Hei.. Semalam, hari yang menyenangkan! :)
Untuk mendapatkan suatu obrolan berkualitas yang — katakanlah, memperkaya hati. Hehe.. Bukan debat kusir, bukan gumpalan emosi yang diawali basa-basi, bukan speechless yang daripada senyum2 tidak jelas kemudian beralih ke azas profesionalisme, atau prinsip sama2 senang sebagai bentuk penghabisan waktu.
Ini menyenangkan. Dan, sungguh.. Saya benar2 rindu. Akan ini. Yang sudah lama menghilang digantikan aksi bisu sepanjang masa. Entah sampai kapan dan bertujuan apa, wkwk.
Bicara tentang Anda, Rolex. Jam purba di era digital (atau kasta ksatria, jika lebih senang dibilang begitu? -______-). Yang sudah saya rasakan sendiri dahsyatnya kobaran merah ketika marah, ketika tersenggol atau disenggol. Yang saking asamnya perlu diberi banyak manisan, agar tak sensitif dan so irritated. Manislah sedikit, Bear. Dia itu wanita~ :p
Atau tentang saya yang idealis resistan (iya Cinta, aku masih seperti itu.. T^T). Tentang rencana saya pindah lapak, yang kemudian dibawa pusing rame2 hanya karena diingatkan kembali tentang gengsi, tentang pembuktian yang dulu menggebu2 saya jalani. Ah, ini rumit. Saya butuh partner, mungkin, bukan Bapak.
Dan, tentang kelakuan Anda, kelakuan kamu. K.A.M.U.,jelas? Apa-apaan itu? Grrh!
Oke, saya tidak akan mogok bicara selamanya. Tapi saya akan gigit leher kamu sampai putus, titik. (menggertakan gigi, menggeletuk2an jari, dan bertolak pinggang; jadi teringat, dan terkikik sendiri saat dulu saya mengamuk luarbiasa pada sesosok rerumputan — nama disamarkan — karena hal ini). Akh, kenapa saya gak bisa marah sama orang menyebalkan tukang ganggu itu sih? Grok..
Cih, mentang2 Edward! (Siapa lagi selain zaman Edward yang masih memegang teguh hal2 mendasar yang harus dilakukan seorang lelaki, khususnya terhadap orangtua dan wanita?--")
Benar, benar sekali, sementara ini saya memang harus menyingkirkan pikiran2 yang tidak bisa bantu apa2. Pikiran2 yang hanya bisa menuntut tapi mengelak untuk membaca situasi. Meski sesekali tak bisa menahan senyum saat tertangkap basah ketika bertatap mata,.. tapi Well done, Vidia! Alaaaaaaaaaah, cuma dia doang ini sih deh lah dong~! :p
Maka konsentrasilah dengan apa yang akan kamu pilih.
Mengejar cita itu baik, tapi yakinlah pintu rezeki dan kesempatan itu tak hanya ada satu. Jika ditakdirkan, akan ada jalan lain untuk kamu berada disana..
Saya cuma ingin kamu mendapat yang terbaik, cobalah untuk itu. Langkah terakhir kamu lewati, dan kamu bisa mengakhirinya dengan puas dan penuh makna.. Dengan sempurna.. :-)
Dankeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee~ ♥♥♥,
hai 'Nabi' yang tetap menjadi saudara, hingga saat ini. Mungkin. Eh, pasti! :D
0 komentar:
Post a Comment