Friday, September 30, 2011

Moron

Bukan, ini hanya efek belum tidur. Sungguh.
Tapi ini benar2 mengingatkan saya kalau dahulu saya pernah terkagum2 dengan sesosok Kotaro Minami. BAHAHA.

INI PASTI ULAH GORGOM!

Nescafe Latte


Senin :
     Pagi hari. Berjalan cepat disertai diskusi singkat menuju kantor Bapak berkenangan buruk saat kehilangan saudara, menemukan ruangan teman sangat baik seminar. Menunggu. Lalu diberi diskusi panjang, untuk membuat tangan berkeringat saat partner berkata 'Kalau sudah siap kamu kabari ya..'. Aih, tidak ada tanda-tanda. Tidak ada..

Selasa :
     Mendapat si dunia yang terlalu angkuh sehingga tidak teliti. mendapat si Delta dari orang dalam tapi hanya sedikit dari bagiannya yang luas. Pusing karena waktu begitu cepat. Berulang ditanya dengan tema yang sama, yang hanya bisa dijawab tersenyum atau anggukan 'belum tau~ :)'

Rabu :
     Iya, saya memang bodoh. Kenapa tidak menghubungi salah satu Trio Kwek-kwek dari awal? For God's sake, Vidia.. Untuk menjadi robot ketik dengan sesekali melihat jam. Tengah hari. Berlari menuju tempat partner, masih ada. Berlari ke tempat sesuatu banget yah hari gini gakbisa cetak rumus?, satu jam Mas, saya bulak-balik gerbang depan sampai belakang 100x juga gak selama satu jam kayanya.. (naik sepeda oren ijo tapi,yang tidak lupa memakai keranjang~ ;p). Berlari lagi, dan tidak ada. SUDAH TIDAK ADA! Ibu Mercusuar yang baik hati berkata 'Sayang sekali Vidia, baru saja beliau pergi, Yang putih..'.
     Pias, titik. Berlari untuk menemukan si partner ganteng mengendarai yang putih dengan kacamata hitamnya. Luarbiasaaaaaaaaaaaaaaa.. Turun, cari siapapun juga untuk pinjem alat komunikasi yang dengan cantiknya milik saya tertinggal di rumah. Satu kali, tidak diangkat. Dua kali, tiga,... Kirim pesan. Empat kali, lima kali.. desperado. Pindah tujuan, rumah, dan hanya dijawab dengan sombong ' aduh maaf ya ini mertuanya dan kita gaktau nomornya berapa..' (Cih, bagus sekali alasannya Bu~!) Enam, tujuh, ... dan kali - kali lainnya. Satu jam kemudian, saya menyerah, dan mulai cengeng. Ah, saya ingat, iya saya belum. Pantesan aja ditunda! Hahaha.
     Dan terimakasih Tuhan kau kirimkan lagi pertanyaan itu dari mulut usil. Saya bilang usil karena yang bertanya hanya tertawa girang. Tidak ada simpati. TIDAK ADA! Seperti biasa.
     Terakhir, meski tubuh sudah tak sanggup untuk menaiki tangga. Tapi demi keterjagaan saya dari tengah malam, saya kembali menemui Ibu Mercusuar. Beliau memang dingin, dan musuh semua mahasiswa yang senang menyontek, saya tahu. Tapi tahukah? Beliau mau membantu saya untuk menghubungi si partner yang so busy dan akhirnya saya mendapat kabar bahwa Beliau kosong esok sore. (Benar kan Teman, Ibu yang sampai sekarang saya tidak tahu nama aslinya ini BAIK. Sungguh. Dan saya rasa bukan karena saya tidak menyontek atau berisik karena ujian, tapi karena Beliau itu baik, titik. Dengar, beliau pernah rela membukakan perpustakaan bagi saya ketika Bu Siti cuti (yang membuat saya membelalakan mata), dan sekarang Beliau menghubungi partner yang sedang pundung bagi saya! Sungguh, saya ingin memelukmu Ibu Mercusuar yang dingin, tapi saya takut hehe).
     Oke. Ini hari cukup buruk. Karena sudah pasti. Tidak ada.. Tidak ada O untuk kamu, Vidia~

Semangat Vid, terus kejar hingga deadline paling akhir.. Setidaknya Vidia sudah berusaha hingga apa yang bisa dilakukan.. [Kakak Tersayang yang Tidak Pernah Pergi]

