Thursday, December 26, 2013

Rindu


Di tengah kesibukan memainkan puzzle imej dasar laut perairan Nusa Kambangan, bertemankan sepi dan gelisah berkepanjangan. Sebuah cerita mengajakku melambungkan ingatan sejenak ke masa lalu. Ke masa-masa paling nyaman di seluruh dunia, di Bandung yang selalu sedang tersenyum.. dahulu.

Ayahku tidak pernah menangis, di depanku.. mungkin. Selain saat itu. Ketika Ayah mulai papa dan kuberikan setangkai bunga guna hadiah ulangtahun Ibu, beliau menangis. Meracau. Bagiku, yang tidak pernah merasakan ada nuansa sendu semi romantis di rumah, hanya membisu.

Hingga pada suatu malam, kala layar Solitron kecil kami menayangkan sebuah cerita, Ayahku sedang duduk sendirian menyimak suatu momen, yang diam-diam tersedu. Ntah terharu, ntah apa. Dan aku hanya gagap dari kejauhan, teriris dan berpura tiada yang terjadi. Hanya bertekad dalam hati, suatu saat akan membawa terbang bersama burung besi ke kampung yang sudah lama dikunjungi.

Yang hanya bualan kosong, karena tidak akan pernah terjadi.
Aku rindu.
 






"Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu."
[Andrea Hirata: Sang Pemimpi] 
 
Tuesday, December 24, 2013

Gagal


She said anj*** to me.
Anj***. Anj***. Anjing~~~ di medsos.

Saya kira kamu mau bantu meringankan beban saya, dengan belajar lebih keras lagi.
Tapi saya salah.

Sebenci-bencinya saya pada kamu.
Yang membebani saya dengan kemewahan yang kamu inginkan.
Saya tidak pernah mengatakan anjing.

Anjing. Anjing. A-n-j-i-n-g.

Ah..
Ayah, aku salah didik.
Aku gagal. :(

Wednesday, December 18, 2013

Lost


Demi alam semesta,
aku sudah lupa bagaimana caranya berpuisi.

Bagaimana caranya mengungkapkan kata-kata pada benda diam yang tak bereaksi.
Pada gumpalan kabut yang kusimpan dalam hati, untuk diam-diam dinyanyikan sebelum tidur sebagai obat pelindung segala sepi.

Aku sudah lupa.
Bagaimana..
 

Ketika bagiku berlari tak lagi berarti.
Ketika mimpi-mimpi semakin tak nampak dan memburam.
Ketika kehidupan, tak lagi sesuatu yang menarik.

Ketika hanya ada kata dan rasa yang tak terbagi,
Untuk menjerit diam-diam.
Untuk mengaduh tanpa rasa sakit.

Ketika bagiku,
lebih mudah untuk menyerah dan berhenti.

Ah..
Sayang, cepat pulang...


 




 
Thursday, December 12, 2013

Documentary


Mendapat kiriman setelah sebulan lamanya menunggu dari sekelompok teman asing, yang meski banyak diantaranya penggunaan definisi yang kurang pas sehingga terdengar janggal, bahkan dilebih-lebihkan. Juga hal-hal yang tak penting malah menjadi fokus sementara point of view sebenarnya malah disamarkan.. tapi at all.. good work, pal! Thankyou! :)

Saturday, November 16, 2013

Quarter-Life-Crisis


Sepertinya topik ini sedang bergaung di lingkungan teman-teman wanita saya.
Terutama dalam hal jodoh.

#biru: aku mau mengundang kalian di hari berbahagia, aku bulan depan lamaran :)

#putih: wei jadi!


#coklat: tuhkan kamu yang nyusul, aku juga mau dong udah 25 nih cyin..

#hitam: aku juga mau dilamar :((

#ungu: aku jugaaaa..

#pink.budug: aku juga mauuuu !!!

#hijau: aku mau tapi belum ada pasangannya, cariin~

#pink: ayo pada nyusul, aku aja udah mau dua hihi.

Sssst.. Saya juga mau di *****.

Mau. Mau. Mau sekaliiiii. Tapi kini masih saya beri bintang.
Karena itu berarti semua kendali atas hidup saya akan berpindah tangan.
Karena itu berarti, yang nomor satu dalam hidup saya akan berubah.
Karena itu berarti, akan ada kompromi atas semua kewajiban-kewajiban yang selama ini saya pegang penuh.
Karena target saya belum tercapai.
Karena, saya belum mampu.. untuk berbagi.

Karena, saya masih ingin surga saya ada pada Ibu.
Pada telapak kakinya, dan saya rasa belum saatnya posisi itu dipindahkan saat ini.

Suatu hari nanti, Caca akan berkata iya.
Untuk menjadikan telapak kakimu.. surga bagiku.
Tunggu yaa! :)





Remember that life isn't a race:
http://www.buzzfeed.com/jessicamisener/10-signs-youre-having-your-quarter-life-crisis
 
Wednesday, October 30, 2013

Bagaimana


Lelaguan khas Betawi itu mengalun di kejauhan. Di tengah bingarnya kota padat Jakarta, terdengar gundah.

