Mereka, orang-orang besar penguasa lautan. Duduk mengongkang kaki, menegakkan kepala, berbicara tentang puncak-puncak tertinggi, berbicara tentang keping uang yang bergemerincing. Berbicara, tentang badai yang dilalui yang berdesir pecah memekakkan bui.
Mereka, lalu berkumpul mengampar tikar. Mengalir kesana kemari. Entahlah. Suka-suka saja. Bagai eksklusif yang selalu bersama. Berpikir melingkar, menodong satu orang anak kecil yang baru tahu pertambahan satu tambah satu sama dengan dua. Mereka pikir, tahu segalanya?
Mereka berikrar akan menguasai dunia. Dan mengajak yang mau ikut serta. Mau apa, menguasai dunia.. atau mengikuti jejak mereka? Badut yang gila bekerja tanpa hari Minggu. Badut yang haus ilmu tanpa hari gotong royong dengan Karang Taruna setempat. Badut yang angkuh, yang merasa segala bisa, yang paling tinggi, yang paling hebat, yang paling.. dan paling.
Tidak. Saya tidak mau. Saya mau menguasai dunia, tapi dengan cara sendiri. Tidak dengan apa yang mereka katakan tentang saya. Tidak dengan ribuan petuah yang hanya dari pihak kalian. Tidak. Tidak akan.
Dengan segala hormat, I'll be one in ten, someday. I WILL. Tapi tidak harus dengan apa yang kau katakan. Tak apa menempuh waktu 10 kali lipat lebih lama, karena saya masih sadar akan arti bahagia. Bukan uang, uang, dan uang. Bukan ilmu, ilmu, dan ilmu. Tapi uang, ilmu, dan kebahagiaan. Karena saya bahagia. :)
*dengan beberapa saduran akibat kertas catatan tercuci di kantong, Faaaaaaaaaaaaaak!
0 komentar:
Post a Comment