Wednesday, September 19, 2012

Kunang-kunang


“The very basic core of a man's living spirit is his passion for adventure.The joy of life comes from our encounters with new experiences, and hence there is no greater joy than to having an endlessly changing horizon, for each day to have a new and different sun.”
Jon Krakauer: Into the Wild


"Ya, elo gak bakal terus di laut kan? Udah ada bayangan dong ntar gimana dan cari pasangan hidup yang kayak apa?"

Diskusi "generasi muda penerus bangsa" ini terjadi di sebuah swalayan plus-plus tempat nongkrong Anak Gaul Tebet, pada suatu sore terik Ibukota. Pertanyaan itu muncul dari teman saya si dagu panjang hitam yang entah mengapa yakin dengan kegantengan dan nilai dirinya yang tinggi. Cih. Bersama 'partner in crime' di masa lampau yang baru diterima di perusahaan tambang cukup besar, yang dibayar dengan menjadi warga tetap pada pulau terluas di Indonesia dengan jatah cuti 12hari setahun. Poor ya, buddy! :p

Dan.. Berbicara mengenai cita-cita, saya ingin menjadi Atlet.. sesungguhnya, atau menjadi pelukis, atau pemusik, atau reporter, baru kemudian insinyur. Dan disinilah saya menjalani takdir sebagai cita-cita kelima. Seorang insinyur yang gemar bercerita sambil melukis dan merasa hampa tanpa musik, yang juga hobi berolahraga. I think this is enough for now. Nanti, who knows, kan?

Kalau ditanya kriteria pasangan hidup, saya menjawab mantap.. Yang jelas satu: bukan surpenyor. Karena mereka senang berkelana dan jauh dari keluarga telah terjejak abadi dalam darah mereka. Karena saya tidak mau suatu saat anak saya berteriak pada suami saya yang baru datang ke rumah: "Bu, ada Oom pulang! Oom pulang!!!" :D

Oh please, i'm not f*cking with their money, right?! Mungkin seorang guru, atau dosen. Yang bersahaja, yang bangun pagi, lalu pulang setiap hari setelah sukses membangun karakter para remaja. Dan gemar menghabiskan sore dengan meminum kopi. Menikmati hidup. Sesederhana itu.

Dan mungkin kemudian saya pulang di malam hari dengan keadaan rumah sudah rapi serta masakan hangat dan wangi mengepul di udara. Wakaka, ngarep lo! :p

Entah. Saya hanya menjalani detik demi detak jantung yang berbunyi. Menikmati alam semesta, yang entah bagaimana pun mereka berkonspirasi, akan mengantar saya suatu saat.. pada titik dimana saya berkata: cukup.


Karena pengembara tidak perlu mengenal kata pulang.

Karena pulang hanya akan membuatnya berhenti bermimpi..

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com