Sunday, January 29, 2012

Ruang


Detik-detik seperti ini, yang bergerak lambat menyiksa.. ketika semua orang sudah kelelahan sekembali menikmati kapal bergoyang plus cipratan ombak bermandi matahari. Ketika mandi sudah, makan sudah, ngopi + merokok sudah, tersisa mata-mata lelah menonton bola.. atau yang bergelimpangan menghubungi kekasih, bahkan istri.

Saya berbaring terpejam, menanti hembusan angin dari mesin berputar di lantai. Tak ada, tak ada yang terpikirkan. Kosong. Tapi boleh tahan. Tak terasa, sudah masuk 3, angka yang rasanya sudah mati. Tercabut hingga akar dan meranggas seperti dedak. Biarlah, bukan prioritas kini. Saya masih punya 5 jari yang bisa digunakan untuk menghitung target.

Hampir kemudian tiap malam saya sempatkan hubungi nomor kontak yang diawali huruf B urutan kedua, untuk melepas rindu akan rumah, yang baru saja saya tinggalkan dua minggu lamanya. Saya hapus memori-memori lama pada kamera oranye, yang gambar pertamanya ialah sosok tidur orang berselimut garis. Dua image itu, yang selalu buat saya salah tingkah.. ketika orang tak sengaja menekan tombol kanan dan bukan kiri. Hampir merusak momen farewell dengan kawan baik di suatu malam. Selalu menghasilkan pertanyaan 'saha ieu' yang saya jawab cepat 'batur' dengan sok tak mengacuhkan tatapan tanda tanya. Atau senyum-senyum teman kecil yang hanya berkomentar sedih.. 'Ngil, eta kamera pribadi maneh nya? Hihi..'

Memori. Terlalu banyak memori yang hilang. Memori kamar mahal yang 90% nya dipakai bermimpi, memori hari kelulusan yang sempurna, memori lampu jingga, memori masa-masa sulit dengan teman lama yang pun menghilang, memori papeda lengket yang juga hilang, memori teman masa kecil yang menyaru bersama angin.. terkubur satu-satu, hilang kabar satu-satu, yang hanya bersisa angan ingin bertemu. Ah, saya tak menyesal jauh berlari, karena bodoh kalau kau samakan dengan yang jelas berbeda.

Kusisakan beberapa gambar gaya si pipi tembem bergigi dua dengan kantung mata besar. Dengan yang lain kupadatkan dalam kepala. Juga yang lain, yang muncul tak terduga bagaikan momok besar yang ingin kututup-tutupi dengan selimut tebal.

Disini nyaman. Disini bahagia. Disini, saya berlatih dan belajar.

Tapi, saya masih ingin pulang ke rumah. Rumah, dan rumah. Meski tempat ini tak mengizinkan saya menangis bak anak kecil kehilangan boneka kelinci kumal yang tak terbawa saat pergi jauh, merasakan ada yang hilang saat hanya bisa merangkul selimut tipis.. yang bergaris-garis, dan mencari-cari dalam alam bawah sadar. Sebuah dekil, berbaju pohon dan rusa natal, sobek sana-sini, dan tak berhidung. Bikin kangen. Ya, bikin kangen. :|

Restoran kepiting terkenal, suatu senja..

OmB: "Vid, anjis masih lu kasih nama itu?"
HjF: "Iya Oom. Hahaha emang kenapa?"
OmB: "Gw ganti ah.."
HjF: "Jah..kenapa?"
OmB: "Gw lelaki Vid.. Gak boleh gitu, lu harus move on, men. Nih, Tatang ya sekarang namanya!"

Lalu Tatang. Yang ternyata sama saja maknanya karena nama itu bersejarah slang dari panggilan sayang Totong. Tak kuaseeeee~

Saturday, January 21, 2012

Absurd



Senipah, dalam keremangan malam..