Don't worry.. About a thing,.cause every little thing's gonna be all right.. Raise up this morning, singing sweet song, about  melodies pure and true.. - Bob Marley.  [Rolex di Era Digital]

Kamis :
     Menunggu beberapa lama. Hingga akhirnya Ibu Mercusuar yang telah berubah nama bagi saya menjadi Ibu Peri kembali memberikan sihirnya: 'Lantai dua, Vidia..'
     Saya temukan, Beliau menyapa seperti tidak terjadi apa-apa. Bagus.
Partner : Good. Kamu mau mencoba? Saya tidak keberatan. Karena saya lihat kamu sudah menikmati prosesnya. Lulus atau tidak, itu hasil, bukan kamu yang menentukan, saya hanya mau ini (menunjuk pada setumpuk kertas). Sebentar, saya mau kita mendiskusikan beberapa yang saya tidak pahami. Bagaimana tentang ketelitian ya, Pak? (menjelaskan dengan apik).
Bapak : (Semula menatap untuk menilai. Tapi kemudian manggut2 dan tersenyum bijak, mengambil pulpen, menuliskan beberapa rumus dan penurunan). Nah, kita mendapatnya bisa seperti ini.
Partner : (Bersedekap, juga menganggukkan kepala) Mengerti ya, Vidia? Kesimpulannya kamu nanti sudah bisa menjelaskan darimana ini semua didapat. Nanti kamu hubungi Pak Jenaka ya, dan saya mau kamu kupas habis tentang materi yang dia sukai. Karena kalau tidak bisa, dia bisa marah lho? (Mimik muka serius). Senin ya, Pak?
Bapak : Waduh, saya gak bisa euy. Saya harus ke Medan dan tidak bisa ditinggalkan. Selasa ya?
Partner : Oke Selasa ya, Vidia? Yang penting kamu mencoba. Dan menikmati prosesnya.
     Menghembuskan nafas yang sudah lama tertahan. Ada, masih ADA. Ternyata 60% ilmu dan 40% keyakinan saya didengar Allah. Terimakasih. :)

See..everything gonna be allright..^o^ One step closer.. 
Hayo, kurangin nontonnya ya!?.. [Rolex di Era Digital]

22:29:58 E** Pak GD : Coba dicek kapan hari terakhir untuk O.

Pasti masih ada. Karena kamu tidak akan pernah menyerah. Karena Dia tidak pernah meninggalkan kamu. Selalu ada jalan, meski tidak mudah. Selalu ada yang peduli, selalu ada yang melindungi, meski ada saja yang tak acuh, yang apatis, yang keras kepala. Tapi hidup itu adil, Vidia. Selalu ada hukum aksi - reaksi. 



A winner never stops trying. 
[Tom Landry] 
Monday, September 26, 2011

TUNDA



Sudah menghadap panggilan rutin belum?
Kalau kata Mr. Sistematik Sempurna - yang sekarang sudah ngikut streak seperti Naga,  jangan ditunda-tunda.. 
Gakmau kan lulusnya ditunda-tunda?

Berulang-ulang di kepala,
gigit-gigit jari hingga berdarah,
jedug-jedugin jidat ke tembok.
Menuju tepat, sepertinya. Gyaaa~!

Ksatria Baja Hitam, keluarkan pedang mataharimu untuk melawan musuh. Please?
Dimana posisi, ganti?!???
Saturday, September 24, 2011

Always Faithful



Cheers! Untuk berhasil mengeluarkan sesuatu yg beranak, yg ditahan2 karena merasa kuat untuk standing alone. klasik --"

Semper fidelis, always faithful.
[U.S. Marine Corps]

Don’t pray for life to be easy, but pray for yourself to be strong.
[Unknown]

Kamu itu menwa..
sebelum peluru mendarat dibadan kamu 
dan merenggut nyawa kamu..
kamu harus yakin kamu masih hidup..
dan akan tetap hidup untuk berjuang..
[Dosen SITH]



setiap komponen ekosistem akan berinteraksi satu sama lain..
dan akan menerima dampak dari apa yang dia lakukan..
jika kamu tidak mampu, jangan dipaksakan,
biarkan komponen lain dari ekosistem yang mengambil gilirannya..



