
Hilangkan benci dalam hati, kuingin kau tertawa kembali
Karena ku ‘kan selalu di sini, saat kau tak mampu usir sepi
Hilangkan benci dalam hati, kuingin kau tertawa kembali
Karena ku ‘kan selalu di sini, saat kau tak mampu usir sepi
[Steven and The Coconut Treez: Tersenyum Lagi]
0 komentar:
Post a Comment