Ini.. kebebasan ini.. mengamati keong besar yang berjalan lambat di tanah basah, menghirup campuran wangi pekat antara bekas hujan yang menyaru dengan tanaman entah apa namanya, disertai segelas kopi.. bukan kesukaan, tapi sempurna, untuk melukis sebuah senyuman lebar yang kutunggu sudah lama. Bukan sekedar pelarian diri mungkin, lebih tepatnya sebagai ajang relaksasi.

Di dalam ramai, sekumpulan Bapak-bapak yang mengobrol santai di depan televisi, atau Abang-abang yang riuh memainkan dotA di lantai atas. Ada.. ada makhluk lainnya juga disini.. Yah, di rumah sebelah tepatnya, yang membantu masak dan cuci. Ah, entah bagaimana khawatirnya Ibu jika tahu saya 'sendiri', hehe.. Maaf, percayalah, banyak dari mereka yang kukenal baik dan paham menjaga 'adik'nya yang manis. ;p

Rumah singgah ini dikelilingi kebun lebat yang luas, yang sesekali babi hutan atau bahkan anak kobra melintas disana. Sekali, ular air memasuki ruangan. Inilah rumah kita, men! Akhirnya, saya keluar dari Ibukota, dari suasana yang bising dan lelah, dari sepi mengucap selamat malam pada bantal dan guling yang bisu, dengan listrik yang separuh padam tepat pukul 9 malam.

Di depanku kini rimbun, juga gelap. Sesekali masih banyak kendaraan yang menderu melintasi jalanan yang bagus tak bercacat. Besok, saya on board! ON BOARD! Bayangkan berapa kencang pekikan semangat saya ketika diajak 'Pak Haji Boss' untuk ikut bertualang, kembali di Rawa Mahakam.

Ada khawatir disana, tentang rumah yang tak sempat kukunjungi sebelum terbang. Tentang lelaki yang baru saja menginjak separuh abad tapi kini mesti menambah jadwal pembersihan menjadi 3x dengan biaya sendiri demi memperpanjang umur eksistensi di dunia. Yang dari organ penyaring, lalu pemompa darah, lalu kini penghilang racun. Tuhan, apa lagi kini?..

Pasti, meski lambat, akan kudongkrak laju roda kita. Kutitipkan tetek-bengek rumah tangga padamu, hai yang cengeng tapi kuyakini lebih dewasa. Sesuai namamu, prajurit mereka. Relakan aku jauh, menarik kereta dengan kamu masinis di dalamnya. Kususut pula sesuatu di ujung mata, yang muncul tak terduga saat yang kecil dan tak tahu apa-apa bertanya, selalu itu.. tentang pulang. Tentang pintanya pada asesoris batu kesukaan yang habis dibeli pasti langsung dihilangkan, lalu tertawa tersedak mual-mual ketika dengan polos bertanya 'Kakak.. pergi sama Mas --- ya?' lalu terdengar tertawa Ibu di kejauhan, yang langsung ia perbaiki cepat.. 'Eh, Kakak kayak Amirah ya? Kerja?..'

Iya sayang, lama mungkin aku tidak disana. jadilah anak baik, dan jangan pernah takut.. akan yang hanya bisa terlihat dan terdengar olehmu tapi tidak oleh siapa-siapa. Dengar, mereka bukan apa-apa, aku tahu kamu pemberani.. ya? :)

Dengan sinyal yang hanya satu atau dua, bahkan nol di lantai dasar.. sesekali, bercerita tentang khawatir yang lain pada orang yang kini hanya berbeda satu jam saja. Tentang siklus yang sudah mundur lebih dari dua pekan, dan tentu tanpa sarana untuk mengklarifikasi disini. Yah, doakan saja, bukan berarti apa-apa. Aku kuat, benar? Bahkan aku pun tak percaya dia sekuat itu! Hehe.

Cukup. Meski jauh berbeda dengan setahun lalu.
Saat dimana masa-masa pukul delapan adalah waktu yang ditunggu.
Saat tidur sendiri tapi merasa tidak, saat lelap dengan mudahnya didapatkan dengan panduan suara merdu dari seberang lautan.

