Saturday, March 24, 2012

AURORA


..still at Handil Baru, Kutai Kartanegara.

Hari-hari terakhir, tiada mimpi.
Mimpi yang itu-itu saja. Tentang rel roller-coaster  yang terputus di puncak, menukik jatuh tajam, terburai hancur percuma dengan lempengan besi yang menusuk-nusuk di sekujur tubuh. Tentang tersesat di labirin tanpa cahaya, tanpa jalan keluar, untuk berputar lalu berputar tiada henti. Atau, tentang percakapan orang-orang yang memaksa keluar menggelegak-gegak dari peti mati. Tak bisa ditutup karena kepenuhan, tak bisa dikubur karena kebesaran, pun tak bisa diledakkan karena begitu kuat, begitu tangguh, tak terabaikan.

Itulah mereka. Mimpi-mimpi yang siang bolong pun pagi buta tetap meraja. Mimpi kosong yang sama, yang mengganggu bagai nyamuk rawa Kalimantan di siang hari. Berisik, dan tak takut soffel. Pfffft.

Entah. Mungkinkah mereka hilang? Atau ketakutan-ketakutan itu meredup satu-persatu? Apakah itu karena waktu, itu karena memori-memori nyata yang benar bisa dipeluk, itu karena keluarga baru, orang baru.. mungkinkah?

Malam tadi, saya menikmatinya. Hanya duduk berpeluk lutut, mendengar musik kota terasing selama dua bulan terakhir. Truk-truk batu bara yang berdesing, binatang malam yang berderik, juga ramai dengkuran makhluk-makhluk lapangan yang bersahutan berlomba mengalahkan sunyi.

Lalu kamu, dengan pikiran jauhmu. Dengan sulit istilahmu yang membuncah. Tersenyum satu-satu.

Ya. Hanya ruang padat tanpa barang. Dengan kita disana. Tanpa massa, tanpa masa, tapi penuh. Tapi hangat, dan berangin. Entah apa namanya.


Apa itu logis, atau pragmatis?
Apa itu individualis, atau kapitalis?
Mau mainstream atau tidak. Paradoks atau tidak.
Sama saja, toh?
Karena intinya ialah pada kualitas yang terupgrade,
bukan sekedar menemukan keutuhan pantulan yang tercermin.

Well, got you..
Hutomo! ;p
 

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com