Karena bertahan, tidak sama dengan menahan. :)
(っ‾▿‾)っ —♥  (っ‾з‾)っ —♥ (っ˘⌣˘)っ —♥ (• __•) (っ • .•)っ—♥ ┐(‾▿‾)┌ 


sumber : siapa lagi?

Belief


"If you believe everyone indiscriminately, you'll get hurt someday
But ironically, you can't live without believing in someone" [milis jaket jingga]

Ya, saya masih.. ternyata.. 

Maaf kalau saya belum juga bisa berhenti, dan terus mengusik.
Agar kamu tahu rasanya seperti apa. Agar nanti-nanti kamu akan berjalan dgn benar.
Saya masih ingat. Masih ingat. 
Tapi saya juga masih ingat, 
lampu-lampu jalan romantis saat hujan rintik di jalanan itu.
Atau saat tatapmu masih menembus dan bukan menerawang.

Some people say you played me,
I don't care if it's true, I'm waiting here for you,
Some people say you made it
I'm not afraid to know, when things are getting low
Some people say you hate me,
I don't believe it's true, things that you're going through
Some people say you hate me, 
I don't believe it's you, things that you're going through
[Red Hot Chili Peppers : Gong Li]


*baru ngeh, lirik ini ada di blog adek ya?bahaha..
Tuesday, September 20, 2011

Terobsesi dengan Ambisi Partner



Kamu harus mencoba..
Kamu harus bisa..
Mau ya, Vidia?


Laksana pepatah,
"Lebih baik mencoba tapi gagal, daripada tdk pernah mencobanya sama sekali"

Oh pasar malam yang riuh dan ramai,
bisakah aku menjadi salah satu bagiannya tahun ini?

Semoga~
Dan cukup doakan aku baik-baik saja.. :)
Sunday, September 18, 2011

Karena Inkonsistensi


Seandainya saya bisa mengotak-kotakan suatu hal dengan mudah, maka akan saya bungkus rapi sesuai klasifikasi yang dibuat. Yang sejati, yang mengerti, dan yang bodoh.

Akan saya masukkan bumbu mengetahui dengan baik, memahami dengan toleran, plus seribu 'saran untuk kamu' dalam kotak mengerti. Tentu kamu akan berkembang dengan sangat baik dengan membawa kotak mengerti, namun lain halnya karena kamu hanya berjalan sendiri. Semakin penuh si kotak, semakin berat beanmu. Karena ia hanya bertambah, tidak melengkapi.

Kedua, apa isi dalam kotak bodoh? Ya, hanya satu. Kasih sayang setulus hati. Entah kau memberi garam pada kopi, memberi cuka pada luka, atau berlari mengejar bus yang ketinggalan, si kotak tetap disitu. Untuk setia kau bawa. Jalanmu ringan, karena kau selalu ada yang menemani. Tapi kau tahu pasti, kau mau yang di samping, bukan di belakang. Kau mau teman, bukan pengagum. Maka kau bawa ia sesekali, lalu kau simpan agar ia bisa belajar menjadi pintar.

Apapun yang bernama sejati, tentunya sangat muluk-muluk. BIla kukemas si mengerti dan si bodoh, maka kau akan dapatkan yang sejati. Tapi hidup adalah proses, dan tak ada yang tak mungkin bukan? Takkan sejati namanya, jika tak terpenuhi. Si kotak paham benar, kapan di depan, di samping, dan di belakang. Kapan saatnya berlari, berhenti, juga mengejar. Karena dia tak hanya mengerti, dia juga bodoh. Bodoh karena mau memasukkan toleransi, tapi mengerti karena ditambahkan solusi. Bodoh karena sesuatu yang tak berkurang, tapi bertambah karena mengerti. Karena yang sejati bukan melenyapkan, tapi menyempurnakan.

Maka kuburlah si mengerti atau sok mengerti. Juga si bodoh atau yang pura-pura bodoh. Hingga kau temukan keuanya dalam satu kotak saja.

Mau berapa kali lagi kau tertipu?

Bahwa satu buah batu besar, akan sama menghambat jalan dengan seribu kerikil yang ditumpukkan..
Thursday, September 15, 2011

Papan catur


Langkah 1:

Merelakan Ternate, merelakan kapal besar. Merelakan kesempatan,lagi. Ikhlas.