Ya, kamu.. Tidak wajar ya memang, kalau aku masih bertanya kapan kamu pulang? Meski aku tahu kini kamu tak lagi tersesat, kamu memang sudah berubah arah adanya. tetapi, ingatanku padamu selalu muncul dan berkembang biak tak terduga, seperti kadal hitam yang meluncur cepat tiba-tiba di balik rerumputan..

"Ibu,aku mau yang itu!"| "Yang mana?.."|
"Yang merah,yang berani!Itu bagus!"| "Jangan ah, yang itu terlihat tidak baik, Nak.."|
"Aaa,tapi aku suka yang itu.Belikan,ya?"| "Baiklah,tapi Ibu hanya akan membelikanmu satu.Kalau pecah,tak ada lagi.."

Lalu gadis kecil itu mendapat yang diinginkannya. Saking senangnya,dia pegang terlalu erat.
Lalu meletus,melukai jemari,dan menangis meraung-raung.
Tidak dapat apa-apa. Hanya sakit yang berkedut kepanjangan.
Tapi dia konsisten. Dia hanya dapat satu, yang tinggal kepingan karet, yang dia simpan dalam kotak cantik di samping tempat tidur. Yang dia pandangi setiap malam dengan bangga, karena telah berani memilih yang merah, atau memilih merah yang berani..

Thursday, January 19, 2012

Pena


Untukmu kawan.. Ya, bagi kamu-kamu yang entah sadar atau tidak. Karena aku pun tak pernah bertanya atau meminta. Tapi hanya menjudge sepihak, mundur diam-diam, dan berjanji takkan menyapa karena gondok yang berlipat.


Maaf, kemarin aku sempat salah menduga. Mencoret filosofi teman yang baik dari muka kamu sekalian. bahwa teman mendukung yang baik, dan menghujat yang buruk. Bahwa teman tak selalu berkata manis, tapi jujur yang pahit memang pahit itu harus lalu kau ajak hindari.

Aku tahu, aku begitu arogan untuk bertanya, untuk meminta. Aku terlampau tinggi memosisikan gengsi diriku sendiri untuk memaksakan pahamku. Takut, mungkin.. takut berbuah penolakan. Akibat tak sepemikiran, dan secara konyol menilai kalian individu apatis yang melihat tapi membiarkannya begitu saja.

Namun, rupanya salah kawan.Terdengar kabar dari yang kupercayai bahwa kamu-kamu baik, itu cukup sungguh. Pun, aku tak berharap ada adegan sadis atau yang keras-keras terhadap yang bergerak sembunyi layaknya pengecut. Cukup satu tamparan kesadaran mungkin, sebenarnya kalau boleh kuberi saran.. Setidaknya, meski yang itu berkata takkan mengulangi LAGI kesalahan yang sama, meski yang itu berkata kali INI mau melakukan dengan cara yang benar. Tapi entahlah, aku sudah terlalu skeptis untuk percaya, dan melulu khawatir pada sosok bola energi penyemangat yang nampak hilang sinarnya.

Ah.. intinya, kuserahkan lanjutannya padamu kawan. Aku tahu, kita sebagai pribadi dewasa dapat melakukannya dengan cara kita sendiri, baik itu diketahui atau tidak. Yang pasti, aku berjanji takkan menduga-duga lagi. :D

Dan.. tentang yang takut. Aku berkali benturkan kepalaku sendiri ke dinding batu, untuk menyatakan hal yang klise.. Memang, apa yang telah kulakukan yang berbeda dengan yang lainnya? Bukankah aku hanya menjadi diriku sendiri?

Jangan pernah masuk, kalau tak yakin tahan.. untuk tak merasa hal yang magic denganku. Titik.