Aku yang tadi pagi terbangun dengan kesal, untuk kemudian makan dan menyendiri di tempat jemuran yang tersinari mentari pagi. Entah kesal untuk apa, kah untuk merasa dibohongi? Pengendalian diriku memang buruk, bahkan untuk merusak rencana hari ini ke kantor. Dua tahun melaut tapi dengan cicilan yang membengkak karena hutang menumpuk. Terasa sama saja apabila bekerja di darat. Oh impian, mengapa engkau kian terasa jauh sekali?

Teringat lelaki yang tertidur sepanjang hari di jauh sana. Iya, terasa sangat jauh. Yang menyita perhatian sepanjang waktu. Bisakah? Akankah ini bekerja dengan baik?

Tidak tahu. Manusia mana yang bisa mendahului takdir?

Saturday, October 19, 2013

Integrity


Long life, bro Madoks.. Happy graduation! :)

F*ck you


"I know you so well, bro.." |
"I know you so well too. Hahaha.." |

"Yes i know you so well that you always missing me.." |
"Huahaha. You know i know lah. We same same know lah.." |

" Azeek urang screenshot dan sent directly to your girlfriend!" |
"Taiiiiiiiii!"

Cih. Boys.
Never grow up.

Thursday, October 10, 2013

Untitled



Hei.
Saya BUKAN manusia kenangan itu lagi.

Momen saat saya ingin berteriak dan membakar jaket itu.
Saat senior M dengan pongahnya berkata di lapang adu domba bahwa mereka tidak pernah bikin anak orang mati.
Saat senior M lagi berkata bahwa saya tidak sayang dengan mereka dan ingin menabrakkan kepala nya hingga pecah ke papan bertuliskan 'pengecut tidak layak di mereka'.
Saat pandangan mengabur lalu teteh bilang berulang samar-samar untuk sabar dan saya ingin bertanya 'mengapa' tapi tidak ada satu pun kata yang bisa keluar.
Saat saya hanya satu betina di antara segelintir jantan yang jongkok bertahan di malam itu dan ingin menampari teman saya satu-satu yang culun menyerah pindah ke seberang barisan.
Saat saya kehilangan 10 sks dan mendapat ip terburuk akibat kehilangan seorang saudara.
Saat-saat saya membantu melunasi hutang lalu berlanjut ke arah yang salah, dengan mengorbankan silaturahmi dengan orang-orang dekat.
Saat tepat hari ini 3 tahun lalu, merenggut dengan paksa yang berharga untuk pergi.

Saat-saat kecewa, marah, dan memberontak.
Saat saya hanya pasrah dan memilih mengalah.

Momen dimana ingin pergi memutar waktu, membalikkan masa lalu, dan merubah takdir.

Masa yang telah berlalu. Pergi jauh-jauh.
Saya hidup di masa kini, yang lalu relakan sudah.
Pergi. Enyahlah.

Wednesday, October 9, 2013

Dilema


Aku sedang tidak bisa berpuisi, karena berada di tengah kumpulan bocil dengan aku sebagai super bocil rasanya sungguh lelah luarbiasa. Antara ingin beradu argumen, tapi dengan ilmu yang seadanya.. rasanya, penat.

Mungkin ini mengapa para leluhur selalu berpesan utk menjadi geodet. Bukan surveyor, apalagi operator. Karena seperti membohongi dunia dgn ilmu mahal yg seharusnya bisa kamu kembangkan begitu besar. Poor ya, Vidia. Kamu belum kemana-mana rupanya. Hhhh.

Kuatkan hati, bulatkan tekad.
Untuk menyongsong masa depan!


Apanya yg kepingin cepat dilamar kalau yang kamu punya bahkan tak lebih besar daripada kuku jari!? Hiks.

Saturday, October 5, 2013

Klausa


Disaat resah gelisah gundah gulana seperti ini, saat akan melaut tapi tak bisa bertemu menabung semangat. Dilengkapi judul pekerjaan baru yang meski turun jabatan dengan jumlah produksi lebih padat. Rasa-rasanya mendengarkan lagu ini cukup bisa mendistraksi. --"



♪ Sunny, happy rhythm music, no money
I'm takin' you on holiday
Sipping yellow lemonade ♪

[Alexandra Stan: Lemonade]

Thursday, October 3, 2013

Dengki


Yang paling enak itu, memang ketika sudah seenak jidat menjustifikasi orang sih, ya.. Ketika merasa sudah paham orang itu lalu skeptis kalau orang gak pernah grow up akan sifat buruknya.

Contoh, saya pernah merasa kenal seseorang. Orang itu pada suatu ketika memecahkan vas keramik kesayangan saya yang buatan CHINA.

