Wednesday, September 12, 2012

Kuda


"We're both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe."
[Ika Natasha: Antologi Rasa]

Sampai kapan kau akan terus berlindung di balik logo anak bawangmu?
Puas dengan bego / tak yakin / krisis percaya diri agar bisa terus-menerus lari dan bersembunyi?

Ah, anak bawang itu aku. Yang kecewa karena tidak pandai menari.

Aku ialah sesiung anak bawang. Yang hidup malu-malu tapi angkuh seperti kucing. Lahir dari perkawinan silang bibit unggul bawang cerdas dan bawang berani. Diharapkan menjadi bibit unggul lainnya yang mau meng-upgrade diri sendiri dan perlu banyak disuntik multivitamin agar menjadi tangguh.

Aku terlahir prematur. Memberanikan diri melompat pada Laut Cina Selatan di musim taifun ketika baru bisa berenang. Bukankah aku biasa mahir karena keadaan terdesak dan tertekan? Konvensional, tapi sakti. Tapi tidak kali ini. Kemudaan membuatku gentar dengan benda asing yang tinggi teknologi. yang begitu sensitif disentuh tanganku yang amatir. Aku gemetar. Ditaksir berulang kali, ditimbang, diuji, dinilai dengan seksama.

Aku. Tidak biasa menjadi yang terendah. Aku anak bawang yang angkuh, ingat? Anak domba yang ingin dianggap singa, kecil tapi sudah berbahaya.

Dan, disinilah aku. Menenggak kopi dengan kalap. Saat sirine bertubi bagai palu godam di kepala, menjerit:
Kuda takkan pernah mau dikekang. Ia hanya tahu berlarian bebas di padang rumput yang luas, menikmati keindahan alamnya.

Aku ialah sesiung anak bawang. Yang hidup malu-malu tapi angkuh seperti kucing. Menimbun berkarung beras untuk ditukarkan dengan padang rumput luas dan indah. Untuk berlarian bebas.

Sampai kapan?

5 komentar:

umar aa said...

jadi lu itu laron,, bintang ato anak bawang ngil??

Anjani Dewidaru said...

menurut lo? =))

tonnycrew said...

Kuda putih yg lincah

umar aa said...

menurut gw,, lu orang tengil,, makanya dipanggil tengil.. :p

Anjani Dewidaru said...

hahahha setuju gue, kalo itu masuk akal. :p

 

Blog Template by BloggerCandy.com