Friday, January 13, 2012

Not Alone :)



Banyak. Terlalu banyak cerita berlimpah yang ingin ditumpahkan. Hingga bingung mau memulai darimana. :)
 
Pertama, tentang lelaki itu. Selalu. Yang sepertinya dia sudah lupa sama sekali, atau setiap perkataan mulianya menghilang begitu saja. Bagai orang lupa ingatan, atau sakit jiwa mungkin. Yang cuma manggut2 saat dikata buruk, mengiyakan, dan bangga serta tidak mengenal kata berubah untuk yang lebih baik. Silahkan. Kalau memang buruk ialah kebiasaan yang mau kau junjung tinggi, yang membuatmu merasa nyaman. Silahkan. Semoga selalu ada orang bodoh yang mau kau iming-imingi dengan kepastian, dengan keseriusan ke tahap yang suci. Semoga.

Kedua, tentang seseorang kawan lama yang seharusnya tinggal nama. Tapi, saya sungguh benci, ketika dengan tolol khawatir. Menawarkan perdamaian, yang rupanya hanya bisa menghela nafas dan mengulang keikhlasan dalam hati.. karena tidak diharapkan, karena menurutnya baik bagi saya untuk tetap memendam dendam, bukan maaf. Yah, mana tahu kalau ada yang seperti itu, yang lebih suka tidak disukai? Yang lebih nyaman jika saya marah, dan tidak peduli. Well, anak muda, seorang temannya teman pernah berkata 'orang2 besar selalu sibuk untuk meneruskan hidupnya. sirik, iri, dengki, dendam hanya dilakukan oleh orang2 yang kecil.. hatinya..' Maka saya belajar, untuk menjadi besar, jiwanya, hatinya, untuk bisa benar-benar berlapang dada dan sudah, yang terjadi yasudah, karena tak akan memanfaatkan apa-apa bila masih diungkit dan dikutuki. Seperti yang saya bilang, kita baik, kalau itu masih kau pedulikan. Kita baik kok. :D
 
Ketiga, tentang seorang teman. Yah, mungkin salah, kalau secara sepihak mengatakan kau abu-abu. Dan saya menghindar dari keabu-abuan itu. Bagi saya, saya tidak akan pernah meminta pada apa yang abu-abu, karena dia akan repot memilah-milah, terus begitu. Yang hitam dibiarkan, yang putih didukung, dan pada akhirnya tidak memiliki waktu bagi mengurus dirinya sendiri. Maaf saya frontal, atau sarkastis, tetapi saya hanya berusaha jujur. Maka lebih baik saya berhenti menuntut, karena kau akan kesulitan jika diteruskan.
 
Keempat, mengenai serangan fajar. Dikala sebuah panggilan dari adik, dengan panik dan menangis, beralih pada sosok nomor satu yang berkata ngawur mengenai pamit. Saya tahu engkau kuat, engkau tidak manja.. tapi sangat menyayat hati bagi saya.. saat engkau berteriak tidak kuat, dan bilang semangat ketika kau mau menempuh perjalanan dua jam di pagi buta untuk bertemu. Yang kemudian berbuah persekongkolan yang manis. Terimakasih untuk kamu, yang bisa berusaha, yang berani saat saya tak berani. Yang meminta demi saya, demi persaudaraan. Hingga sore itu, wonder girls lengkap. Demi Tuhan, keempat-empatnya! Juga Komandan abadi dan orang Jenius yang sedikit gila. Mereka, ada. Tanpa saya panggil, tanpa saya minta. Semua, karena kabar dari kamu yang jauh. Yang tak bisa hadir karena jarak. Tapi tenanglah, kamu nyata bagi saya, sungguh nyata. Karena meski wujudmu tak ada, kamu mampu menghadirkan orang-orang tersayang, mampu mewakilkan pelukan hangat, tawa persahabatan, juga semangat. Benar, saya memang tak bisa membayangkan dunia tanpa kamu, my best man. Sekali lagi, terimakasih, dan semoga 'cincin kawin' itu benar bisa membawa kamu kembali pulang, dan menemukan apa yang bisa kamu cari.
 