X: " Duh kok kamu gak bilang sih cyin kalo itu vas kesayangan, tau gitu kan gak aku pinjem buat kepentingan aku."
Y: "Yah udah pecah juga sih, terus sekarang gimana?"
X: "Kalo sekarang yaudah terlanjur, anggap aja itu vas nya emang punya aku yah yah yah?"
Y: ... -________-

Nah, jika seorang ini, tipikal oportunis korodokinensis, di masa kemudian mau ambil badan buat oranglain, lucu gak kalau saya percaya? :))

Ah, kita ini kebanyakan pemikir, konseptor yang handal! Berapa sih, yang mau bergerak untuk kepentingan bersama? Banyaknya sih, maaf, ikut aja, cari aman sama yang menggerakkan. Bicara saja yang jago tapi pada gak punya t***t.

Come on, kalau memang kita sudah grow up semua, mana?
Saya sih, gak ikutan ah. Takut sakit hati. :))))))))))

Saturday, September 28, 2013

Borjuis



Beberapa di antara mereka menatapku lama, lalu menebak instan dengan tepat.
Ah, iyakah wajahku semirip itu?

Saat ini aku sedang berada dalam sebuah pernikahan megah kaum borjuis. Demi silaturahmi, rela bangun pagi dan rela pula untuk mondar-mandir berjam lamanya menggunakan pakaian adat bersunting yang membuat kepala sedikit nyeri dan gatal. Tuhan, semoga meski jodohku orang Minang, aku tak mesti menggunakan pakaian mengerikan semacam ini. Please?

Nuansa pelaminan itu merah dan emas. Dengan lampu temaram romantis menghiasi seisi ruangan. Bunga warna-warni, dekorasi cantik, yang beberapa orang penting berkawal aparat berseragam duduk secara ekslusif di kursi vip. Kaum borjuis melenggang dimana-mana menyesakkan ruangan, saling pamer pakaian pesta nan wangi. Cih.

Sebenarnya aku benci berada di tempat ini, berada di antara mereka membuatku alergi. Karena banyak pihak yang mencari muka. Kerabat yang terhitung bersilsilah jauh, entah itu saudara-saudara dari sepupunya sepupu paman nya siapa.. malah terlihat lebih sibuk dan lebih berisik dari keluarga inti. Memeluk dan menyapa setiap orang, ingin terlihat dikenali oleh seluruh tamu, cih (lagi). Apa ada yang salah dengan dunia ini?

Pffft. Andai, orang-orang ini kelak berguna untukku. Orang-orang yang menyapa basa-basi karena ada hubungan darah. Bukan hanya sekedar terpaksa demi menyambung silaturahmi.




Wednesday, September 25, 2013

Mafia vs Penyanyi Dangdut


Sebuah tukar pikiran di suatu malam sengit, saat sang visioner menggerutu berlebihan tentang pemikiran pembuat sistem negeri ini, dengan lawan si pemuja Bang Oma yang menimpali sekenanya.

Me: "Kalau misalnya, Capres cuma ada ARB dan Rhoma Irama.. Mau milih yang mana?"
He: "Ya Bakri lah, jelas!"
Me: "Ah kok gitu? Kan dia mafia? Profesor kita aja diancam dibunuh kalau nyebarin berita benar tentang banjir lumpur kemarin. Cih"
He: "Tapi negeri ini tuh mending dipimpin mafia. Kayak jaman Soeharto, meski hutang negara lebih banyak tapi yang korupsi cuma satu orang. Gak kayak sekarang, semua orang korupsi."
Me: "Hmm.. Tapi kayanya kalau Bang Oma yang kepilih lebih seru deh. Nanti pidato kenegaraannya pasti selalu dibuka soneta group. :))"
He: "..."

Stupid.
Sunday, September 22, 2013

Memori


Malam itu dimeriahkan oleh adikku yang berteriak ribut saat tim sepakbola yang entah sejak kapan menjadi kesayangannya, dibobol bertubi-tubi oleh lawan. Si Setan Merah, sebut saja. "Ah kamu, sejak kapan suka mereka? Seperti si itu saja," aku berceletuk ringan. Si adik hanya cekikikan meledek. "Masih ingat saja!"

Yah, berjuta memori yang terlempar dari masa lalu, memang terkadang melekat begitu saja dan tak mau pergi. Bagaimana tidak, bukankah orang itu yang dahulu mau menemaniku dalam ritual rutin Senin-Kamis. Melewati lorong sepi yang bercampur bebauan yang memuakkan. Mau diakui atau tidak, dia pernah sangat berjasa bagi keluarga kami.

Lalu Ibu menimpali,
"Eh iya dia sudah kerja belum?" !
"Kata rerumputan sih sudah, di pulau seberang." |
"Ohya? Ibu prospek asuransi ah!" |
"Coba aja hubungi, barangkali masih ingat sama Ibu. Hihi.." |
"Iya ya. Siapatau mau masuk kayak si Anu. Ah, tapi Ibu sakit hati sama si Anu teh. Belegug."
 
