Saturday, April 14, 2012

Summer



Percaya atau tidak?


Mau diam, pergi, lari, atau pasrah pun. Mau mengalihkan tak berani atau diam-diam menyelidiki. Mau memberani-beranikan diri dengan uji nyali 6 butir nada-nada yang hanya terfokus satu titik, dengan seringkali menunduk memainkan kaki, berpura bosan menghadap ke belakang sembari menahan-nahan butiran halus. Atau mau adu lihat-lihatan dengan beberapa ekspresi yang terekam sempurna.

Saya, tak bergeming. Saya buang faith itu. Jauh-jauh. Saya tatap. Dan menyingkir.
Menepis deburan-deburan yang bandel mencuat sedikit-sedikit. Menepis kelebatan-kelebatan yang nakal merampok manusia-manusia kecil di dalam pikiran.

Saya. Tidak menyesal.
Untuk datang dan berdiri. Di depan kamu (dengan radius 5 meter).

Tapi bohong. Setelah 120 hari.




Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup. 
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. 
Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.

Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? 
Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. 
Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.

Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan....

[Wulan Dewatra: Hujan dan Teduh]



Dan.. terakhir.
Saya tidak kembali menjadi Summer. Karena dia percaya, saya bisa.
Dia yang masih lama pulang. Dan semoga, tidak pernah lupa, kembali.

1 komentar:

sahamku.id said...

Summer? Ah, akankah 380 hari berikutnya plot ceritanya akan berubah, Bu?

 

Blog Template by BloggerCandy.com