Terkadang, mungkin saya masih menyesal. Mengapa di masa itu saya tidak mengikuti arus, untuk masuk ke dalam perkumpulan yang tidak sevisi. Tetapi, memang tak bisa dipungkiri. Yang sejati itu selalu menawarkan, selalu bertanya, selalu bertindak tanpa dipinta. Yang sejati, paham bahwa memberi tak selalu harus dibalas, tapi mengerti tidak harus dengan penjelasan. Dia hanya tahu kemana melangkah, karena mereka orang-orang baik, yang mengasihi tanpa mencampuri. Mereka, membuat saya tidak pernah sendirian. :)
 
Terkadang, ada kondisi dimana kita sayang pada seseorang meski dia tidak sayang terlebih dahulu pada kita. Ada kondisi, kita sayang meski dia tidak. Peduli meski dia tidak. Cobalah, untuk menjadi proaktif, tak melulu reaktif. Cobalah, dan pasti yang kau dapatkan akan lebih dari itu. Lebih dari sekedar dibalas. Hehe.
Wednesday, January 11, 2012

Tebak Nama :D



Ketika keisengan merampok semua memori yang jauh terkubur dalam untuk menari-nari dengan berbaju api..PFFFFFFFFFT!

Tuesday, January 10, 2012

See You! :)


Sebuah petualangan Sherina. Untuk menerobos hujan badai bersama Kasieops dan dilanjut menyasar di jalan tol bersama Komandan. Moron. Demi bertemu Wakilnya, sesaat, ya sesaat saja, untuk sun tangan dan tersenyum. All is well. All is well..

Ahli serangga Timika, bersama kekasihnya: Gia~ --" 
*Percayalah, foto ini akan saya pajang di meja kantor & dikasih dupa tiap hari!:))


Ini ga seburuk itu.. Semuanya bakal baik-baik saja.. :-) *Peluk..
Take care, I'm gonna really missing you..
Baik2 ya..jgn begadang terus.. Sholat subuhnya jangan nunggu terang.. Pake baju jgn yang bolong2 atau lekbong, km udah cantik tanpa perlu pake baju yg bolong.. :D
Baiklah,selamat tidur.. Cuci kaki tangan sama muka dulu.. *elus2 kepala 
Have a nice dream.. Do not overslept..
Ah..sang kodok.. Jangan sakit ya.. Ga bisa jenguk soalnya.. xp

Bukan. Saya masih menggeram saat melihat yang tenang tapi seharusnya ridak, masih melamun saat melewati spot-spot kenangan itu, atau bahkan tak sadar meneteskan sesuatu saat mendengar beberapa lagu. Namun, rasanya menenangkan, rasanya membangkitkan, mengetahui masih ada yang mau peduli tanpa pamrih.

Ya, dulu juga saya punya yang seperti itu. Yang bahkan lebih madu daripada surga. Yang kemudian berubah drastis menjadi 'kamu pake itu deh ke kampus, cantik banget soalnya..' Pffft. Dangkal. Sungguh dangkal. Semoga, takkan lagi saya temui bajingan yang beruntung. Hehe.

Untuk menjadi teman, sahabat, saudara, kakak pertama, juga pelindung dalam satu kemasan. Tanpamu, saya tak akan terus berlari mengejar impian. Terimakasih, dan selamat jalan.. Sampai jumpa satu atau dua tahun lagi!!! See you, Oppa? :)




♪ And I'm gonna miss you like a child misses their blanket
But I've got to get a move on with my life
It's time to be a big girl now
And big girls don't cry 

[Fergie: Big Girls Don't Cry]

Sunday, January 8, 2012

Breaking Down


Ya, sejarah tak pernah memihak..

Kau tahu. Aku ingin menjadi kuat seperti Bella Swan.. bukan, Bella Cullen, maksudku. Mengerti kan? Aku ingin sekuat itu, atau seteguh itu. Bahkan, sedingin juga sebuta itu. Hanya tahu satu tujuan, dan tidak goyah. Meski, yah, pada akhirnya.. dia tetap membutuhkan orang lain. Entah itu keluarga lamanya, keluarga barunya, teman hidupnya, juga.. best man -nya.