Memori lagi.
Ialah suatu momen ketika pertama kalinya si Anu mengantarku pada salah satu ritual di kala itu, dan menawarkan untuk mengantar kami ke rumah jika sudah selesai. Tapi yang dilakukannya hanyalah duduk sebentar, salam sama Ibu, lalu gelisah untuk kemudian pamit dengan alasan penting ada acara bersama teman. Iya, dia lupa akan ucapan yang menurutku penting, terlebih tidak menengok Ayah sama sekali. "Aku takut.." itu dalihnya dahulu. Perkataan yang memecahkan suatu sentimentil yang mulai terbangun pelan-pelan. Hancur.

"Si Ini sama si Ieu juga kemana yah, ah apalagi si Eta.. punya pacar baru langsung menghilang ya?" Ibu meracau. Memanggil-manggil memori.

Hmm. Mungkin memang lelaki begitu. Tipikal yang ketika memiliki maksud mendekat dan menawarkan bantuan. Tapi ketika sudah merasa tidak ada harapan, menghilang begitu saja. Membikin si Ibu kangen, wkwk.

"Sudah, nanti aku bawa satu yang bisa menggantikan mereka semua. Sebuah paket lengkap," ujarku terbahak.

Tuesday, September 10, 2013

yousee


Nama tante-tante nyentrik itu Yusi. You-see. Lafal 'you' diucapkan dengan memonyongkan bibir panjang, sementara 'see' diucapkan dengan nada mendesis sembari mengerling kedip tak wajar.

Kata orang, tante berumur 40tahunan ini bersuamikan pelaut yang jarang pulang. Sehingga untuk mengisi kesepiannya yang menyiksa jiwa raga, mengambil kerja sambilan sebagai sekretaris berbalut busana warna mentereng dengan pekerjaan utama mencari tahu kehidupan pribadi oranglain lalu menyebarkannya pada tetangga yang gemar bergosip. You-see, juga hobi menggoda lelaki ganteng menarik, tante yang berbahaya.

Individu seperti ini mungkin telah banyak beredar di pasaran. Telah menjelma menjadi seseorang yang mungkin pada saat ini berada di samping kau, yang setiap hari menyapa dengan muka ceria, atau membikin kue lalu membagikannya sebagai teman yang ramah.

Jenis spesies yang melata lalu berkembangbiak di comberan. Cakcak bodas, mun ceuk si Udin mah.

Sunday, September 1, 2013

Malarindu

 
Mungkin sakit jiwaku kambuh lagi. Ya sepertinya begitu.
Pagi buta ini aku sedang berada pinggir lautan Jawa yg anginnya mulai meninggi, sembari mengamati para pria yang sedang seru membetulkan stopper yang hampir kandas akibat diterjang ganasnya ombak Laut China Selatan lalu. Disertai perasaan was2 akibat resiko jatuh ke laut, sedikit2 menatap tombol man-over-board, bersiaga jika perlu ditekan. Haha.

Di tengah kesibukan itu, masih sempat aku mengerling pada sabit jingga yang menggantung rendah. Dan sempat-sempat mengibaratkannya dengan senyumanmu. Indah, sayang. Gila.

Ah, aku rindu. Melebihi jutaan bintang yang berserak, melebihi 400 x 5 koma sekian beam yang berlomba menghantam seabed per detik. Rinduku, lebih canggih daripada EM 710.. Literally.

Thursday, August 1, 2013

Ank Yêu Em



Nama kota kecil itu Da Nang. Semacam Newyork-nya Vietnam yang dibelah sungai panjang dan dihubungkan jembatan yang sungguh meriah di malam hari. Lampu berwarna-warni berganti-ganti, orang menari, meminum bir di sudut-sudut tepian sungai. Sayang english masih belum gaul di kota ini, seringnya kami Indonesian mesti menggunakan bahasa isyarat ataupun google translate untuk berkomunikasi.
Dua hari saja saya melancong di kota itu, satu hari sebelum dan satu hari sesudah survey. Sisanya, mengarungi Lautan China Selatan yang seringkali dihantam badai Monsoon maupun Taifun. Saking ganasnya hingga saya tidak betah berada dalam ruangan. Menatap monitor sekian menit, mencari udara segar dua kali lipatnya. Mungkin, ini yang dinamakan mabuk laut. Lemah, haha.
Proyek kali ini seru, terlebih karena ini pengalaman saya ke luar negeri. Lebih berdesir daripada biasanya, meski gelombang selalu mengamuk tak henti mengacaukan data saya. Kali ini saya bekerja dengan seorang Malasyian, pasalnya Kakak pertama yang seharusnya menemani saya masih ditawan di Lautan Jawa untuk membantu Kakak kedua menggoyangkan beam yang sangat bebal. Cemas berlebihan, tentu saja. Meski will saya untuk berpikir dan belajar meningkat, tapi tetap saja bekerja dengan orang asing itu sulit. Penyesuaian karakter, pembagian kerja, bahkan troubleshooting masalah pun menjadi lebih rumit. Apalagi alat navigasi kesayangan mendadak ngadat tak beroperasi, menghasilkan panik sekaligus hidung kembang kempis karena akhirnya bisa membuat sistem baru.