Langkah 2:

Menemui Bapak, curhat. Bapak bilang, tidak masalah asal saya tahu apa yang akan saya jalani. Bahwa sayang rasanya jika harus me-reset dari awal. Tapi, Bapak tidak apa2. Malah, Bapak bilang beliau sedang sibuk, sehingga itu akan memudahkan.
Dilema terbesar berhasil diatasi. Bismillah..

Langkah 3:

Menuju lift yang tidak berfungsi, siyet. Lalu menandak2 menaiki tangga. "Pemuda tampan ada?", tanya saya. Setelah dijawab dengan anggukan, saya menatap cermin. Merapikan rambut, mengusap wajah berkali2, membaca doa dan memantapkan hati, agar Allah meridhai jalan saya, pilihan saya, agar apa yang saya lakukan ini tidak salah.

Langkah 4:

Menghadap si partner. Dan, membuat rencana. Rencana demi rencana yang membuat saya berkaca saking girangnya. Oh Tuhan, inikah? Bisakah? Partner bilang, saya harus bisa. Saya HARUS bisa, karena sangat disayangkan jika saya tertinggal dengan dua rekan saya yang sudah melesat. Untuk kemudian saya ingin sungkem tapi malu. Hingga hanya bisa berkata 'SIAPPP!'.

Langkah 4:

Terburu. Menunjukkan helaian kertas merah muda penuh rencana pada saudara tersayang yang saya anggap lebih daripada sekedar adik. Tidak tega sebenarnya, sungguh. Saya ingin berjalan bersama dia, menikmati semua bersama. Tapi saya memiliki tugas dan tanggungjawab yang lain jika harus menunggu satu ronde lagi. Semoga kamu mengerti, sayang, maaf. :(

Langkah 5:

Bertemu, tapi pura-pura tak melihat. Hingga takut2 saya tatap, dan tersenyum. Agar dia tahu saya sedang bahagia, itu cukup. Meski tak bisa dibagi, meski tak bisa diucapkan, itu cukup. Meski tidak menunggu dan mengejar, itu cukup. Cukup tahu saja.

Langkah 6:

Tidak ada lagi saya mengunjungi bukit utara akhir2 ini, memang. Bukan tidak mau, atau tidak perlu. Tapi jika memang selayaknya taman nasional lain yang butuh rehabilitasi setahun sekali, mungkin memang kini ia harus saya tinggalkan setelah lelah menjadi tempat mengadu selama 3 tahun terakhir. Bersemilah, berbungalah, jadilah terindah yang selama ini aku tahu. Aku relakan, bahkan jika kau harus melakukannya sepanjang sisa hidupmu.

Saya akan tetap melaju bersama angin. Meski rembulan hanya ada di malam hari, kembang api menyala hanya sekali, juga obor perlu diminyaki agar tetap bercahaya. Akan saya bawa korek api sendiri, ketika gelap, dan tak perlu kamu tahu jalan mana yang akan saya kunjungi. Karena saya akan baik2 saja. Baik2 saja.

Langkah besar:

Meminta restu. Meminta doa.
Semoga bisa terkejar, dengan tanggal-tanggal yang sempit.
Mudahkanlah ya Allah, saya tahu kamu Maha Pemurah dan Maha2 Asmaul Husna lainnya. Saya percaya kamu ada. Amin. :)

Catatan kaki 
Selamat ulangtahun, selamat ulangtahun, selamat ulangtahun.
Yang mau jadi tissue pembuang duka, atau peneman mcflurry serta burger atau spaghetti murah. Atau penghadir vitamin dan manisan2. Yang menarik kursi, membuka pintu, mengelap basah, sigap mengambil alih beban, dan memberi yang terbaik. Untuk rela mendengar kaset rusak si Ayah juga dititipin hal2 tak pentingnya Ibu. Untuk menjadi teman, sahabat, saudara, kakak pertama, juga pelindung dalam satu kemasan. Tanpa embel2 apapun, titik. Meski saos lebih asam daripada jeruk purut. Meski sambal lebih pedas daripada cabai rawit. Meski busi, harus bawa lebih dari satu agar tidak mogok di tengah jalan. 
Hai orang 1000:1, yang juga akan kujaga dan kupastikan agar selalu dapat yang terbaik. Semoga selalu, dan selalu, dibalas berlipat2 akan semua hal baik yang dilakukan pada semua orang. Jangan lelah menjadi kaku.
Wednesday, September 14, 2011

Seperti rembulan di labtek biru


Hei.. Semalam, hari yang menyenangkan! :)
Untuk mendapatkan suatu obrolan berkualitas yang — katakanlah, memperkaya hati. Hehe.. Bukan debat kusir, bukan gumpalan emosi yang diawali basa-basi, bukan speechless yang daripada senyum2 tidak jelas kemudian beralih ke azas profesionalisme, atau prinsip sama2 senang sebagai bentuk penghabisan waktu.

