Mungkin, ada hakikatnya juga jadwal keberangkatan saya ke pulau seribu cerita ditunda. Yang membuat saya memiliki kesempatan mendinginkan diri di Bandung. Karakanlah saya bukan pekerja yang baik, tapi demi alasan apapun, lebih baik saya disini, daripada disana dan terus berpikir untuk bunuh diri. Haha. Yang selain menjadi ajang menenangkan emosi jiwa, tentu, juga berujung pada aksi membolos beberapa hari.
Pertama, om-om bandel ini kembali turun bukan buatan. Pasalnya, rambutan satu kilo ditelan sendirian yang berakibat sangat buruk pada jantung. Oh my daddy, mengapa, di kala kau tahu ginjalmu tak lagi berfungsi, kau juga gagalkan fungsi jantungmu? Yang tahu sudah tak bisa berdiri juga berlari, masih saja kekeuh diam-diam jam setengah dua pagi menghilang ke tukang nasi goreng, dengan alasan mencari sebotol teh dingin. Entah apa lagi, jika yang ini juga pergi, entah apa lagi yang saya rasakan.
Kedua, tiba-tiba, saya kembali diingatkan akan tanggungjawab saya yang tertunda berbulan-bulan lamanya. Laporan. Yea, saya baru ingat, atau pura-pura lupa, untuk membuat tulisan tentang proses rekrutmen juga pengamanan kegiatan yang lalu. Awful memang. Maka saya bongkar dus berisi berkas lama, mencari-cari bon yang tercecer. Dan voila! Hingga dini hari ini, kurang dari 50% yang berhasil saya kerjakan. Payah!
Yang sebagian besar saya habiskan dengan duduk termenung, membuka-buka folder foto, membuka folder lagu, terdiam sontak saat menemukan helaian-helaian memori. Dan kembali, menyesap kopi dengan temannya.
Yang sebagian besar saya habiskan dengan duduk termenung, membuka-buka folder foto, membuka folder lagu, terdiam sontak saat menemukan helaian-helaian memori. Dan kembali, menyesap kopi dengan temannya.
Ah entah apa yang saya lakukan berhari-hari ini. Berkali saya kehilangan kendali diri., berteriak-teriak, bercucuran air mata. Tersadar, berhenti. Tapi proses yang rumit itu belum juga berakhir. Tak tahu apa lagi yang tersisa, tapi entahlah, saya hanya masih belum puas berteriak pada dunia, dan menganjing-anjingkan setan juga hal-hal buruk. Istighfar, mungkin.. dan semoga Allah masih mau memaafkan saya. Semoga..
Promise me..
Seperti samurai yang berlari..
Seperti Oni.. Seperti Shinsengumi..
Kepada tuan yang memberi kami arti.. Kami rela mati..
Namun kini.. Aku tak mengerti.. Bagaimana aku mengabdi?..
Mungkinkah Pergi.. berkelana ke penjuru negeri.. mencari tuan yang baru lagi..
Sambil menyimpan engkau dalam hati.. Sampai kami tak lagi bernadi..
Kami hanya dapat memberimu prasasti..
Yang membuatmu tetap berarti..
Walau aku tidak yakin engkau mengerti..
Tapi ini bakti.. Karena aku berjanji..
Sekali lagi saja, saya pastikan, kamu gak akan kenal saya lagi..
Janji sama gw, lo itu masih bisa menatap lurus ke depan..
Persetan dengan apa yang saya tumpahkan. Biar yang tak tahu menerka, berkata saya berlebihan. Biarkan. Mungkin benar saya terlalu berpikir rumit, namun percayalah.. hanya orang tolol, tak bermoral, dan tak beradab.. yang bisa dengan tenang melupakan bahkan menganggapnya sudah selesai begitu saja dalam sekejap mata. Lalu kembali menekuni hari dengan riang gembira, fuh!
Oom, minta kerja oom.. Daripada saya mati bunuh diri.. -__________-"
♪ I hope you know, I hope you know
That this has nothing to do with you
That this has nothing to do with you
It's personal, myself and I
We've got some straightenin' out to do
And I'm gonna miss you like a child misses their blanket
But I've got to get a move on with my life
It's time to be a big girl now
And big girls don't cry ♪
[Fergie: Big Girls Don't Cry]
0 komentar:
Post a Comment