Friday, September 30, 2011

Nescafe Latte


Senin :
     Pagi hari. Berjalan cepat disertai diskusi singkat menuju kantor Bapak berkenangan buruk saat kehilangan saudara, menemukan ruangan teman sangat baik seminar. Menunggu. Lalu diberi diskusi panjang, untuk membuat tangan berkeringat saat partner berkata 'Kalau sudah siap kamu kabari ya..'. Aih, tidak ada tanda-tanda. Tidak ada..

Selasa :
     Mendapat si dunia yang terlalu angkuh sehingga tidak teliti. mendapat si Delta dari orang dalam tapi hanya sedikit dari bagiannya yang luas. Pusing karena waktu begitu cepat. Berulang ditanya dengan tema yang sama, yang hanya bisa dijawab tersenyum atau anggukan 'belum tau~ :)'

Rabu :
     Iya, saya memang bodoh. Kenapa tidak menghubungi salah satu Trio Kwek-kwek dari awal? For God's sake, Vidia.. Untuk menjadi robot ketik dengan sesekali melihat jam. Tengah hari. Berlari menuju tempat partner, masih ada. Berlari ke tempat sesuatu banget yah hari gini gakbisa cetak rumus?, satu jam Mas, saya bulak-balik gerbang depan sampai belakang 100x juga gak selama satu jam kayanya.. (naik sepeda oren ijo tapi,yang tidak lupa memakai keranjang~ ;p). Berlari lagi, dan tidak ada. SUDAH TIDAK ADA! Ibu Mercusuar yang baik hati berkata 'Sayang sekali Vidia, baru saja beliau pergi, Yang putih..'.
     Pias, titik. Berlari untuk menemukan si partner ganteng mengendarai yang putih dengan kacamata hitamnya. Luarbiasaaaaaaaaaaaaaaa.. Turun, cari siapapun juga untuk pinjem alat komunikasi yang dengan cantiknya milik saya tertinggal di rumah. Satu kali, tidak diangkat. Dua kali, tiga,... Kirim pesan. Empat kali, lima kali.. desperado. Pindah tujuan, rumah, dan hanya dijawab dengan sombong ' aduh maaf ya ini mertuanya dan kita gaktau nomornya berapa..' (Cih, bagus sekali alasannya Bu~!) Enam, tujuh, ... dan kali - kali lainnya. Satu jam kemudian, saya menyerah, dan mulai cengeng. Ah, saya ingat, iya saya belum. Pantesan aja ditunda! Hahaha.
     Dan terimakasih Tuhan kau kirimkan lagi pertanyaan itu dari mulut usil. Saya bilang usil karena yang bertanya hanya tertawa girang. Tidak ada simpati. TIDAK ADA! Seperti biasa.
     Terakhir, meski tubuh sudah tak sanggup untuk menaiki tangga. Tapi demi keterjagaan saya dari tengah malam, saya kembali menemui Ibu Mercusuar. Beliau memang dingin, dan musuh semua mahasiswa yang senang menyontek, saya tahu. Tapi tahukah? Beliau mau membantu saya untuk menghubungi si partner yang so busy dan akhirnya saya mendapat kabar bahwa Beliau kosong esok sore. (Benar kan Teman, Ibu yang sampai sekarang saya tidak tahu nama aslinya ini BAIK. Sungguh. Dan saya rasa bukan karena saya tidak menyontek atau berisik karena ujian, tapi karena Beliau itu baik, titik. Dengar, beliau pernah rela membukakan perpustakaan bagi saya ketika Bu Siti cuti (yang membuat saya membelalakan mata), dan sekarang Beliau menghubungi partner yang sedang pundung bagi saya! Sungguh, saya ingin memelukmu Ibu Mercusuar yang dingin, tapi saya takut hehe).
     Oke. Ini hari cukup buruk. Karena sudah pasti. Tidak ada.. Tidak ada O untuk kamu, Vidia~

Semangat Vid, terus kejar hingga deadline paling akhir.. Setidaknya Vidia sudah berusaha hingga apa yang bisa dilakukan.. [Kakak Tersayang yang Tidak Pernah Pergi]

Don't worry.. About a thing,.cause every little thing's gonna be all right.. Raise up this morning, singing sweet song, about  melodies pure and true.. - Bob Marley.  [Rolex di Era Digital]

Kamis :
     Menunggu beberapa lama. Hingga akhirnya Ibu Mercusuar yang telah berubah nama bagi saya menjadi Ibu Peri kembali memberikan sihirnya: 'Lantai dua, Vidia..'
     Saya temukan, Beliau menyapa seperti tidak terjadi apa-apa. Bagus.
Partner : Good. Kamu mau mencoba? Saya tidak keberatan. Karena saya lihat kamu sudah menikmati prosesnya. Lulus atau tidak, itu hasil, bukan kamu yang menentukan, saya hanya mau ini (menunjuk pada setumpuk kertas). Sebentar, saya mau kita mendiskusikan beberapa yang saya tidak pahami. Bagaimana tentang ketelitian ya, Pak? (menjelaskan dengan apik).
Bapak : (Semula menatap untuk menilai. Tapi kemudian manggut2 dan tersenyum bijak, mengambil pulpen, menuliskan beberapa rumus dan penurunan). Nah, kita mendapatnya bisa seperti ini.
Partner : (Bersedekap, juga menganggukkan kepala) Mengerti ya, Vidia? Kesimpulannya kamu nanti sudah bisa menjelaskan darimana ini semua didapat. Nanti kamu hubungi Pak Jenaka ya, dan saya mau kamu kupas habis tentang materi yang dia sukai. Karena kalau tidak bisa, dia bisa marah lho? (Mimik muka serius). Senin ya, Pak?
Bapak : Waduh, saya gak bisa euy. Saya harus ke Medan dan tidak bisa ditinggalkan. Selasa ya?
Partner : Oke Selasa ya, Vidia? Yang penting kamu mencoba. Dan menikmati prosesnya.
     Menghembuskan nafas yang sudah lama tertahan. Ada, masih ADA. Ternyata 60% ilmu dan 40% keyakinan saya didengar Allah. Terimakasih. :)

See..everything gonna be allright..^o^ One step closer.. 
Hayo, kurangin nontonnya ya!?.. [Rolex di Era Digital]

22:29:58 E** Pak GD : Coba dicek kapan hari terakhir untuk O.

Pasti masih ada. Karena kamu tidak akan pernah menyerah. Karena Dia tidak pernah meninggalkan kamu. Selalu ada jalan, meski tidak mudah. Selalu ada yang peduli, selalu ada yang melindungi, meski ada saja yang tak acuh, yang apatis, yang keras kepala. Tapi hidup itu adil, Vidia. Selalu ada hukum aksi - reaksi. 



A winner never stops trying. 
[Tom Landry] 

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com