Ini menyenangkan. Dan, sungguh.. Saya benar2 rindu. Akan ini. Yang sudah lama menghilang digantikan aksi bisu sepanjang masa. Entah sampai kapan dan bertujuan apa, wkwk.

Bicara tentang Anda, Rolex. Jam purba di era digital (atau kasta ksatria, jika lebih senang dibilang begitu? -______-). Yang sudah saya rasakan sendiri dahsyatnya kobaran merah ketika marah, ketika tersenggol atau disenggol. Yang saking asamnya perlu diberi banyak manisan, agar tak sensitif dan so irritated. Manislah sedikit, Bear. Dia itu wanita~ :p

Atau tentang saya yang idealis resistan (iya Cinta, aku masih seperti itu.. T^T). Tentang rencana saya pindah lapak, yang kemudian dibawa pusing rame2 hanya karena diingatkan kembali tentang gengsi, tentang pembuktian yang dulu menggebu2 saya jalani. Ah, ini rumit. Saya butuh partner, mungkin, bukan Bapak.

Dan, tentang kelakuan Anda, kelakuan kamu. K.A.M.U.,jelas? Apa-apaan itu? Grrh!
Oke, saya tidak akan mogok bicara selamanya. Tapi saya akan gigit leher kamu sampai putus, titik. (menggertakan gigi, menggeletuk2an jari, dan bertolak pinggang; jadi teringat, dan terkikik sendiri saat dulu saya mengamuk luarbiasa pada sesosok rerumputan — nama disamarkan — karena hal ini). Akh, kenapa saya gak bisa marah sama orang menyebalkan tukang ganggu itu sih? Grok..
Cih, mentang2 Edward! (Siapa lagi selain zaman Edward yang masih memegang teguh hal2 mendasar yang harus dilakukan seorang lelaki, khususnya terhadap orangtua dan wanita?--")

Benar, benar sekali, sementara ini saya memang harus menyingkirkan pikiran2 yang tidak bisa bantu apa2. Pikiran2 yang hanya bisa menuntut tapi mengelak untuk membaca situasi. Meski sesekali tak bisa menahan senyum saat tertangkap basah ketika bertatap mata,.. tapi Well done, Vidia! Alaaaaaaaaaah, cuma dia doang ini sih deh lah dong~! :p

Maka konsentrasilah dengan apa yang akan kamu pilih.
Mengejar cita itu baik, tapi yakinlah pintu rezeki dan kesempatan itu tak hanya ada satu. Jika ditakdirkan, akan ada jalan lain untuk kamu berada disana..
Saya cuma ingin kamu mendapat yang  terbaik, cobalah untuk itu. Langkah terakhir kamu lewati, dan kamu bisa mengakhirinya dengan puas dan penuh makna.. Dengan sempurna.. :-)

Dankeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee~ ,
hai 'Nabi' yang tetap menjadi saudara, hingga saat ini. Mungkin. Eh, pasti! :D

Monday, September 12, 2011

Bimbang


Ibaratnya kamu sedang mendaki sebuah gunung tertinggi, dengan melalui jalan yang berliku dan mendaki.
Berkali kamu beristirahat, memasang tenda, memanggang marshmellow. Dan berkali kamu terjatuh lalu beristirahat lagi. Jalanmu lambat, sedangkan bekalmu semakin menipis.

Di tengah perjalanan, tiba2 kamu bertemu seorang pemuda tampan.
Dia bilang, terdapat jalan satu lagi. Yang akan lebih kamu senangi. Meski juga sulit, setidaknya banyak pemandangan indah. Banyak jamur2 tak beracun yang bisa kamu nikmati, juga terdapat air terjun laksana surga di tengah2 perjalanannya.

Mana yang akan kamu pilih.
Turun sedikit lalu kembali mendaki dengan jalan yang berbeda, atau kembali meneruskan perjalanan yang melelahkan ini?

