Halo.
Teman gendutku yang besar.
Yang hanya sebentar, tapi besar melebihi matahari.
Mengeringkan luka, menjadi garam yang sakti.
Mungkin kamu ada benarnya.
Bahwa terkadang kita hanya bisa menjadi memori.
Terkadang, kita hanya bisa menjadi "sometimes".
Tanpa sadar, tanpa rencana, dan tanpa bisa disesali.
Tapi, sungguh masih tidak paham.
Bagian mana yang menjadi memori.
Bagian mana, yang kulewatkan, sehingga harus menjadi memori?
Tak mengerti, karena bagiku kau matahari.
Yang kucari tapi tak boleh terlalu dekat.
Harus berjarak, karena sinar-sinar di sekelilingmu bisa membakar habis menyisakan debu.
Dan kau juga tak mengerti. Tak mengerti.
Kau anggap itu sistem, seperti layang-layang. Dan pergi.
Seperti badai.
Yah, sudah.
Semoga kau semakin besar.
Meski sayang berpigura, foto statik memori.
Seperti yang kaumaui.
I still hope can see you soon, .. this time.
0 komentar:
Post a Comment