Dan, orang Vietnam itu. Seorang klien yang bertugas sebagai translator dengan chase boat kapal perang Vietnam yang berbahasa internasional disertai logat sengau yang kental. Gemar merayu, dari mulai menggoda tak penting setiap bertemu, hingga mencoret tanpa izin pada sebuah buku. Begitu membuat gerah.

Chief bilang, untuk tidak mengeluarkan aura merah saya. Membuat seorang yang tidak mandi dua hari pun terlihat menarik katanya. Hei, jika yang mengeluarkan auranya ialah sesosok jin keris dari masa lalu, atau jin penunggu gunung yang pernah saya daki.. saya bisa apa? Pfffft.

Ah, jadi meracau.
Mungkin karena Seapath.
Mungkin karena Maranatha.
Mungkin karena Bianglala.

Saya ingin menari bersama gondola, sekalian mengecek cukup tangguh dihantam arus lautan yang kencang atau tidak. Hasil dari angin dengan kecepatan 50 knot dan swell 2 meter. Boleh?
 
Sunday, July 21, 2013

Saing Sehat


Menyimak dan menggabungkan pembicaraan dua orang yang masing-masing berasal dari perusahaan berkembang yang sedang bersaing mendapatkan tender.

*Perusahaan A* | "Oh, damn. Setelah dua bulan kosong dan tahun kemarin minus, kita cuma dapet 2 project yang sedang berjalan dan setelah itu kemungkinan nganggur lagi. Kalah terus kita sama perusahaan B, mereka banting setengah harga. Mau rugi demi dapet nama di awal-awal sepak terjangnya. Resign wae kitu nya? Ah kemana ini idealisme ingin memajukan perusahaan asli negara sendiri? Damn you M*sia, dan damn you juga orang kita yang mau diperah disana!"

*Perusahaan B* | "Bro, pindah sini aja yuk bro. Disini basic anak barunya aja sama dengan gaji full field anak fresh graduate kau. Lagi terus-terusan pula kan project-nya. Menang terus kami bro. Disini butuh banget orang berpengalaman, yang kerja disini masih bau kencur dan pada gak bisa pake Q*sy semua. Hahaha."

Yang bersaing sehat, yang bersaing sehat.
Siapa yang salah? --"

Saturday, July 20, 2013

Kawan


Help can come from anywhere, even from a random question:


"Hai!
Saya lagi butuh pinjeman 25 juta rupiah,
yang rela dikembaliin dalam jangka waktu 6 bulan.
Ada yang punya?"

Si Safety First | "Ah, kamu sakit. Sakit jiwa."

Orang hebat *membuka ladang usaha & bukan menghabiskannya* | "Wew buat apa duit sebanyak itu? Gak ada gw laa.. Penghasilan kami sebulan sama dengan gajimu sebulan, sedih. :("

Pegawai Pemda Jabar | "Gyaa di tabungan adanya sejuta, mau?"

Dokter Muda | "Ga ada, gaji aku cuma 1.2 itu juga dibayarnya 3 bulan sekali sama Dinkes. Maaaaaaap. :(("

Yang ingin nikah dini | "Baru back to the jungle nih, gw ga di lapangan pun ga dilamar2 ternyata. Kismin~"

Orang Kaya Baru | "Gila, emang gaji urang segede apa. Salah pinjem maneh!"

Tukang Sumur Perancis 1 | "Aduh aing karek dp imah 150 juta, ngan sisa 5 euy. Bae nya? Rekening maneh sabaraha, gancang yeuh urang kirim."

Tukang Sumur Perancis 2 | "Bisa2. Slow, gak usah dipikirin. Bisa2. Mau 6 bulan apa setahun aja balikinnya?"


〜( ̄▽ ̄〜)\(@ ̄∇ ̄@)/ヾ(*´∇`)ノ (〜 ̄▽ ̄)〜

Tuesday, July 16, 2013

Lingkaran Kecil Kecil Besar


Singkat cerita, saya baru menyadari bahwa kabar tentang seseorang bisa menyebar begitu cepat melebihi cepat rambat gelombang akustik di lautan. Haha. Sebuah perbincangan santai dengan beberapa orang teman juga senior di kampus dulu membuat saya sedikit panik lalu berpikiran melambung jauh, yang kemudian hanya ditutup dengan kuluman senyum lalu menghembuskan nafas panjang seraya membuang khayalan-khayalan buruk.

Ah, selamat 6 untuk 60~ (Amin!)
Dan kini, terkadang saya sering terbahak sendiri ketika berdoa. Berdoa menggunakan kata-kata yang dahulu selalu saya cerna sebagai suatu kekonyolan. Hihi, semoga Dia mendengarnya. :')


Tuhan, jika ia memang jodohku.. maka mudahkanlah.
Tapi jika bukan, maka buatlah kami berjodoh..Tuhan..