Tapi, andai hidup seperti sebuah kisah yang bisa berakhir bahagia hanya dalam beberapa buah buku. Untuk ditutup dengan sebuah kata 'fin' yang tidak dapat diganggu lagi mereka hidup lama dengan title 'happily ever after'.. itu ada. Tentu, tak perlu lagi ada dongeng pengantar tidur yang laris-manis karena mampu membuat kita bermimpi indah, memiliki impian, memercayai hal-hal magis yang berada di luar akal sehat manusia.. yang bernama, cinta.

Tidak. Aku tidak benar-benar bermaksud mengatakan padamu bahwa hidup itu kejam dan salah bagimu untuk bersifat naif dalam menghadapinya. Hanya saja, aku bersungguh-sungguh bahwa hidup ini tidak mudah. Tidak semudah membuat skenario terhadap tokoh-tokoh fiksi, karena mereka hidup dan berkembang. Meski setahuku.. sebut saja berasumsi, ada orang yang manipulatif, yang terus mencari boneka yang selalu bisa dikekang dalam warnanya. Itu salah, dan bisa kupastikan, selama-lamanya dia tak akan pernah dapat. Selamanya, selama dia tak pernah bersungguh-sungguh, selama dia hanya menempatkan diri sebagai penikmat sabung ayam dan tertawa riang melihat siapa yang menang.. bertaruh, sembari menghisap lamat tembakau yang padat.

Lebih pintarlah. Karena kamu tidak bisa menyamakannya, dengan seorang seperti Jacob Black, dengan pengabdiannya yang tiada batas. Atau ikatan yang sangat erat dalam sebuah kawanan maupun keluarga fiksi itu. Well, aku tidak mengatakan orang seperti itu tidak ada. Mungkin, ada.. satu berbanding seribu, atau sejuta kepala.. aku tidak pernah tahu, aku bukan cenayang. Tapi, kuharap itu bisa meredammu akan harapan yang muluk-muluk. yang mustahil, yang akan membuatmu rela membiarkan jantungmu berhenti berdetak hanya demi mendapat yang seperti itu.

Ya, aku ingin kamu kuat. Sebesar keinginanku untuk menjadi kuat. Seperti Isabella Cullen, atau lebih dari itu. Yang tidak pernah menginjak 'usia' remaja, yang tahu mana yang benar, dan bersikukuh melakukan jalur yang diyakininya.

Aku ingin. Benar-benar ingin. Kita semua hidup bahagia. Termasuk penyabung ayam itu, denganmu atau dengan ayam-ayamnya yang lain yang kelak akan dia sadari sebagai manusia yang tumbuh. Tanpa, tentu saja, mengindahkan bahwa hidup itu tidak mudah. Bukan kejam, tapi kita memang harus selalu berlatih dan belajar agar kita bisa menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Menjadi tangguh. :)

JASMERAH. Jangan lupakan sejarah.


Gantungkan cita-citamu setinggi langit.
Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
- Ir. Soekarno
Tuesday, January 3, 2012

Surat Putih 2012


Bukan selembar kertas yang diberikan, bukan pula percakapan. Mungkin hanya luapan jiwa. Jiwa yang telah mati. Dibacanya lamat-lamat, untuk bergemuruh, bahkan sedu sedan pun tak sanggup. Karena pada akhirnya, dia yang memegang kendali atas dirinya sendiri..

Ya.. saya udah baca.. dan sekali lagi.. saya merasa..hancur.. serius.. mungkin kalau bukan air mata saya waktu itu udah habis kamu kuras.. sekarang badan saya lagi gemetar, mata ga bisa melihat karena semuanya blur.. dan nafas rasanya berat..

Kamu..saya sayang sama kamu, dan seperti yang sudah sering saya bilang (entah kamu mungkin sudah bosan dan resisten dengan kata-kata saya ini dan menganggap cuma bualan basi atau angin yang numpang lewat dan ngilikitik kuping kamu) tapi.. saya cuma berharap kebaikan dan kebahagiaan buat kamu.. tinggal kamu sendiri menganggap kebaikan dan kebahagiaan buat kamu itu yang seperti apa..

