Boleh, kamu merasa malu. Merasa rendah. Saat barang antik yang kau simpan-simpan di lemari yang sangat tinggi, secara sengaja kau pecahkan dengan rencana.. untuk ketetapan.
Boleh, kamu merasa bersalah. Memasung dirimu sendiri. Saat balon udara yang kamu isi main-main rupanya bisa mengudara, namun kau tusuk dengan jarum besar secara sengaja. dan lagi-lagi, dengan rencana, untuk nanti-nanti.
Boleh, kamu merasa kecewa dan terpuruk. Saat menjadi orang tolol sedunia yang kali ini, kau sulam yang bocor dan terburai. Lalu kamu isi lagi, dan tidak menyangka kembali bisa mengudara, yang kemudian dengan ketidakpahaman sehingga menjadi sengaja pula, untuk kedua kalinya, kamu letuskan. Meski kali ini tidak dengan rencana.
Lantas, bolehkah.. bila kaca yang buram akibat embun, kau usap hati-hati. Agar masih bisa melihat keluar. Karena meski disana hujan badai, tapi indah. Setidaknya, masih ada samudera tak berujung yang masih bisa dipandangi dengan senyum. Dan sendumu berakhir sudah.. akan kerinduan pada sosok penikmat matahari terbenam yang ternyata hingga kini, masih belum kau ketahui rupanya. Karena matamu beradu pada punggung, yang belum kau temukan kesempatan untuk membalikkan wujudnya. :)
Mari, menari. Mari, bernyanyi.
Mari, menikmati laguku. Mari.
Seperti simulasi helikopter terbalik..
Tetap tenang, menyimpan nafas hati-hati. Membuka seat-belt, menekan tuas jendela darurat, membukanya.. lalu berenang bebas ke permukaan.. kemudian mengembangkan life-jacket. SURVIVE!!!
0 komentar:
Post a Comment