Kamu tergoda, sungguh. 
Berkali kau nyalakan api unggun untuk berdoa, meminta petunjuk.
Ingin kau tempuh jalan lain itu.

Tapi, kamu terlanjur sayang..
Pada batang2 pohon yang kau torehkan satu satu sebagai penanda kau tak salah jalan.
Pada burung yang kau sapa agar tidak gila.
Pada hutan, yang kau anggap Bapak.

Apa yang akan kamu lakukan?

Ah, jangan bimbang lama2 Vidia.. 
Jalanmu sudah dipermudah, nikmat Nya yang mana lagi yang kan kau dustakan?
Saturday, September 10, 2011

I do love this part B)



Patrick : Spongebob?  Hey, whatchya watching?             
Spongebob : My favorite show. [laughs] I LOVE THAT PART.
Patrick : Spongebob, snap out of it! It's me, your best friend, patrick!
Spongebob : What's that? I can't hear you, what with all the lonely voices in my head.
Patrick :  Oh, man. he's too far gone. Not fit to live in society.This is all my fault. Me and my dumb ideas. [sobbing] I'M SO SORRY.
Spongebob : Patrick, your tears. They're melting the glue. Keep crying. I'll do the same, and maybe I can slip out of this thing.
Both : [grunts] Aah!Look, it worked! ALL RIGHT!
Spongebob :  I guess crying does solve your problems after all. 
Patrick : Come here, buddy. Well, at least we're together.

[Spongebob Squarepants: Stuck in The Wringer]
Friday, September 9, 2011

Film-film penjual mimpi


(Berhasil menerima kenyataan tidak ada angka lagi, untuk saat ini~)

Bukan. Ini bukan mimpi, tapi impian.
Saya sebut impian, karena bukan semata2 tidak nyata. Bukan karena hanya sandiwara. Karena saya percaya, fairy tales itu ada.

Dan itu bukan mimpi. Karena saya tidak mau berpura2 untuk hal ini. Saya tidak setuju dengan rencana tentang cara membuat penasaran, atau cara memahalkan diri sendiri, yang tujuannya membuat sesuatu bertambah. Orang2 bilang saya lihai bersandiwara, karena terkungkung dgn kesenangan menonton dorama atau film2 penjual mimpi. Tidak teman, untuk hal itu, kamu salah. (Lihat hei kamu, dia bukan Nabi! Cuma manusia biasa bukan, yang juga bertanya, bersuara, dan salah. Ini hal yang didapat karena kepedulian, bukan pemujaan).

Bukan untuk membuat penasaran, tapi mungkin karena benar tidak tertarik. Bukan untuk membuat sesuatu menjadi mahal, tapi mungkin karena memang tidak peduli. Memangnya salah saya, kalau memiliki magnet untuk membuat orang2 lain berasumsi tentang hal2 yang saya lakukan sepenuh hati?

Lha, kenapa, harus ada rencana untuk sesuatu, yang saya tahu, katakanlah, tidak sama halnya dengan membentuk suatu produk keramik keras yang diinginkan?

Memang tidak menyenangkan, ketika kamu berbuat datang dan pergi oh begitu saja, atau kebalikannya menjadi objek lagu tersebut. Tapi, itu satu dari banyak hal lainnya, yang akan menyadarkan kamu bahwa benih yang kamu tanam memang tidak bisa settle untuk tumbuh menjadi sebuah pohon besar. bahwa benih kalian tumbuh di tempat yang salah, dan kelak angin akan membawanya masing2 ke suatu tempat yang benar, dengan waktu dan orang yang tepat.

Dengan waktu dan orang yang tepat.. dan itu bukan mimpi! Impian karena kamu dapat masuk ke dalam air untuk mencoba merasa basah. Lain halnya dengan cara mencari sepatu yang pas dan nyaman, tapi mencari tempat pulang, yang entah itu akan kamu temukan di tengah2 hutan pinus, rawa2, atau pinggir tebing. Itu misteri.

Misteri, selayaknya sesuatu yang tumbuh dan berkembang malu2. Atau yang retak dan membeku jadi kepingan untuk kembali mati rasa, di dalam sana. Berbicara tentang kotak2 basi, fuh.

