Friday, September 9, 2011

Film-film penjual mimpi


(Berhasil menerima kenyataan tidak ada angka lagi, untuk saat ini~)

Bukan. Ini bukan mimpi, tapi impian.
Saya sebut impian, karena bukan semata2 tidak nyata. Bukan karena hanya sandiwara. Karena saya percaya, fairy tales itu ada.

Dan itu bukan mimpi. Karena saya tidak mau berpura2 untuk hal ini. Saya tidak setuju dengan rencana tentang cara membuat penasaran, atau cara memahalkan diri sendiri, yang tujuannya membuat sesuatu bertambah. Orang2 bilang saya lihai bersandiwara, karena terkungkung dgn kesenangan menonton dorama atau film2 penjual mimpi. Tidak teman, untuk hal itu, kamu salah. (Lihat hei kamu, dia bukan Nabi! Cuma manusia biasa bukan, yang juga bertanya, bersuara, dan salah. Ini hal yang didapat karena kepedulian, bukan pemujaan).

Bukan untuk membuat penasaran, tapi mungkin karena benar tidak tertarik. Bukan untuk membuat sesuatu menjadi mahal, tapi mungkin karena memang tidak peduli. Memangnya salah saya, kalau memiliki magnet untuk membuat orang2 lain berasumsi tentang hal2 yang saya lakukan sepenuh hati?

Lha, kenapa, harus ada rencana untuk sesuatu, yang saya tahu, katakanlah, tidak sama halnya dengan membentuk suatu produk keramik keras yang diinginkan?

Memang tidak menyenangkan, ketika kamu berbuat datang dan pergi oh begitu saja, atau kebalikannya menjadi objek lagu tersebut. Tapi, itu satu dari banyak hal lainnya, yang akan menyadarkan kamu bahwa benih yang kamu tanam memang tidak bisa settle untuk tumbuh menjadi sebuah pohon besar. bahwa benih kalian tumbuh di tempat yang salah, dan kelak angin akan membawanya masing2 ke suatu tempat yang benar, dengan waktu dan orang yang tepat.

Dengan waktu dan orang yang tepat.. dan itu bukan mimpi! Impian karena kamu dapat masuk ke dalam air untuk mencoba merasa basah. Lain halnya dengan cara mencari sepatu yang pas dan nyaman, tapi mencari tempat pulang, yang entah itu akan kamu temukan di tengah2 hutan pinus, rawa2, atau pinggir tebing. Itu misteri.

Misteri, selayaknya sesuatu yang tumbuh dan berkembang malu2. Atau yang retak dan membeku jadi kepingan untuk kembali mati rasa, di dalam sana. Berbicara tentang kotak2 basi, fuh.

Catatan kaki:

  • Selalu ada hal2 lucu saat kita kembali bertemu teman2 lama, bersalaman dan bercengkerama. Seperti yang saya alami ketika bertemu muka kembali khususnya dengan para ketua saya. Ada yang semula meranggas kering tapi tak disangka bersemi hangat tiba2 duluan. Ada yang basa-basi entah untuk apa lalu garuk2 kepala untuk sesuatu yang sepertinya seolah2 dia pedulikan akhir2 ini (grok, kapan sih Anda bisa bersikap tepat kepada saya?T^T). Dan bagian yang menggelitik ialah,dua orang yang berbeda, dengan tipe dan perilaku yang berbeda pula tapi dengan mimik muka yang sama — senyum2 menyebalkan — kata2 pertama yang mereka ucapkan pada saya bukanlah apa kabar atau basa-basi lainnya, tapi persis hanya pertanyaan usil 'celana baru ya?' (ah pelis deh, emang kapan terakhir kalian ketemu sama saya, dan sejak kapan segitu perhatiannya memperhatikan hal detil gak penting kayak gitu?zz..). Ha! Sungguh menyenangkan karena tiba2 teringat dengan masa2 hangat berada pada satu tujuan tanpa mempedulikan apapun. Kah yang bermuka tajam — yang mengingatkan saya pada artis kawakan ibukota yang lama tiada — namun mau berubah demi apa yang dikata saudara2nya. Atau yang sudah tertembak kakinya pada momen yang bodoh, tapi kekeuh gakmau ke tukang pijet bahkan berbohong demi tidak mau meninggalkan medan perang untuk hal yang remeh-temeh, dan memaksa untuk menemani berjalan kaki mengamati pasukan.. disambi obrolan hangat tentang kisahnya kini dan nanti — yang tentu saja semua orang tahu memang dia akan karena pantas mendapatkannya. Jujur, orang ini membuat saya rindu pada sosok di masa lalu, yang berani melawan arus, dengan caranya sendiri yang membuat dia begitu disayangi. Ya, ini tentang tidak di-drive tapi untuk bertanggungjawab atas 'kesalahan' yang diperbuat. Manisnya~ :)
  • Pasti ada saja kesamaan. Entah sekedar memberi nama pada nomor kontak yang diakhiri dengan titik dua kurung tutup, atau tak sengaja memberi huruf 'e' untuk mengganti 'i'. Ahaha bodoh.. (dan bodohnya lagi saya tidak menyadari tergerak untuk kembali menggerakkan jari tiba2 tanpa sadar ini tanggal apa dan hari apa.. :p).
  • Daaaaaan, sekali lagi. Ini HOBBY bukan 'INSOMNIA'!!!; Kasar, karena macan, karena konsep peduli dan kaitannya dengan 49.; Bukan konsep main plus imbuhan diper-kan, karena sama2 tahu akan situasi kondisi dan istilah 'terbiasa'.; Benar tidak merasa apa2 karena menunduk, memalingkan muka, menutup mata telinga mulut, dan puas hanya dengar kabar angin (persis dengan cara kakak cantik sayang sepanjang masa : tahu bisa cukup dengan mendengar dari pihak ketiga..). 
Well Vidia, tsk tsk, kamu memang suka meloncat2 ya kalau bercerita. 
Oik~ -_______-"

Masih ada bulan yang sekarang berwujud 3/4 sempurna, untuk kamu pandangi dan bercerita. Bahwa Allah memang baik menciptakannya, untuk membantu kamu melalui semua ini. Menyusun tonggak-tonggak masa depan. Jangan sedih karena tidak bisa memeluk O tapi hanya A, karena selalu ada jalan menuju Roma, selalu ada Jerman untuk yang mau berimpian, dan selalu ada skenario cantik happily ever after bagi yang mau berusaha untuk mengatakan YA. Amin.

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com