Saya sakit. Sakit jiwa.
Hahaha. :))


Monday, July 15, 2013

Howdy, homy?


Di zaman kekinian ini, mencari rumah yang cukup dekat dari pusat kota tetapi sesuai dengan saku itu sangat.. SUSAH. Bandung rupanya telah begitu padat dan menyisakan lahan bermukim yang minim dan seadanya. Sebut saja, sebuah rumah bertipe 36 yang berlokasi sekitar 1 km dari perbatasan kabupaten Bandung Barat, bisa melambung hingga angka 300-juta(an) dengan cicilan selama 15 tahun. Ampun kk, apalagi fasilitas di sekitarnya masih jauh dari layak. Minimarket, mesin tarik tunai, dan util-util sebagainya masih sulit dijumpai dari tempat hunian.

Banyak yang bertanya kepada saya, kenapa?
Yang hanya saya jawab pongah bahwa tersebut keinginan mencari suasana baru, ingin menjauhkan kenangan yang menari, dan lain-lainnya. Meski dalam hati, saya tersenyum sinis, bahwa ini lah yang saya mampu berikan. Sebuah mungil di pinggiran tebing Sariwangi. Masih hanya bisa dijangkau dengan ojek, halaman depan masih asri dihiasi nuansa jangkrik dan kunang-kunang. Juga masih seadanya tanpa dihiasi pernak-pernik yang harganya juga melejit. Atuhlah, jadi pelaut juga penghasilannya masih pasang-surut. Hauhauhau~ *garuk tembok

Anyway, saya yakin dua-tiga tahun ke depan lokasi ini akan ramai. Terbayang nyata di imajinasi, seiring dengan pertumbuhan rumah-rumah lainnya yang kini masih berupa fondasi. Akan memadat dengan fasilitasnya yang lengkap. Amin.

Yah, semoga. Target-target ini akan tercapai sebelum saya menginjak usia perak.. yang kata orang pamali jika belum berkeluarga. Hish.

Menikah.
Masih tabu.
Masih malu-malu bahkan jika hanya dibisikkan di telepon.



♪ Dodoli-dodolipret.. sepatu baru
Widya kaya' kampret, kentutnya bau..

Makan ayam Mbok Berek.. dan daging lembu
Widya hidungnya pesek, pipinya kembu~ 

[Lies K: Dodolipret]

Friday, July 5, 2013

Semesta


Malam itu aku terisak. Tersedu, meraung, berada dalam kondisi memerahkan mata, hidung, pipi, hingga seluruh wajah. Dua jam, dan selama itu kamu disana, tanpa peduli telinga yang mungkin telah panas juga berdenging, mendengarkan kumpulan nada sumbang. Di tengah gerimis, di sela lautan ramai dan berangin, kamu tak bergeming.

"Ingin menghilang..." |
"Sabar ya, sebentar lagi, gak akan jauh-jauh." |
"Bukan itu." |
"Hmmm. Jangan. Nanti aku sama siapa?"

Lalu kamu kirimkan seorang berbaju biru.
Sedang tersenyum manis, dengan satu mata mengedip menggoda. Genit.

"Ganteng sekali, ..."
Aku tertawa sengau, dan berhenti menangis.
Dangkal.

Friday, June 28, 2013

Calon


Secara random menemukan sebuah halaman milik entah siapa, dan tiba-tiba saya merasa ini romantis. Menguraikan kata-kata semacam itu sebagai ungkapan hati tanpa ingin dibaca dengan orang yang dimaksud, menurut saya ini sungguhan romantis. Jika benaran tanpa dibuat-buat, sungguh terlalu.



"Till the day i start to lose my teeth...
Till the day i start growing grey hair...
Till the day i close my eyes for end..."

Ah K, kamu kenapa gak ada sinyal? :((((((((


Monday, June 24, 2013

Perapian


Jemarimu biru.
Seperti kebas, nampak beku.

Mari, kita merapat menuju perapian.
Dengan lidah api yang merah menyala.
Menjilat bunga-bunga es yang nakal mendinginkanmu.

Sudah kututup jendela hangat yang berlukiskan badai besar.
Tirai ungu besar itu, mampu menyelamatkan kita.
Dari malam-malam yang jahat, semoga.

Ah, jangan khawatir.. sayang.
Sebentar lagi pagi datang.

Lagi, mencari jari-jarimu di sela tidur.
Menepis halusinasi kau ada dalam jarak terdekat.

Sunday, June 23, 2013

Selaput



Bagiku, pulang kini cenderung lebih sederhana,
sesederhana bahagia.

Semalam dia datang, menengokku yang berhari terakhir sedang sakit-sakitan, yang digabung penyakit malarindu menjadi manja luar biasa. Dengan setelan santai yang dia senangi dan tanpa membawa perlengkapan apa-apa. Dia hadir, lebih memesona dari gambar-gambar yang rutin dia kirimkan sepanjang hari. Lebih wangi dari aroma yang teringat. Dengan kumis dan jambang yang sengaja dicukur sebelum bertemu dengan alasan karena aku suka, he looks so adorable.