Catatan kaki:

  • Selalu ada hal2 lucu saat kita kembali bertemu teman2 lama, bersalaman dan bercengkerama. Seperti yang saya alami ketika bertemu muka kembali khususnya dengan para ketua saya. Ada yang semula meranggas kering tapi tak disangka bersemi hangat tiba2 duluan. Ada yang basa-basi entah untuk apa lalu garuk2 kepala untuk sesuatu yang sepertinya seolah2 dia pedulikan akhir2 ini (grok, kapan sih Anda bisa bersikap tepat kepada saya?T^T). Dan bagian yang menggelitik ialah,dua orang yang berbeda, dengan tipe dan perilaku yang berbeda pula tapi dengan mimik muka yang sama — senyum2 menyebalkan — kata2 pertama yang mereka ucapkan pada saya bukanlah apa kabar atau basa-basi lainnya, tapi persis hanya pertanyaan usil 'celana baru ya?' (ah pelis deh, emang kapan terakhir kalian ketemu sama saya, dan sejak kapan segitu perhatiannya memperhatikan hal detil gak penting kayak gitu?zz..). Ha! Sungguh menyenangkan karena tiba2 teringat dengan masa2 hangat berada pada satu tujuan tanpa mempedulikan apapun. Kah yang bermuka tajam — yang mengingatkan saya pada artis kawakan ibukota yang lama tiada — namun mau berubah demi apa yang dikata saudara2nya. Atau yang sudah tertembak kakinya pada momen yang bodoh, tapi kekeuh gakmau ke tukang pijet bahkan berbohong demi tidak mau meninggalkan medan perang untuk hal yang remeh-temeh, dan memaksa untuk menemani berjalan kaki mengamati pasukan.. disambi obrolan hangat tentang kisahnya kini dan nanti — yang tentu saja semua orang tahu memang dia akan karena pantas mendapatkannya. Jujur, orang ini membuat saya rindu pada sosok di masa lalu, yang berani melawan arus, dengan caranya sendiri yang membuat dia begitu disayangi. Ya, ini tentang tidak di-drive tapi untuk bertanggungjawab atas 'kesalahan' yang diperbuat. Manisnya~ :)
  • Pasti ada saja kesamaan. Entah sekedar memberi nama pada nomor kontak yang diakhiri dengan titik dua kurung tutup, atau tak sengaja memberi huruf 'e' untuk mengganti 'i'. Ahaha bodoh.. (dan bodohnya lagi saya tidak menyadari tergerak untuk kembali menggerakkan jari tiba2 tanpa sadar ini tanggal apa dan hari apa.. :p).
  • Daaaaaan, sekali lagi. Ini HOBBY bukan 'INSOMNIA'!!!; Kasar, karena macan, karena konsep peduli dan kaitannya dengan 49.; Bukan konsep main plus imbuhan diper-kan, karena sama2 tahu akan situasi kondisi dan istilah 'terbiasa'.; Benar tidak merasa apa2 karena menunduk, memalingkan muka, menutup mata telinga mulut, dan puas hanya dengar kabar angin (persis dengan cara kakak cantik sayang sepanjang masa : tahu bisa cukup dengan mendengar dari pihak ketiga..). 
Well Vidia, tsk tsk, kamu memang suka meloncat2 ya kalau bercerita. 
Oik~ -_______-"

Masih ada bulan yang sekarang berwujud 3/4 sempurna, untuk kamu pandangi dan bercerita. Bahwa Allah memang baik menciptakannya, untuk membantu kamu melalui semua ini. Menyusun tonggak-tonggak masa depan. Jangan sedih karena tidak bisa memeluk O tapi hanya A, karena selalu ada jalan menuju Roma, selalu ada Jerman untuk yang mau berimpian, dan selalu ada skenario cantik happily ever after bagi yang mau berusaha untuk mengatakan YA. Amin.

Monday, September 5, 2011

Mulai gila,ckck..


Oke. sebut saya gila.
Setelah akhir2 ini berubah menjadi kalong, masa produktif di malam hari, dan tidur sepanjang matahari terbit. Untuk berpusing ria membuat suatu karya tulis yang baik. ya, itu bukan prosa maupun puisi, Vidia. Harus ada alur, begitu kata Bapak tercinta. Tidak bisa berloncat ria sesuka hati untuk dijelaskan dalam paragraf berputar hanya demi kata-kata yang indah. Oh Tuhan..

Dan, pelarian saya adalah : menonton!
untuk berteriak - teriak labil saat menemukan paras rupawan. Freak,eh? Haha.