Mungkin kamu berpikir saya ga mengerti perasaan kamu..kamu berharap saya simpati dan mau mengerti.. tapi jujur.. saya sangat sangat sangat sedih dengan apa yang terjadi pada kamu.. tapi saya ga mau dengan bermanis-manis menghibur kamu dan mengucapkan hal-hal yang mungkin kamu mau dengar dari saya dan membuat kamu lemah dan ga beranjak dari tempat kamu terbenam sekarang.. saya rasa bukan itu yang terbaik buat kamu.. itu ga membuat kamu kuat dan tegar..

Saya pernah memiliki seorang teman, yang bersikap buat maju terus..dan merasa dunia ga berhenti ketika kita punya masalah semacam itu.. dan bertanggung jawab menanggung risiko dari apa yang udah dia lakukan..dan berpikir masalah kita pun ga selesai dengan terus berlarut meratapi itu.. saya sangat mengagumi itu..*saya ga bermaksud membanding2kan.. cuma ini jadi bahan pelajaran buat saya dan saya harap kamu juga bisa menjadi kuat..seperti dia..

Intinya saya ga ingin kamu sedih terus..marah terus..dan mengutuki keadaan atau orang lain.. saya juga pengen waktu itu marah sama kamu..membenci kamu.. menjauhi kamu.. dan bahkan kepikiran buat melakukan sesuatu yang buruk sama orang-orang itu.. jujur..sangat pengen.. tapi.. saya kemudian mikir apakah dengan menjauhi kamu..membenci kamu.. semua masalah ini selesai?.. engga.. saya berpikir..masalah utamanya apa?.. dan apa yang bisa saya lakukan sebagai solusi?.. *dan itu yang sedang saya coba jalanin sekarang.. ga gampang..memang.. tapi buat saya lebih baik daripada mengutuk.. marah..menghujat..

Jadii.. kamu yang sangat saya sayangi.. kalau saya boleh saran.. udah.. cukup sampe disitu kamu marah..cukup sampe disitu kamu kecewa.. selanjutnya yaa.. perbaiki keadaan dengan cara yang lebih masuk akal.. minimal..kamu berdoa.. dengan doa yang baik buat kamu..

Saya juga akan mendoakan semoga kamu ditunjukkan jalan yang terbaik buat menempuh ini semua yang saya yakin bukan dengan mengutuk atau marah.. dan inget kamu udah janji sama saya untuk ga mengulangi hal salah yang sudah kamu lakukan.. saya.. mohon dengan sangat..jangan lagi.. kamu melakukan hal yang lebih kejam dari membunuh saya kalau kamu mengulangi lagi..

Lanjutin hidup kamu dengan coba memberi makna buat orang-orang disekitar kamu yang mungkin selama ini ternyata kurang kamu sadari sangat mencintai kamu.. keluarga kamu.. temen-temen kamu.. diri kamu sendiri..

Saya berharap..kamu mau memperbaiki semuanya..  
untuk sementara ini.. saya cuma berharap kamu rajin sholat dan berdoa..
*waktu saya frustasi dulu..waktu denger hal yang tak pernah diduga, dan bingung apa yang harus saya lakukan.. ke siapa saya harus minta tolong..minta petunjuk.. untungnya..yang kepikiran sama saya.. sholat..bukan mabok, bukan ngobat, atau lebih buruk dari itu.. sambil nangis saya sholat.. dan setelah itu.. saya merasa sangat lega dan punya kekuatan buat melanjutkan memperbaiki keadaan (walau saya belum tau pasti apakah sekarang keadaan sudah menjadi lebih baik..tapi itu yang saya yakini sampai detik ini)

Jadi.. saya minta.. saya mohon buat kebaikan kamu sayang.. rajin sholat dan berdoa minta petunjuk dari Yang Maha Memberi Petunjuk.. *mungkin ini ga menjawab permasalahan yang kamu kemukakan.. tapi itu dialog yang ingin saya ucapin ke kamu.. sebelum saya pergi.. saya sayang sama kamu dan berharap keadaan menjadi lebih baik buat kamu dengan kamu sendiri yang memperbaikinya..