Aku memang tak banyak membicarakan dia kini, meski dulu iya. Mungkin karena aku akan malas menanggapi daun-daun yang berbisik menggurui. Atau sekedar rasa ingin tahu untuk memuaskan mereka. Atau mungkin, aku hanya tidak ingin membagi tentang dia pada siapa-siapa. Aku hanya ingin dunia cukup bungkam tentang kehidupanku yang semakin terasing dengan dunia luar.

Orang bilang, ingatan itu menipu. Sehingga ketika ada orang asing yang bertanya, aku malas mengingat-ngingat siapa dia, pribadi seperti apa, informasi mana yang perlu aku pilah dan cukup mereka ketahui saja atau boleh mereka sebarkan pada yang lain melebihi kecepatan suara. Memang ada gunanya, aku mendeklarasikan tentangku sesuai perkembangan terbaru? Ah, paling kalian hanya berkata "Bentar lagi juga ganti ya?" atau "Wah mana lagi yang jadi korban?" dan pertanyaan basa-basi lainnya untuk menambah justifikasi seenak pikiran kalian. Jadi, saya merasa tidak memiliki urgensi untuk bercerita pada siapapun, terkecuali bagi mereka yang benar peduli. Toh, dewasa ini, sulit membedakan mana yang benar peduli atau hanya ingin tahu. Kepercayaan itu semu rupanya, memang rukun mengenai itu hanya boleh ada lima, dan tidak diperkenankan lebih.

Dan pagi ini keberisikan itu datang lagi. Meski tanpa makian, tanpa ancaman, tanpa kata-kata yang meresahkan hati. Wanita ini... ah aku bingung bagaimana menjelaskannya. Karena tidak terdefinisi. Wanita ini tidak terdefinisi. Lah, apa yang bisa ku paparkan, dari seorang yang sekali waktu manis, bertutur kata baik, mendoakan yang indah-indah, tapi di lain waktu bisa menyebut kau apa saja, kau dalam dunianya menjadi peran yang paling jahat sedunia, lalu berkata akan membunuh Ibuku bila tetap bersama dia? Wanita ini tak terdefinisi, itu sudah.

Lalu, Bumi bagiku kini rumit. Penuh warna abstrak. Penuh ornamen tak berbentuk yang dibayangi selaput lengket yang kusut. Aku tak bisa kemana-mana, Aku seperti, bergerilya memerangi sesuatu yang tak kunjung juga terlihat solusinya. Aku bahkan mulai merasa sedikit gila. Untuk maju, terduduk, minum, berlari, jatuh, minum, terduduk, menangis, bangun, merangkak, berguling, terbaring, minum, berdiri, lalu berputar hingga pusing. Kemudian kelaparan.

Mungkin, kenyamanan dahsyat itu, yang membuatku lemah.

Friday, June 21, 2013

Ganjen


Salah satu korban ke-gaje-an saya akibat 51 hari menganggur di darat~
Oh Tuhaaaan! :))

*Kakong Ganjen*

Friday, June 7, 2013

Patience


Beberapa lama ini memang saya sedang mengasingkan diri. Sedang sibuk mengurusi masalah sendiri, menata dan membangun hal-hal pribadi, dan secara sengaja tidak bersosialisasi. Bahkan untuk sekedar bertanya kabar dan mengajak bercengkrama pun enggan.

Ada yang berkata karena saya sudah merasa sempurna, sudah memiliki tempat pulang. Karena keberadaan kakak lelaki manis kehitaman yang penuh kontroversial sehingga memberikan sensasi kejutan listrik, wahana fantasi, dari mulai yang bahagia-bahagia nya hingga seram-seramnya. Saya entah memiliki lawan yang berwujud apa, yang pasti ialah spesies sakit jiwa yang bahkan berani membawa-bawa nyawa manusia.

Berkali saya tergugu, merenung. Mengingat Ibu, Ibu, Ibu. Untuk menegang dan waspada melihat aksi-aksi sekecil apapun. Tolong, jika memang jalannya, biarkanlah semesta yang mengambil alih. Agar tidak ada yang bisa mencampuri tangan Tuhan.

Saya, hanya sedang mencoba berdamai dengan dunia.
Please, God. Just let it be.




♪ Just hold me close
Inside your arms tonight
Don't be too hard on my emotions

'Cause I need time
My heart is numb, has no feeling
So while I'm still healing
Just try and have a little patience  ♪

[Take That: Patience]

Monday, May 20, 2013

Melodrama


Sebuah momen unik terjadi pada senin petang di sebuah warung kopi, yang biasanya banyak orang bercengkrama, berbicara bisnis, atau bahkan tempat bertemu bapak berumur dengan anak semalam nya.