Pertama, saya digilai sosok pemimpin ideal :
Seorang Richard Dick Winters, yang asalnya Letnan menjadi Mayor, memimpin pleton kemudian batalyon.
Damian Lewis,kk~ >.<
Jadi teringat, pertama kali saya mengenal serial Band of Brothers, ialah waktu ospek himpunan saya. Untuk membuat resensi,yang akhirnya saya cuma copas punya temen. Karena waktu itu, saya males liat orang kepotong2 kena granat. Tapi, setelah diliat2, bagus kok filmnya.. Ada nilai yang lebih dibalik semua adegan kejam dan menyedihkan. he3.
Dan, dikata udah Om2 juga, seorang British kelahiran 11 Februari 1971 ini Mang, aheheu.. :p









Bukan.. saya bukan tergila-gila sama sosok berseragam. Hanya saja, dia cocok sekali memakai kostum itu. Kyahahha. Dan kegilaan saya berlanjut dengan tidak sabar menunggu film terbarunya : Will~



Kedua, masih ingat August Rush? Sungguh, ini film terbagus abad ini yang pernah saya tonton. Cuma satu kata : memukau. Meski sedikit sedih, tapi bahwa akhir yang indah itu ada. Meski kita harus menunggu, begitu lama. :) *meski kata orang abnormal yang gakbisa romantis sedikit pun 'mimpi!terlalu indah jadi gak realistis filmny~' ah poor you oppa, demennya  berantem2 melulu sih! :p

Tokoh yang membuat saya mengerjap2 malu disini ialah Louis Conelly, diperankan lelaki Irlandia Jonathan Rhys Meyer, matanya BIRU, suaranya merdu.
Astaga.. :D




Na!ini scene favorit saya, indaaaaaaaah~ :)


Terakhir, entah kejedot apa saya untuk kesengsem sama makhluk satu ini, boyband Teen Top Korea bernama Chunji, ya ampun~ -______-

Saya rasa, saya mulai tertular virus,dem! Tapi liat pipinya, penuh men! LOL


Satu pinta saya pada Tuhan, sembuhkanlah saya pada kegilaan ini. Dan kembali menekuni karya tulis. Yayay!

Friday, September 2, 2011

Alien


Kurebahkan dia di kursi kayu, dengan sisa tenaga yang kupunya.
Dia, yg kini bernafas satu-satu. Matanya terpejam, sunyi.
Bentuknya sama denganku, begitu utuh. Meski parasnya tak kukenali, yg semakin lama mengingatkanku pada sesuatu namun ntah apa. Seperti biasa, aku lupa, itu mudah.
Tak ada luka dimanapun, sepanjang yang kulihat. Tapi, siapa yang tahu? Karena sepertinya dia begitu tersiksa. Begitu,.. kelelahan.

Kumatikan lampu, dan kutarik selimutnya rapat.
Tak ada lagi yg bisa kulakukan saat ini selain itu.

Dia berasal dari tempat asing dan jauh, dan dia butuh beristirahat.
Itu yang kukatakan pada Ayah & Ibu. Mereka hanya menatapku dan dirinya yang terpejam bergantian, prihatin.
Lalu hanya mengingatkanku untuk tak lupa mengunci pintu, dan pergi tidur.

Well, apalagi yang bisa kujelaskan?
Benar dia itu siapa pun aku tak tahu. Dia hanya datang tiba2, di depan sana, terengah-engah.
Mengagetkanku yang duduk nanar merangkai kata, berlatih membuat karya ilmiah dan bukan prosa. Dia bahkan mengganggu proses pembuatan kopi cangkir kelima milikku, yang kuseduh sepanjang malam.

Ah sudahlah,..
Kulirik lagi dia yang tak bergerak, statis. Mungkin esok hari, atau lusa nanti, dia akan terbangun, dan menguraikan berjuta definisi tentang dirinya.
Cukup untuk malam ini, aku masih punya banyak hal yang harus dikerjakan sebelum pagi.

Dan semoga, saat pagi datang orang asing itu masih disana. Tak pergi tiba2 sebagaimana dia datang. Tapi terjaga, dgn nafas yang panjang2, baik2 saja. Dan berbicara dengan bahasa yang kumengerti, bukan dari planet Krypton, maupun Pandora.
Semoga..
 

Blog Template by BloggerCandy.com