Be strong buddy.. :)


Mati. Mati. Dia mati. Seperti, ketauan nyolong mangga di depan guru ngaji. Klasik, tapi dalam. Malu, tapi sadar. Marah, tapi sayang. Jangan, jangan, jangan pernah.. pergi.

Saya ingin menjadi beruangnya Mr. Bean, Oppa.. karena meski jelek.. dekil.. rusak.. dan gak beraturan, dia tidak pernah dibuang pemiliknya. Paling buruk-buruknya sekedar dipake ngecat tembok. Hehe. :D

Baledog


Ini mah, miris namanya..

Ketika teman dekat yang hanya kau pedulikan sesekali, kamu pantau sesekali, kamu tanya kabar sesekali.. saat terjadi sesuatu,dengan jelas mengatakan 'sama sahabat aku sendiri!'; sedangkan dengan apa yang dianggap lebih dari itu, yang sesekali ialah selalu, malah mempertanyakan anggapanmu tentang dia.. bahwa kamu tidak menganggap apa-apa, sehingga dia pun tak menganggapmu apa-apa.

Saya mengerti, mungkin memang tingkat 'merasa' kalian jauh berbeda. Tapi, kenapa mempertanyakan apa yang tidak saya lakukan, sementara kamu pun tidak melakukannya untuk saya? Kenapa bertanya apa yang tidak bisa saya beri, sementara kamu hanya bisa meminta? Kenapa, pada ujungnya.. untuk kamu jatuh kamu minta saya bangkitkan, tapi ketika saya jatuh kamu masih saja meminta saya membangkitkan kamu?

Hal ini mudah, bahkan secerah bintang timur di waktu subuh. Kamu, tidak mengerti sedikit pun tentang kata sakti itu. Titik. Karena kamu, selalu.. dan selalu, menempatkan diri sebagai segalanya. Yang merengek, yang merajuk, dan yang ingin dimengerti. Karena kata sakti itu, hanya boleh, dan bisa dipahami.. untuk yang membagi tanpa harus merasa dibagi, untuk yang memahami tanpa harus perlu dipahami, untuk yang merasa tapi tak harus selalu dirasa. Dimana, pada titik itu, proses saling itu berlangsung begitu saja, tanpa harus ada perkataan begini dan begitu.

Karena mereka tak perlu meminta, tapi menawarkan..

Monday, January 2, 2012

We Scare Because We Care (Monster Inc)


Jangan terus-terusan mengatakan itu kesalahan, jika dilanjutkan dengan memercayainya sebagai suatu kebenaran seiring dengan waktu. Titik.

Terus.. Kalo udah begini km mau apa? Meratap? Merasa jadi makhluk paling malang sejagad? Merasa hidup kamu jd ga bermakna?..
Merasa ga ada lg manusia lain di dunia yg bisa punya arti lebih baik daripada orang2 itu?.. Yang pernah kehilangan bukan kamu doang.. Yang pernah disakitin di dunia ini bukan kamu doang..
Saya..merasa lebih dari sekedar direbut. Kalo cuma perkara rebutan, kamu bisa rebut balik.. Sy pernah merasa, orang yg saya sayang dibunuh! Ga akan bisa direbut lagi..
Kamu ga membuat keadaan lebih baik dgn merasa ky gitu. Belajar, dan yaudah, life's goes on.. Yg penting gimana melanjutkan hidup dengan lebih bermakna, lebih baik. Jgn berlarut2 meski sakit. Biarkan suatu saat menyesal dan bersalah, hidup dalam perasaan bersalah ga bikin hidup bahagia.. Msh banyak yang perlu dapat perhatian dan fokus kamu.

Don't be naive.. Even you live in your childhood world! :D


Anjis men, alay dulu lah kita..:))


 


 

Blog Template by BloggerCandy.com