Sebuah bisik sengit terjadi di depan saya, yang diakhiri dengan adegan menggebrak meja, meretakkan tatakan keramik, lalu gelasnya dilempar penuh emosi hingga lantai. Saya terpana sesaat, lalu menguasai diri hingga tersenyum konyol. Adegan sinetron apalagi ini?

Nak, berhentilah mendekati masalah. Apalagi terlibat di dalamnya. *terbahak hingga menangis

Tuesday, May 7, 2013

Another Paradise: Kep. Raja Ampat


Siang itu, saya dan empat orang Abang-abang geje yang hampir semuanya bujang *****, memutuskan mengambil kesempatan curi-curi dan sedikit tipu-tipu untuk bertualang ke salah satu destinasi impian yang.. katakanlah, bahkan menyangka harapan saya akan terkabul pun sedikit sekali. Hihi.

Pasalnya, kebetulan sekali, proyek kali ini berlokasi di Salawati, Papua Barat. Yang hanya berjarak sejengkal saja dari Blok Raja Ampat (Fyi, Pulau Salawati dibagi menjadi dua, yang mengandung minyak ditarik menjadi bagian Kota Sorong, sementara sisanya dimasukkan dalam gugusan Kabupaten Raja Ampat). Yang hanya berjarak dua jam perjalanan Sorong-Waisai menggunakan kapal penumpang seharga Rp 120.000,-

Pertama kali menginjakkan kaki disana, di Waisai (Ibu Kabupaten Kep. Raja Ampat), saya sungguhan speechless. Kondisi lokal disana sungguh jauh dari kemegahan dan kemewahan yang ditayangkan di televisi maupun liputan travelling. Resort, Cottage, maupun pelayanan boat mewah hanyalah segelintir yang diletakkan di beberapa penjuru yang bisa dinikmati dalam bentuk paket bagi turis yang berdompet tebal. Pfffft. Selamat datang di Bumi Cendrawasih.

Dari segi fasilitas yang bisa dirasakan umum masih jauh dari terkoordinir, masih jauh dari pengelolaan ideal bagi kekayaan alam secantik itu. Sangat disayangkan. Pemilik salah satu rumah hotel yang kami inapi (yang Ibu-ibu penjaganya mata duitan, nasi telor kecap sama harganya seperti ayam bakar porsi jumbo + nasi mentung + tahu + sambal mantap + es jeruk --"), mengaku kewalahan mengejar berita mengenai kepulauan mereka yang dipublikasikan ke publik. "Terlalu tinggi, di ulangtahun yang ke-10 ini, kami merasa jatuh-bangun mengejar image yang digemborkan televisi", ungkapnya.

Kepulauan Raja Ampat, yang dari ratusan pulau hanya beberapa pulau yang berpenghuni, yang jarak antara satu dengan yang lainnya hanya bisa dijangkau dengan boat bermuatan solar yang berharga sangat mahal (kalau tidak salah 1 drum solar isi 200 liter bisa mencapai angka 3juta~). See, itulah mengapa wisata disana sangat menguras lembaran rupiah. :((

Dan dengan pengetahuan lokasi-lokasi tujuan yang minim, dan budget yang seadanya, akhirnya paket yang kami ambil hanyalah paket 7 spot snorkeling satu hari penuh (3,5juta/boat) di hari pertama dan paket Wayag (Ikon Raja Ampat) di hari kedua (5,4juta, seri paling murah karena pakai perahu abal-abal dari dinas pariwisata).

Bagi saya pribadi, perjalanan kali ini seperti menemukan keindahan yang tak terduga bisa ditemukan di kawasan pesisir dan perairan. Distraksi rupanya tidak hanya bisa ditemukan di puncak-puncak gunung, tapi juga di lembah-lembah lautan. Kawan, dunia bawah laut sana sungguh begitu mendebarkan hati.

Meski setelahnya saya harus mengirit menghemat sebulan penuh, dan sepulang darisana mendapat kabar mengejutkan bahwa selama saya berlibur kakak lelaki kehitaman manis nyebelin saya rupanya sedang sakit parah, tapi.. ribuan imaji yang terekam jauh menembus otak, ribuan keindahan memesona yang meresap jauh ke dalam hati, sungguh menjadi suatu harta yang bisa saya rasakan hingga detik ini. Terimakasih, atas kesempatan yang Kau berikan, mengecap besarnya semesta-Mu. :)


Waiwo
Pasir Timbul Bianci

Mangkur Kodong

Sail to Wayag


Wayag

 

  
Pasukan Sakit Jiwa

BROCHURES:





 PS:
Siapa yang takkan iri? Hihi~
*edisi sombong & congkak :))

Dokumentasi:
https://www.facebook.com/vidiachandradewi/media_set?set=a.10200908652506005.1073741828.1456038140&type=3

Situs:
http://www.gorajaampat.com/
http://www.xray-mag.com/pdfs/xray06/X-Ray6_Adobe6.pdf
 

Blog Template by BloggerCandy.com